Rangkuman Berita Utama Timteng Kamis 19 Mei 2022

Jakarta, ICMES. Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah menilai hasil pemilu parlemen terbaru di Lebanon memberi pesan kuat mengenai keteguhan pada resistensi.

Raja Abdullah II dari Yordania menyatakan bahwa Iran dan proksinya sedang mengisi kekosongan yang ditinggalkan Rusia di Suriah selatan, dan memperingatkan bahwa ini dapat menyebabkan masalah di sepanjang perbatasan Yordania.

Seorang pakar politik Amerika Serikat (AS) menilai Teheran sebagai pemenang  dalam konflik Washingon-Teheran yang telah berlangsung lebih dari empat dekade.

Komandan Angkatan Laut Iran Laksamana Muda Shahram Irani, Rabu (18/5), menyatakan bahwa Angkatan Laut Iran berhasil menggagalkan serangan perompak terhadap kapal kargo Iran di Laut Merah setelah terlibat baku tembak.

Berita Selengkapnya:

Sekjen Hizbullah: Hasil Pemilu Tegaskan Keteguhan pada Resistensi

Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah menilai hasil pemilu parlemen terbaru di Lebanon memberi pesan kuat mengenai keteguhan pada resistensi.

Dalam pidatonya pada  Rabu (18/5), Sayid Nasrallah mengatakan bahwa besarnya partisipasi rakyat dalam pemilu dan festival menjelang pemilu serta suara yang diperoleh oleh para kandidat dalam daftar caleg Al-Amal wa Al-Wifa memberikan sebuah pesan jelas dan kuat mengenai keteguhan pada resistensi, senjata resistensi, “perimbangan emas”, negara yang adil, reformasi, perdamaian sipil, serta partisipasi, kerjasama dan prioritas penyelesaian krisis sosial dan ekonomi.

Menurutnya, jumlah suara dan anggota parlemen telah meningkat untuk Hizbullah dan sekutunya meskipun kampanye anti-resistensi yang dimotori oleh Amerika Serikat (AS) sudah berlangsung bertahun-tahun.

Pemimpin Hizbullah lebih lanjut mengatakan bahwa tak seperti diklaim oleh sebagian orang, tidak ada satupun blok di parlemen yang dapat mengklaim mayoritas dalam pemilihan, dan tak ada partai politik jujur yang mengklaim demikian.  Keuntungan tidak memiliki satu partai atau kelompok yang memiliki mayoritas di parlemen ialah semua orang sama-sama bertanggung jawab.

“Kubu resistensi serta para sekutu dan sahabatnya hadir kuat di dewan perwakilan,dan kita ada di depan dewan perwakilan yang terdiri atas blok-blok perlemen dan independen, dan sekarang tak ada tim politik yang memiliki mayoritas parlemen di negara ini,” ujarnya.

Dia menyebutkan bahwa format krisis di Lebanon tidak memungkinkan satu kelompok menyelesaikan krisis sendirian, bahkan jika mereka memiliki mayoritas, yang menyerukan kerja sama antara semua kelompok yang berbeda.

Dia juga membantah kebohongan yang dipromosikan oleh oposisi, termasuk bahwa kubu resistensi berusaha untuk menunda pemilu dan bahwa pemilu dibayangi senjata Hizbullah dan pengaruh Iran.

“Kita melihat kedutaan AS dan daftar pemilih yang dibuat di sana. Kita melihat duta besar Saudi dan kantong uang yang dihabiskan. Apakah ada yang melihat Iran mengganggu dalam pemilihan ini?” katanya.

Nasrallah menyerukan pengubahan undang-undang pemilu saat ini, sebab selama ini beberapa orang bisa meraih kursi parlemen hanya dengan 500 suara sementara yang lain yang mendapatkan ribuan suara malah tidak kursi parlemen.

Dia menambahkan bahwa ada beberapa reformasi yang perlu dilakukan dalam proses pemilu seperti memungkinkan orang di atas usia 18 untuk memilih. Pembagian distrik juga harus diubah dan diganti dengan menjadikan Lebanon sebagai distrik pemilihan tunggal. (alalam/presstv)

Raja Yordania: Iran Mengisi Kekesongan yang Ditinggalkan Tentara Rusia di Suriah

Raja Abdullah II dari Yordania menyatakan bahwa Iran dan proksinya sedang mengisi kekosongan yang ditinggalkan Rusia di Suriah selatan, dan memperingatkan bahwa ini dapat menyebabkan masalah di sepanjang perbatasan Yordania.

Hal itu dia katakan dalam wawancara di Hoover Institution di Universitas Stanford, Amerika Serikat (AS), yang disiarkan pada Rabu (18/5).

Ketika ditanya tentang Iran, dia mengatakan, “Kami ingin semua orang menjadi bagian dari Timur Tengah yang baru dan bergerak maju, tapi kami memiliki tantangan keamanan. Kami melihat serangan perbatasan secara teratur dan kami tahu siapa di balik itu.

Abdullah II menilai kehadiran Rusia di Suriah selatan sebagai “sumber ketenangan”, lalu memperingatkan bahwa Iran dan proksinya mengisi kekosongan yang ditinggalkan Rusia karena Moskow berfokus pada Ukraina.

“Sayangnya kami melihat kemungkinan eskalasi masalah di perbatasan kami,” ujarnya.

Laporan terbaru menyebutkan bahwa Rusia menarik pasukannya di Suriah untuk memperkuat pasukannya di Ukraina, namun laporan ini belum dikonfirmasi secara resmi.

Raja Yordania menambahkan, “Apakah politik, negosiasi yang sedang berlangsung antara Arab Saudi, negara-negara Teluk, AS, menggerakkan Iran ke arah yang lebih positif? Saya harap begitu. Saya tidak melihatnya di lapangan saat ini.”

Dalam wawancara itu dia juga berbicara mengenai perkembangan isu Palestina dan mengatakan bahwa sejauh apapun hubungan yang terjalin antara Israel dan negara-negara Arab, jika masalah Palestina tak terselesaikan, maka akan menjadi ibarat orang yang “menempuh dua langkah maju dan dua langkah mundur”. (raialyoum/jp)

Pakar AS: Iran Menang dalam Konflik dengan AS

Seorang pakar politik Amerika Serikat (AS) menilai Teheran sebagai pemenang  dalam konflik Washingon-Teheran yang telah berlangsung lebih dari empat dekade.

Walid Phares, sarjana AS kelahiran Lebanon dan pakar politik konservatif,  dalam artikelnya di situs berita dan opini konservatif AS Newsmax mengaku telah mempelajari lebih dari 41 tahun perkembangan di Republik Islam Iran dan hubungan internasionalnya.

Phares, yang juga penasihat kebijakan luar negeri Donald Trump dalam kampanye presiden 2016, menyebutkan, “Setelah mempelajari rezim Iran, dari asal-usulnya hingga saat ini, dari revolusi tahun 1979, aliansi dengan Assad, peluncuran Hizbullah, krisis penyanderaan tahun 1980-an, perang proksi dengan Israel, kebangkitan proyek nuklirnya, dan kendali milisi atas empat negara Arab selama dekade terakhir, kesimpulan saya saat ini adalah bahwa penguasa Teheran menang – setidaknya sejauh ini.”

Dia menjelaskan, “Mengikuti garis konfrontasi yang luar biasa selama beberapa dekade dengan AS, Israel dan banyak negara Arab, Teheran mampu bertahan dari Perang Dingin, dunia unipolar tahun 1990-an, era pasca 9/11, Musim Semi Arab, dan waktu setelah penarikan AS dari Afghanistan ke Irak. Ia telah memperkuat kemampuan militer dan intelijennya di dalam negeri, memperluas ekspansi teritorialnya di kawasan itu melalui milisi, dan memperoleh pengaruh signifikan di Barat, berkat daya tarik yang diberikan oleh Kesepakatan Iran.”

Mengenai negosiasi nuklir antara Iran dan kekuatan dunia, termasuk AS dan sekutu Eropanya, Phares mengakui bahwa Washington tidak memenangkan pembicaraan. “Sayangnya, yang terjadi adalah sebaliknya. Republik Islam menggunakan kesepakatan itu untuk tumbuh lebih kuat dan melemahkan kepentingan nyata AS,”ungkapnya. (irna)

Halau Perompak di Laut Merah, AL Iran Tuding AS Bermainkan di Balik Perompakan

Komandan Angkatan Laut Iran Laksamana Muda Shahram Irani, Rabu (18/5), menyatakan bahwa Angkatan Laut Iran berhasil menggagalkan serangan perompak terhadap kapal kargo Iran di Laut Merah setelah terlibat baku tembak.

“Tim pengawal Angkatan Laut bergegas ke daerah itu pagi ini dan bentrok dengan kapal penyerang setelah menerima panggilan darurat untuk bantuan dari kapal Iran yang diserang oleh kapal tak dikenal di Laut Merah,” katanya.

“Setelah kedatangan tim pengawal Angkatan Laut dan baku tembak antara kapal penyerang dan tim pengawal, mereka (bajak laut) memutuskan untuk melarikan diri dari daerah itu,” lanjutnya.

Dia kemudian menyebut-nyebut nama AS dengan mengatakan, “Menyusul adanya Aliansi Angkatan Laut Gabungan AS yang baru dengan sekutunya, kami menyaksikan peningkatan pembajakan di jalur air vital ini.”

Dalam peristiwa serupa pada pekan lalu, Angkatan Laut Iran mengumumkan keberhasilan pasukannya menggagalkan serangan bajak laut terhadap kapal dagang yang berlayar di Teluk Aden yang diserang oleh perompak tak dikenal.

Para perompak kemudian terpaksa melarikan diri setelah baku tembak dengan pasukan armada ke-80 Angkatan Laut Iran.

Kapal dagang itu sekarang berlayar dengan aman ke tujuannya berkat tindakan tepat waktu oleh tim pengawal Angkatan Laut.

Sejalan dengan upaya internasional melawan pembajakan, Angkatan Laut Iran telah melakukan patroli di Teluk Aden sejak November 2008, dan menjaga kontainer pedagang dan kapal tanker minyak yang dimiliki atau disewa oleh Iran atau negara lain.

Selama menjalankan misinya di perairan internasional Angkatan Laut Iran telah berhasil menggagalkan beberapa serangan terhadap tanker Iran maupun negara-negara lain.

Saat ini, armada angkatan laut ke-80 Republik Islam Iran, termasuk kapal perusak Alborz dan kapal pengawal angkatan laut Bushehr, beroperasi di Samudera Hindia dan Teluk Aden untuk konvoi kapal termasuk kapal dagang dan kapal tanker minyak. (presstv)