Jakarta, ICMES. . Pasukan Iran menghancurkan target-target di ketinggian optimal dan menengah dengan menggunakan sistem pertahanan udara “3 Khordad†dan “15 Khordad†buatan dalam negeri.
Angkatan Udara Rusia telah melancarkan babak baru serangan udara di barat laut Suriah di mana beberapa jet tempur mereka menggempur posisi-posisi kawanan teroris Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS) alias Jabhat al-Nusra dan sekutunya.
Sebuah pesawat Israel dilaporkan telah mendarat di Khartoum, ibu kota Sudan, sebagai bagian dari komunikasi yang sedang berlangsung untuk normalisasi hubungan antara Israel dan Sudan.
Pemerintah Turki memastikan pihaknya tak akan ragu mengirim pasukan ke kawasan kanflik Nagorno-Karabakh jika ada permintaan dari pemerintah Azerbaijan.
Berita Selengkapnya:
Pasukan Iran Hancurkan Target Agresif  dengan Sistem Pertahanan Udara Buatan Lokal
Angkatan Bersenjata Iran dan pasukan elit negara ini, Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), telah menghancurkan target-target di ketinggian optimal dan menengah dengan menggunakan sistem pertahanan udara “3 Khordad†dan “15 Khordad†buatan dalam negeri dalam sebuah latihan tempur udara gabungan yang dimulai pada hari Rabu (21/10/2020).
Sistem 3 Khordad  milik Pasukan Dirgantara IRGC dan sistem 15 Khordad milik Angkatan Bersenjata berhasil menghancurkan target agresif dalam manuver bersandi “Pembela Langit Velayat-99â€.
Dalam simulasi perang, drone yang diperagakan sebagai milik musuh mencoba mengganggu fungsi radar pertahanan udara dengan melakukan jamming untuk menguji ketahanan dan kemampuan radar itu melanjutkan operasi dalam kondisi perangan elektronik.
Pada bagian lain, operasi jamming elektronik terhadap drone musuh untuk mencegahnya terbang di atas zona latihan juga berjalan sukses.
Pada Juni 2019 Iran meluncurkan sistem 15 Khordad yang dilengkapi dengan sistem radar array bertahap untuk mendeteksi jet tempur, target siluman, dan rudal jelajah.
Sistem pertahanan rudal itu diresmikan dalam sebuah upacara yang diikuti oleh Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Amir Hatami dan Komandan Pangkalan Pertahanan Udara Khatam Al-Anbiya Angkatan Bersenjata Iran Brigjen Alireza Sabahi Fard di Teheran.
Mengenai fitur dan kemampuan sistem pertahanan udara itu, Hatami menjelaskan bahwa sistem itu dapat melacak berbagai target, termasuk jet tempur dan drone, pada jarak 150 km dan mencegatnya pada jarak 120 km.
“Ia juga dapat melacak target siluman pada jarak 85 km, dan menghancurkannya pada jarak 45 km,” lanjutnya.
Hatami mengatakan bahwa sistem pertahanan rudal itu dapat melacak, menyerang, dan menghancurkan enam target secara bersamaan, bermobilitas tinggi, dan dapat segera dioperasikan dalam tempo kurang dari 5 menit.
Latihan perang tersebut berlangsung di kawasan yang mencakup lebih dari separuh wilayah negara republik Islam ini.
Komandan unit Pertahanan Udara Khatam al-Anbia Brigjen Ghadir Rahimzadeh menyatakan bahwa manuver itu dilakukan dengan simulasi semirip mungkin dengan operasi militer yang sebenarnya, merespon apa yang disebutnya sebagai ancaman musuh, dan mencerminkan kekompakan dan keharmonisan Angkatan Bersenjata dan IRGC. (fna)
Pasukan Turki Keluar, Jet Tempur Rusia Lancarkan Serangan Sengit Terhadap Militan di Suriah
Angkatan Udara Rusia telah melancarkan babak baru serangan udara di barat laut Suriah di mana beberapa jet tempur mereka menggempur posisi-posisi kawanan teroris Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS) alias Jabhat al-Nusra dan sekutunya.
Sumber lapangan di Provinsi Latakia melaporkan bahwa Angkatan Udara Rusia melakukan beberapa serangan udara di angkasa Provinsi Idlib ke sejumlah posisi militan di wilayah Jabal Al-Zawiya, Rabu (21/10/2020).
Operasi militer terbaru Angkatan Udara Rusia ini terjadi hanya sehari setelah mereka melancarkan serangan besar-besaran di wilayah Jabal Al-Zawiya.
Pada Selasa lalu Angkatan Udara Rusia juga menggempur posisi-posisi kawanan bersenjata di Jabal Al-Zawiya setelah pesawat pengintai mereka memantau beberapa kendaraan milik HTS bergerak menuju front depan di selatan Idlib.
Bersamaan dengan serangan Angkatan Udara Rusia terhadap pertahanan militan pada hari Selasa, militer Turki terlihat menarik diri dari pos pantau di daerah Morek, yang merupakan pos terbesarnya di Provinsi Hama.
Militer Turki juga mundur dari tiga titik lokasi lain sehingga mengakhiri keberadaan mereka selama ini di wilayah utara Provinsi Hama. (amn)
Pesawat Israel Dikabarkan Telah Mendarat di Sudan
Sebuah pesawat Israel dilaporkan telah mendarat di Khartoum, ibu kota Sudan, sebagai bagian dari komunikasi yang sedang berlangsung untuk normalisasi hubungan antara Israel dan Sudan.
Situs Walla yang berbasis di Israel, Rabu malam (21/10/2020), melaporkan bahwa sebuah jet pribadi telah lepas landas dalam penerbangan langsung menuju Khartoum pada Rabu pagi.
Situs itu menyebutkan bahwa peristiwa ini dilatarbelakangi oleh kontak yang sedang berlangsung dengan mediasi AS untuk merumuskan kesepakatan normalisasi hubungan antara Tel Aviv dan Khartoum.
Walla tidak menyebutkan siapa yang berada di dalam pesawat yang disebutnya sedang dalam perjalanan kembali ke Israel.
Belum ada komentar dari pihak Khartoum mengenai laporan media Israel tersebut.
Organisasi penyiaran resmi Israel pada Senin lalu mengutip keterangan para pejabat anonim Israel bahwa deklarasi resmi mengenai penjalinan hubungan antara Tel Aviv dan Khartoum diperkirakan akan dirilis  dalam beberapa hari ke depan.
Menteri Kerjasama Regional Israel Ofir Akunis berharap AS akan mengumumkan perjanjian lain untuk penjalinan hubungan Israel dengan negara Arab atau Islam sebelum pemilu presiden AS. (raialyoum)
Turki Pastikan Siap Kirim Pasukan ke Karabakh
Pemerintah Turki memastikan pihaknya tak akan ragu mengirim pasukan ke kawasan kanflik Nagorno-Karabakh jika ada permintaan dari pemerintah Azerbaijan.
Kepastian itu ditegaskan oleh Wakil Presiden Turki Fuat Oktay dalam wawancara dengan CNN Turk, Rabu (21/10/2020), sembari menyebutkan bahwa sejauh ini Ankara belum menerima permintaan dari Baku terkait dengan perang antara Azerbaijan dan Armenia tersebut.
Oktay kemudian menuding para pemimpin kelompok Minsk dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa, Rusia, Amerika Serikat, dan Prancis, malah berusaha merawat konflik Nagorno- Karabakh dan memberikan dukungan politik dan militer kepada Armenia.
Di pihak lain, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis dalam pertemuan puncak dengan para pemimpin Siprus dan Mesir di Nicosia itu, Rabu, menyebut Turki memiliki “ilusi imperialis” di Mediterania timur.
Mitsotakis menyerukan dialog Uni Eropa, Rusia dan Amerika Serikat, dan menuding Turki menggunakan “retorika ekstremis”, melakukan tindakan sepihak, dan mengabaikan tatanan internasional.
Pemimpin Yunani itu juga mengatakan bahwa Turki terbawa “ilusi imperialistik disertai dengan tindakan agresif dari Suriah ke Libya, dari Somalia ke Siprus, dan dari Laut Aegea ke Kaukasus.”
Dalam pertemuan puncak segi tiga itu Mitsotakis serta Presiden Siprus Nikos Anastasiades dan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi juga mengecam perilaku Turki di Varosha yang mereka nilai melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. (raialyoum)