Jakarta, ICMES. Gerakan perlawanan Islam Lebanon, Hizbullah, telah mengonfirmasi kesyahidan kepala Dewan Eksekutifnya, Sayyed Hashem Safiyuddin (Safieddine).
Pusat Komando Perlawanan Islam Hizbullah di Lebanon merilis ringkasan operasi lapangan yang mengkonfirmasi bahwa kerugian di pihak Israel mencapai puluhan tentara tewas dan ratusan tentara terluka.
Otoritas Penyiaran Israel menyatakan bahwa Israel dalam waktu dekat ini akan menyerang Iran, “meskipun ada tekanan Amerika untuk mengurangi serangan itu”.
Berita selengkapnya:
Hizbullah Konfirmasi Kesyahidan Sayid Safiyuddin, Ini Dia Profilnya
Gerakan perlawanan Islam Lebanon, Hizbullah, telah mengonfirmasi kesyahidan kepala Dewan Eksekutifnya, Sayyed Hashem Safiyuddin (Safieddine).
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada hari Rabu (23/10), Hizbullah menyatakan Sayid Safiyuddin gugur dalam “serangan udara brutal dan agresif Zionis.”
Safiyuddin semula diperkirakan oleh banyak orang akan terpilih menjadi sekjen Hizbullah sepeninggal Sayid Hassan Nasrallah, yang gugur dalam serangan udara Israel di Beirut selatan pada tanggal 27 September.
“Sayid Hashem kini telah bergabung dengan saudaranya, syahid kami yang paling dihormati dan dicintai, Sekjen Hizbullah, Yang Mulia Sayid Hassan Nasrallah,” bunyi pernyataan tersebut.
“Ia adalah saudaranya, tangan kanannya, pembawa panjinya, orang kepercayaannya di masa sulit, dan teman yang dapat diandalkannya selama masa sulit,” tambahnya.
Hizbullah mengatakan Safiyuddin telah mengabdikan hidupnya di Hizbullah dan Perlawanan Islam serta masyarakatnya. Selama bertahun-tahun, dia secara bertanggung jawab dan terampil mengelola Dewan Eksekutif dan berbagai lembaga serta unitnya di berbagai bidang perlawanan.
Hizbullah menyatakan pihak berjanji “kepada syahid besar kami dan syuhada lainnya untuk melanjutkan jalan perlawanan dan jihad hingga tujuan kebebasan dan kemenangan tercapai.”
Pernyataan Hizbullah tidak menjelaskan waktu dan tempat keterbunuhan Safiyuddin. Namun rezim Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa mereka membunuh tokoh senior Hizbullah itu dalam sebuah serangan udara di pinggiran selatan Beirut tiga minggu lalu.
Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, dalam sebuah statemennya menyatakan belasungkawa atas gugurnya Sayid Safiyuddin “dalam perjalanan menuju pembebasan Al-Quds”.
“Brigade Al-Qassam memuji peran sang syahid, Hashem Safiyuddin, dalam mendukung rakyat Palestina dan perlawanan mereka. Dia juga dikenang atas kontribusinya yang besar dalam membangun dan memperkuat garis depan perlawanan terhadap pendudukan Zionis selama bertahun-tahun,” bunyi statemen itu.
Sayid Safiyuddin yang gugur pada usia 60 tahun adalah sosok agamawan yang telah menyelesaikan studi agamanya di kota Qom, Iran. Putranya menikah dengan Zainab Soleimani, putri mantan komandan Pasukan Quds Qassem Soleimani, yang gugur dalam serangan AS di Bagdad pada tahun 2020. Saudaranya, Abdullah, bertanggung jawab atas kantor Hizbullah di Iran.
Sayid Safiyuddin adalah salah satu anggota pendiri Hizbullah pada tahun 1982, dan memimpin Dewan Eksekutif sejak tahun 1994.
Dia telah dijatuhi sanksi oleh Kementerian Keuangan AS sejak 2017, seperti banyak pemimpin Hizbullah lainnya, yang tercantum dalam daftar hitam AS. Dia juga terdaftar dalam daftar hitam Arab Saudi.
Selama tiga dekade, dia menangani banyak urusan sensitif sehari-hari di partai, mulai dari mengelola institusi hingga mengelola uang dan investasi di dalam dan luar negeri, dan menyerahkan urusan strategis ke tangan Sayid Nasrallah.
Sebagaimana Sayid Nasrallah, Sayid Safiyuddin merupakan figur yang kharismatik, popular, orator dan memiliki tekad yang bulat dalam perjuangan melawan Israel.
Dalam pidato yang disampaikannya pada tanggal 13 Juli 2024, Sayid Safiyuddin berkata, “Jika misi kami, seperti sekarang ini, berada di (Lebanon) selatan melawan musuh dan mempersembahkan para syuhada kami, maka kami siap mengorbankan segalanya , dan kami yakin bahwa Allah akan memberi kami kemenangan seperti yang kami lakukan pada tahun 2006.”
Dalam pidatonya yang lain pada tanggal 18 di bulan yang sama, dia menekankan bahwa “Lebanon siap berperang melawan musuh Israel tanpa batasan.”
Selama beberapa waktu terakhir, dia juga berulang kali menekankan apa yang telah diumumkan sebelumnya oleh Sayid Nasrallah bahwa Hizbullah tidak akan berhenti mendukung para pejuang Gaza sampai rezim pendudukan menghentikan agresinya terhadap Jalur Gaza. (presstv/raialyoum/alalam)
Hizbullah: 70 Tentara Israel Tewas dan 600 Lainnya Terluka dalam Perang di Lebanon Selatan
Pusat Komando Perlawanan Islam Hizbullah di Lebanon merilis ringkasan operasi lapangan yang mengkonfirmasi bahwa kerugian di pihak Israel mencapai puluhan tentara tewas dan ratusan tentara terluka.
Total kerugian Israel, menurut pantauan Hizbullah, berjumlah lebih dari 70 orang tewas dan lebih dari 600 orang luka-luka, termasuk beberapa perwira Israel, dalam pertempuran di Lebanon selatan.
Hizbullah juga mengaku telah menghancurkan 28 tank Merkava, 4 buldoser militer, sebuah kendaraan lapis baja, dan satu unit kendaraan pengangkut personel. Hizbullah juga menyatakan telah menembak jatuh tiga drone Israel tipe Hormuz 450 dan satu drone Hormuz 900.
Hizbullah menyatakan bahwa catatan itu tidak mencakup kerugian Israel di pangkalan militer, lokasi dan barak di bagian utara wilayah pendudukan Palestina.
Sementara itu, sumber Israel mengakui bahwa 4 tentara tewas dan 15 orang terluka dalam ledakan ranjau darat di Lebanon selatan pada hari Rabu (23/10).
Hizbullah menyatakan pihaknya terlibat kontak senjata menggunakan senapan mesin dan rudal melawan pasukan Israel yang berusaha menyusup ke wilayah Lebanon pada hari Rabu, sebulan setelah perang antara kedua belah pihak meluas.
Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah menjelaskan, “Selama upaya pasukan infanteri musuh Israel untuk menyusup ke wilayah Lebanon dari pinggiran timur kota Aitaroun, Mujahidin Perlawanan Islam menghadapinya dan terlibat kontak senjata dengan menggunakan senapan mesin dan rudal hingga memaksa musuh mundur ke belakang perbatasan.” (alalam/raialyoum)
Israel Dilaporkan Sudah Mendekati Serangan terhadap Iran
Otoritas Penyiaran Israel pada Rabu malam (23/10) menyatakan bahwa Israel dalam waktu dekat ini akan menyerang Iran, “meskipun ada tekanan Amerika untuk mengurangi serangan itu”.
Otoritas itu menyatakan: “Kita sedang menyaksikan salah satu masa paling tegang dan kompleks dalam sejarah Israel, dalam persiapan untuk kemungkinan serangan terhadap Iran sebagai tanggapan atas serangan rudal Iran terhadap Israel.”
Pada awal Oktober, Israel mengumumkan bahwa Iran telah menembakkan lebih dari 180 rudal ke wilayah pendudukan Palestina. Iran menyatakan serangan itu merupakan balasan atas serangan Israel yang menggugurkan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh, Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah, dan seorang komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Abbas Nilforoushan.
Tentara Israel mengakui bahwa serangan rudal Iran menyebabkan kerusakan pada pangkalan udaranya.
Otoritas Penyiaran Israel menambahkan,“Israel akan melancarkan serangan di Iran, sebagaimana dikonfirmasi kepada kami oleh pejabat Israel (yang tidak disebutkan namanya). Hal ini terjadi meskipun ada tekanan Amerika terhadap Israel, yang fokus pada mitigasi serangan itu. Di Amerika Serikat, mereka menyadari bahwa serangan Israel terhadap Iran pasti akan terjadi, namun tekanan Amerika terfokus pada sifat responsnya.” (raialyoum)