Rangkuman Berita Utama Timteng Kamis 2 September 2021

pasukan di lembah panjshirJakarta, ICMES. Pertempuran antara pasukan Taliban dan pasukan loyalis pemimpin oposisi atau kelompok resistensi anti-Taliban di Panjshir, Ahmad Massoud, memasuki hari kedua, Rabu (1/8), dan Taliban mengakui telah jatuh korban dari kedua belah pihak.

Kelompok militan Taliban menuding AS sengaja telah menghancurkan berbagai sarana dan properti militer maupun sipil yang ada di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, saat tentara AS menjalani proses penarikan keluar dari Afghanistan.

Kemlu China menyerukan penyelidikan internasional atas kejahatan perang pembunuhan massal yang dilakukan tentara AS dan sekutunya di Afghanistan selama 20 tahun mereka menduduki negara ini.

Tokoh ekstremis Wahhabi Syeikh Ahmed Al-Assir dijatuhi vonis berat berupa hukuman penjara 20 tahun atas segala sepak terjangnya yang dinilai bertujuan menyeret Lebanon kepada perang saudara demi memuluskan ambisi rezim-rezim Arab dan Barat di negara ini.

Berita Selengkapnya:

Taliban Tolak Syarat Ahmad Massoud, Pertempuran di Panjshir Masuki Hari Kedua

Pertempuran antara pasukan Taliban dan pasukan loyalis pemimpin oposisi atau kelompok resistensi anti-Taliban di Panjshir, Ahmad Massoud, memasuki hari kedua, Rabu (1/8), dan Taliban mengakui telah jatuh korban dari kedua belah pihak.

Amir Khan Mottaqi, Kepala Komisi Dakwah dan Bimbingan Taliban, mengatakan bahwa dialog pihaknya dengan kubu Ahmad Massoud membentur jalan buntu dan tak membuahkan hasil apapun.

Sebelumnya, Taliban menyatakan ponalakannya terhadap beberapa tuntutan Ahmad Massoud, pemimpin oposisi Taliban di Panjshir, termasuk diumumkannya Panjshir sebagai kawasan aman dan tak diintervensi oleh Taliban.

Dikutip situs berita Afghanistan, An’amullah Samangani, anggota Komisi Kebudayaan Taliban, mengklaim, “Para anggota Taliban mendapat serangan dari kelompok-kelompok tertentu di Panjshir. Taliban mereaksi serangan itu dan menimpakan kerugian berat pada pihak mereka.”

Daerah pasar tekstil Golbahar sekarang menjadi lokasi pertama kontak senjata antara Taliban dan kubu Ahmad Massoud.

Penduduk setempat mengatakan bahwa kontak senjata dimulai pada Selasa malam pukul 22.00 dan membuat warga terpaksa mengungsi.

“Perang dimulai pada 10 malam dan berlanjut sampai sekarang,” ungkap seorang penduduk.

Di pihak lain, kubu Panjshir mengklaim dapat menghalau serangan Taliban dan menimpakan kerugian pada mereka.

Fahim Dashti, jubir kubu Panjshir mengatakan, “Dalam dua malam dan satu hari lalu musuh melancarkan serangan dari tiga titik pertahanan dari jalur-jalur Andarab, Provinsi Baghlan. Sama sekali tak ada pergerakan maju mereka di semua titik itu. Lebih dari 40 anggota Taliban terbunuh dan lebih dari 30 lainnya luka-luka.”

Taliban membantah pihaknya memulai serangan. Menurut mereka, Taliban hanya merespon serangan dari kubu Panjshir.

Sejauh ini belum ada keterangan lebih jauh mengenai penyebab kegagalan dialog antara kedua pihak. (tasnim)

Parah, Tentara AS Obrak-Obrik Sarana Militer dan Sipil di Bandara Kabul

Kelompok militan Taliban menuding AS sengaja telah menghancurkan berbagai sarana dan properti militer maupun sipil yang ada di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, saat tentara AS menjalani proses penarikan keluar dari Afghanistan.

Anggota senior Taliban Anas Haqqani yang meninjau bandara itu sehari setelah tentara AS selesai ditarik dari Afghanistan mengatakan bahwa AS sengaja telah memusnahkan sarana militer Afghanistan yang mencakup helikopter, kendaraan militer dan berbagai instalasi.

“Bertahun-tahun mereka (AS) menyebut kami sebagai vandalis, tapi sekarang Anda menjadi saksi siapa yang vandalis. Mereka telah menghancurkan aset-aset  nasional kami,” ungkapnya kepada publik Afghanistan.

Seperti diketahui, Sabtu tengah malam lalu pesawat yang mengangkut tentara AS telah melakukan penerbangan terakhirnya untuk meninggalkan Kabul setelah 20 tahun bercokol di Afghanistan.

Beberapa foto dan video yang beredar di medsos memperlihatkan kehancuran puluhan perlengkapan militer berupa mobil, helikopter dan lain-lain serta sarana dan prasarana Bandara Hamid Karzai.

Salah seorang anggota Taliban mengatakan, “Kami sedang berusaha menyiapkan pengoperasian bandara. Ini yang diinginkan oleh semua pemimpin Taliban.”

Selasa malam lalu pasukan Taliban memasuki bandara itu dan mendapatinya mengalami banyak sekali kerusakan. Mereka mengatakan kepada saluran berita Al-Jazeera bahwa militer AS telah sengaja melakukan aksi penghancuran sebelum terbang meninggalkan bandara.

Di pihak lain, Kepala Komando Pusat AS Jenderal Ken McKenzie mengatakan bahwa tentara AS telah memusnahkan secara total sistem pertahanan C-RAM (kontra roket, artileri dan mortir) karena sulit diangkut.

Saluran Al-Jazeera juga meliput langsung berbagai ruangan dan aula Bandara yang porak poranda dan diduga telah diobrak-abrik oleh pasukan AS. Saluran ini memperlihatkan kaca-kaca yang pecah, meja dan kursi yang terjungkir balik, dan sarana-sarana elektronik yang hancur dan berantakan.

Tercatat bahwa sebelum angkat kaki dari Bandara Hamid Karzai tentara AS telah menghancurkan 70 unit kendaraan pengangkut anti ranjau, 27 unit mobil lapis baja Humvee, dan 70 helikopter di bandara tersebut.

Meski demikian, McKenzie masih mencoba berkelit dengan mengatakan, “Kami tidak sepenuhnya melumpuhkan bandara ini.  Beberapa sarana kami biarkan utuh agar bandara ini dapat kembali beroperasi di masa mendatang, dan kamipun siap membantu dalam masalah ini.” (tasnim)

China Serukan Penyelidikan Internasional atas Kejahatan Perang AS di Afghanistan

Kemlu China menyerukan penyelidikan internasional atas kejahatan perang pembunuhan massal yang dilakukan tentara AS dan sekutunya di Afghanistan selama 20 tahun mereka menduduki negara ini.

Dikutip Al-Alam,( Rabu 1/9), Jubir Kemlu China Wang Wenbin kepada surat kabar China Global Times mengatakan , “Tentara AS telah meninggalkan Afghanistan, tapi kejahatan pembantaian warga sipil yang mereka lakukan bersama para sekutunya selama 20 tahun terakhir harus diselidiki secara cermat, dan harus dari soal pembunuhan.”

Kemlu China mencatat sebanyak 47,245 warga sipil terbunuh di Afghanistan sejak dimulainya invasi militer AS ke Afghanistan pada tahun 2001 sampai dengan April 2020.

Pada Maret 2020 Pengadilan Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan sebuah putusan hukum yang memungkinan penyelidikan kejahatan perang di Afghanistan.

AS lantas menentang putusan itu. Presiden AS saat itu, Donald Trump, menandatangani  dekrit yang membolehkan penjatuhan sanksi terhadap ICC, tapi dekrit itu kemudian dicabut oleh pengganti Trump, Joe Biden, pada April lalu. (alalam)

Berupaya Sulut Perang Saudara di Lebanon, Syeikh Wahabi ini Dikenai Hukuman Penjara 20 Tahun

Tokoh ekstremis Wahhabi Syeikh Ahmed Al-Assir dijatuhi vonis berat berupa hukuman penjara 20 tahun atas segala sepak terjangnya yang dinilai bertujuan menyeret Lebanon kepada perang saudara demi memuluskan ambisi rezim-rezim Arab dan Barat di negara ini.

Tak lama setelah krisis Suriah bermula pada tahun 2011, di Sidon, Lebanon, muncul sosok fenomenal bergaun rohaniwan beraliran Salafi/Wahhabi bernama Ahmed Al-Assir dengan pidato-pidato panas, provokatif dan bernuansa sektarian mazhab.

Pria ini sehari-harinya tampil sebagai imam sebuah masjid Salafi Bilal bin Rabah, namun belakangan dikenal sebagai sosok ambisius dan pemuja ketenaran hingga kemudian diburu aparat akibat berbagai ulah provokatifnya.

Pada tahun 2015 dia melakukan penyamaran dan berusaha kabur ke luar negeri melalui Bandara Rafic Hariri di Beirut, tapi berhasil dideteksi dan ditangkap oleh petugas keamanan Lebanon.

Pada tahun 2017 pria yang juga getol menentang perlawanan Hizbullah terhadap Israel ini dijatuhi hukuman mati, namun para pengacaranya mengajukan banding.

Surat kabar Lebanon Al-Akhbar melaporkan bahwa Selasa lalu (31/8) pengadilan militer Lebanon akhirnya menjatuhkan pada Al-Assir vonis hukuman penjara 20 tahun serta denda sebesar 51 juta Pound Lebanon (sekitar Rp 481 juta) dan sanksi sosial berupa pengosilasian dari hak-hak sipil.

Putusan hukum itu dikeluarkan karena dia terbukti terlibat dalam aksi penggerakan pelatihan kelompok-kelompok bersenjata, perakitan bom dan lain-lain, yang antara lain menyebabkan terjadinya gejolak dan kerusuhan di Sidon yang menyebabkan tewasnya beberapa tentara Libanon.( alakhbar)