Rangkuman Berita Utama Timteng  Kamis 21 November  2024

Jakarta, ICMES. Sekjen Hizbullah, Syeikh Naim Qassem, menyatakan pihaknya telah menanggapi gagasan AS mengenai penghentian agresi Israel terhadap Lebanon, dan memastikan Hizbullah tak mungkin dapat didekte oleh Rezim Zionis Israel.

Lima tentara dari Unit Maglan, sebuah pasukan elit di tentara pendudukan Israel, tewas dan beberapa lainnya lainnya terluka parah disergap oleh para pejuang Hizbullah di Lebanon selatan.

Berita selengkapnya:

Sekjen Hizbullah: Kami Sudah Menanggapi Usulan AS, dan Tak Bisa Didekte oleh Israel

Sekjen Hizbullah, Syeikh Naim Qassem, menyatakan pihaknya telah menanggapi gagasan AS mengenai penghentian agresi Israel terhadap Lebanon, dan memastikan Hizbullah tak mungkin dapat didekte oleh Rezim Zionis Israel.

“Kami telah menyampaikan pertimbangan kami terhadap usulan AS mengenai gencatan senjata, dan permasalahannya sekarang bergantung pada tanggapan Israel dan keseriusan Netanyahu,” ujarnya dalam pernyataan yang disiarkan di televisi, Rabu (20/11).

Mengenai isi pertimbangan itu, dia mengatakan Hizbullah memutuskan “untuk tidak menjelaskan sifat pertimbangan itu kepada media,” dan “melalui perjanjian, Israel tidak akan pernah dapat meraih apa yang tak dapat diperolehnya di medan perang. ”

Syeikh Qassem memastikan Hizbullah telah pulih, tak akan bisa dikalahkan oleh Israel, dan karena itu perlawanan akan terus berlanjut, terlepas dari soal berhasil atau tidaknya negosiasi dengan Israel.

Dia menyebutkan pihaknya bernegosiasi “di bawah dua atap; satu untuk penghentian agresi secara menyeluruh dan komprehensif , dan kedua adalah demi penjagaan kedaulatan Lebanon, yang berarti bahwa Israel tidak mempunyai hak untuk melanggar, membunuh , atau masuk kapan pun mereka mau dengan berbagai alasan”.

 “Israel tidak mungkin mengalahkan kami, dan memaksakan persyaratannya pada kami,” tegasnya.

Dia menambahkan, “Israel menyerang ibu kota, Beirut, dalam pembunuhan Muhammad Afif, dan harus memperkirakan balasannya akan terjadi di pusat Tel Aviv setelah penargetan Beirut.”

Sekjen Hizbullah juga mengatakan, “Kami sangat ingin memberikan dukungan kepada Gaza, dengan mempertimbangkan keadaan di Lebanon, dan kami menghadapi dua pertempuran; yang pertama untuk mendukung Gaza, dan yang lainnya untuk menghadang agresi Israel terhadap Lebanon.”

Mengenai kondisi Hizbullah, dia menjelaskan, “Hizbullah dapat memulihkan kondisinya setelah menderita berbagai kerugian, dan Menteri Luar Negeri Israel mengubah tujuannya ketika dia mengatakan bahwa tujuannya bukanlah untuk menghancurkan Hizbullah.”

Dia menambahkan, “Kubu resistensi bertempur melawan pasukan pendudukan di manapun pasukan ini maju, dan ada perubahan pada para pejuang hingga ke desa-desa di garis depan, dan mereka memiliki kemampuan untuk meneruskan laju ini untuk jangka waktu lama.”

Dia juga mengatakan, “Tidaklah penting soal tentara Israel dikatakan memasuki ataupun meninggalkan sebuah desa. Yang penting adalah berapa banyak di antara mereka yang terbunuh…. Pasukan pendudukan Israel tidak dapat bercokol atau maju di tanah kami, akan terusir, dan Israel tidak dapat mengalahkan kami dan memaksakan persyaratannya pada kami.”

Syeikh Qassem juga menegaskan, “Kami  dihadapkan pada dua pilihan; melawan atau menyerah. Kami sedang menghadapi monster-monster manusia Israel yang didukung oleh monster-monster manusia AS yang besar, dan kami akan tetap berada di medan laga dan berperang. Kami akan menambah kerugian pada musuh, dan rezim pendudukan Israel tidak akan muncul dan tidak akan dikalahkan kecuali melalui perlawanan.” (raialyoum)

Lima Anggota Pasukan Elit Israel Tewas Disergap Hizbullah

Lima tentara dari Unit Maglan, sebuah pasukan elit di tentara pendudukan Israel, tewas dan beberapa lainnya lainnya terluka parah disergap oleh para pejuang Hizbullah di Lebanon selatan.

Media Israel ada hari Rabu (20/11) melaporkan bahwa lima tentara tewas dan enam lainnya terluka akiban pemboman sebuah gedung yang didatangi sejumlah pasukan pendudukan di Lebanon selatan.

Dikabarkan bahwa pasukan Unit Maglan disergap Hizbullah di Lebanon selatan, dan proses evakuasi diselesaikan dengan susah payah.

Disebutkan pula bahwa Unit Maglan merupakan salah satu unit pengintaian khusus dan rahasia dengan tugas bekerja di belakang “garis musuh” melalui pengintaian, pengumpulan informasi, dan pelaksanaan serangan.

Didirikan pada tahun 1986 sebagai unit elit di tentara Israel,  Unit Maglan semula berafiliasi dengan Divisi Pemadam Kebakaran hingga tahun 2015, dan sekarang menjadi bagian dari Brigade Oz,  Brigade Komando yang paling misterius di antara unit pasukan khusus.

11 tentara Israel  terluka dalam 24 jam terakhir; sementara 21 orang korban luka masih dirawat dengan luka berat, 218 orang luka sedang, dan 17 orang luka ringan.

Menurut data yang diungkapkan oleh tentara pendudukan, 800 perwira dan tentara tewas sejak awal agresi terhadap Gaza dan Lebanon  pada 7 Oktober 2023, termasuk 376 tentara yang terbunuh dalam pertempuran darat di Jalur Gaza yang dimulai pada tanggal 27 di bulan yang sama. Jumlah ini tidak termasuk warga sipil, petugas polisi, dan petugas keamanan Shin Bet yang terbunuh sejak awal agresi.

Pekan lalu, tentara pendudukan Israel mengumumkan tewasnya enam tentaranya dalam pertempuran di Lebanon selatan, dan mereka ternyata berasal dari Brigade Golani, sementara salah satu mantan komandannya mengatakan bahwa mereka menderita kerugian terbesar di Lebanon sejak  didirikan pada tahun 1948.

Pusat Komando Operasi Hizbullah dalam pernyataannya pada Selasa lalu  mengungkapkan rincian penyergapannya terhadap Batalyon 51 Brigade Golani, dan menyebutkan bahwa “apa yang menimpa  Batalyon 51  dari Brigade Golandi di pinggiran Segitiga Ainatha-Maroun Al-Ras – Aitaroun hanyalah permulaan.”

Pernyataan itu menambahkan, “Di antara kami dan Anda masih ada waktu siang, malam, dan medan laga. Seperti yang dikatakan oleh syahid terkemuka kami, Sayid Hassan Nasrallah; Anda akan masuk secara vertikal (berdiri/hidup) dan keluar secara horizontal (roboh/mati).”

Hizbullah pada hari Rabu melancarkan serangan udara dengan satu skuadron pesawat nirawak kamikaze terhadap pangkalan logistik Divisi 146, sebelah timur kota Nahariya, serangan lain terhadap pangkalan Sharaga di utara kota Acre, dan serangan ketiga terhadap pangkalan Ayelet di Galilee Atas.

Mereka juga membom kota Safed, menyerang konsentrasi pasukan pendudukan di pemukiman utara dan di perbatasan selatan Lebanon.

Tentara pendudukan mengakui bahwa 10 tentaranya terluka selama beberapa jam terakhir di front utara dengan Lebanon, dan jumlah korban tewas di pihak Israel bertambah menjadi 30 tentara dan pemukim sejak awal November. (raialyoum)