Jakarta, ICMES. Penjabat Menlu Iran Ali Baqeri Kani dalam pidatonya di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) di New York, AS, Rabu(17/7), menyerukan tindakan tegas dan segera oleh dewan ini untuk menghentikan perang genosida Israel di Jalur Gaza.

Sekjen Hizbullah Lebanon Sayid Hassan Nasrallah dalam pidato yang disampaikan pada momen peringatan Asyura atau kesyahidan Imam Hussein as, cucu Nabi Muhammad saw, Rabu (17/7), memperingatkan Israel ihwal risiko fatal yang akan diterima oleh rezim Zionis ini jika mencoba melakukan invasi darat terhadap Lebanon.
Pelabuhan Eilat di wilayah selatan Palestina pendudukan mengalami “situasi kritis” karena tidak berfungsi selama delapan bulan akibat agresi di Gaza, menurut surat yang dikirim oleh Ketua Dewan Direksi pelabuhan ini dan satu dari pemiliknya, Avi Hormero, kepada Menteri Transportasi Israel, Miri Regev, tempat Hormero meminta bantuan keuangan.
Berita selengkapnya:
Sidang DK PBB, Penjabat Menlu Iran Sampaikan Desakan-Desakan Tegas Soal Gaza
Penjabat Menlu Iran Ali Baqeri Kani dalam pidatonya di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) di New York, AS, Rabu(17/7), menyerukan tindakan tegas dan segera oleh dewan ini untuk menghentikan perang genosida Israel di Jalur Gaza.
Baqeri Kani menyoroti kejahatan Israel di Gaza selama sembilan bulan terakhir berupa pembantaian orang-orang tak berdosa.
“Selama 285 hari terakhir, rezim pendudukan Israel telah melakukan kejahatan internasional yang luas di Gaza. Rezim ini, melalui kampanye kebrutalan dan teror, terus membantai orang-orang yang tak berdosa, yang kebanyakannya adalah perempuan dan anak-anak,” ungkapnya.
Dia menyebutkan ada sekitar 20 orang terbunuh atau terluka setiap jam di Gaza, dengan lebih dari 80% wilayah pemukiman dan seluruh infrastruktur, termasuk rumah sakit, masjid, gereja, pusat pendidikan, dan situs bersejarah, hancur.
Baqeri Kani mengatakan rezim Israel juga melakukan aksi pelaparan penduduk Gaza dengan memblokir jalur bantuan serta menyerang kamp-kamp pengungsi dan menelantarkan penduduk.
“Meskipun ada kecaman global atas genosida dan kejahatan perang yang dilakukan oleh rezim Israel di Gaza dan seruan bulat dan bersatu dari komunitas internasional untuk segera mengakhiri genosida, rezim Zionis terus melakukan kejahatan brutalnya dengan impunitas penuh,” terangnya, merujuk pada penerapan empat resolusi Dewan Keamanan PBB dan tiga tindakan sementara yang diminta oleh Mahkamah Internasional.
Baqeri Kani mengusulkan pengadaan resolusi yang komprehensif dan mengikat secara hukum berdasarkan Bab VII Piagam PBB yang memerintahkan Israel untuk mengakhiri genosida.
Dia mengatakan, “Kami mendesak Dewan Keamanan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna memaksa rezim Israel segera dan tanpa syarat mengakhiri genosida dan agresi terhadap Gaza, menerapkan gencatan senjata permanen di Gaza, dan membuka penyeberangan perbatasan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan yang cepat dan tanpa hambatan.”
Baqeri Kani juga menyerukan tindakan Dewan Keamanan untuk menekan Israel agar “segera, sepenuhnya, dan tanpa syarat menarik pasukan militer dan keamanannya dari Gaza.”
Dia menegaskan bahwa Israel juga harus ditekan oleh Dewan Keamanan agar “mencabut blokade Gaza, menghentikan perpindahan penduduk secara paksa, menghentikan aktivitas pemukiman ilegal, dan memberikan kompensasi penuh dan segera atas semua kerusakan yang ditimbulkan pada masyarakat, infrastruktur, dan kerusakan yang ditimbulkan pada masyarakat daerah permukiman di Gaza.”
Selain itu, lanjutnya, komunitas internasional dan organisasi internasional yang kompeten harus memastikan bahwa semua komandan, pelaku, dan pendukung kejahatan Israel di Gaza dan wilayah Palestina lainnya diadili dan dihukum.
Bageri Kana menegaskan, “Satu-satunya cara untuk memulihkan perdamaian adalah diakhirinya pendudukan, agresi, dan kejahatan rezim ini dengan segera, menyeluruh, dan permanen.”
Dia juga mengatakan, “Dewan Keamanan mempunyai tanggung jawab untuk mencapai tujuan ini, dan, sayangnya, kelambanan dan ketidakmampuan Dewan Keamanan selama hampir 80 tahun terakhir telah semakin menguatkan rezim Israel untuk melakukan lebih banyak kejahatan terhadap rakyat tertindas Palestina.”
Baqeri Kani memperingatkan Israel agar tidak mencoba mengagresi Lebanon, karena hal ini akan menjadi kesalahan perhitungan yang fatal, berbahaya, dan memperburuk instabilitas regional.
“Baru-baru ini, para pemimpin rezim penghasut perang ini berilusi bahwa memperluas perang ke Lebanon dapat menyelamatkan mereka dari kekacauan di Gaza. Ini adalah kesalahan perhitungan yang tidak masuk akal dan berbahaya serta memperburuk situasi yang sudah kacau di wilayah sensitif ini hingga tidak terkendali,” tuturnya.
Diplomat Iran itu menegaskan bahwa setiap serangan terhadap Lebanon akan ditanggapi dengan tanggapan yang “menentukan dan mengecewakan” dari komunitas regional dan global.
“Di ruangan ini dan dari podium ini, saya ingin memberikan peringatan keras terhadap tindakan petualangan apa pun yang dilakukan oleh rezim jahat ini dan konsekuensinya,” tandas Baqeri Kani. (presstv)
Sekjen Hizbullah: Tank Israel Habis Jika Berani Masuk ke Lebanon
Sekjen Hizbullah Lebanon Sayid Hassan Nasrallah dalam pidato yang disampaikan pada momen peringatan Asyura atau kesyahidan Imam Hussein as, cucu Nabi Muhammad saw, Rabu (17/7), memperingatkan Israel ihwal risiko fatal yang akan diterima oleh rezim Zionis ini jika mencoba melakukan invasi darat terhadap Lebanon.
“Jika tank Anda datang ke Lebanon dan Lebanon selatan, Anda tidak akan kekurangan tank, karena Anda tidak akan lagi memiliki tank yang tersisa,” tegasnya kepada Israel.
Hizbullah dan rezim Israel terlibat konfrontasi lintas perbatasan sejak awal Oktober tahun lalu, setelah rezim itu melancarkan perang genosida di Jalur Gaza menyusul operasi Badai al-Aqsa yang dilakukan oleh faksi-faksi pejuang Gaza.
Hizbullah berjanji akan terus melakukan serangan balasan selama Israel masih melanjutkan perangnya di Gaza, yang sejauh ini telah menggugurkan lebih dari 38.700 warga Palestina, sebagian besarnya perempuan dan anak-anak.
Sayid Nasrallah memastikan operasi militer Hizbullah telah menimbulkan banyak korban pada pihak Israel.
“Korban tersebut mencakup 9.254 orang, di antaranya perwira dan tentara, dengan 3.000 orang diamputasi, 650 orang lumpuh, 185 orang buta total, dan ribuan orang menderita trauma psikologis parah,” rincinya.
Dia juga menandaskan, “Front kami di Lebanon akan tetap aktif selama agresi terhadap Gaza, rakyatnya, dan perlawanannya dalam segala bentuk terus berlanjut.”
Sayid Nasrallah memperingatkan bahwa potensi kelanjutan agresi rezim terhadap Gaza akan mendorong kubu resistensi Lebanon untuk mulai menyerang“pemukiman baru Israel yang sebelumnya tidak tersentuh.” (presstv)
Pelabuhan Eilat Israel Delapan Bulan Lumpuh Akibat Serangan Yaman
Pelabuhan Eilat di wilayah selatan Palestina pendudukan mengalami “situasi kritis” karena tidak berfungsi selama delapan bulan akibat agresi di Gaza, menurut surat yang dikirim oleh Ketua Dewan Direksi pelabuhan ini dan satu dari pemiliknya, Avi Hormero, kepada Menteri Transportasi Israel, Miri Regev, tempat Hormero meminta bantuan keuangan.
Administrasi Pelabuhan Eilat mengancam akan memberhentikan 50-60 pegawai di antara 120 pegawai yang bekerja di pelabuhan ini jika bantuan keuangan tidak diberikan oleh pemerintah Israel, karena terjadi gangguan pekerjaan di sana selama delapan bulan setelah dimulainya serangan tentara Yaman terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Disebutkan bahwa pelabuhan Eilat sebelum perang merupakan pelabuhan utama untuk mengimpor mobil ke Palestina pendudukan, karena sekitar 150.000 mobil tiba di sana tahun lalu, namun sejak awal tahun ini tidak ada lagi mobil yang tiba di sana.
Dalam suratnya, Hormero meminta diadakan pertemuan mendesak dengan Regev mengenai situasi pelabuhan
“Pelabuhan Eilat tidak berfungsi selama delapan bulan karena perang dan akibat penutupan Bab al-Mandeb. Saya dan rekanan sebagai pemilik perusahaan menanggung beban pengeluaran yang sangat besar untuk melanjutkan pemeliharaan pelabuhan dan membayar gaji Karyawan selama delapan bulan terakhir,” ungkapnya. (alalam)
Sidang DK PBB, Penjabat Menlu Iran Sampaikan Desakan-Desakan Tegas Soal Gaza
Penjabat Menlu Iran Ali Baqeri Kani dalam pidatonya di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) di New York, AS, Rabu(17/7), menyerukan tindakan tegas dan segera oleh dewan ini untuk menghentikan perang genosida Israel di Jalur Gaza.
Baqeri Kani menyoroti kejahatan Israel di Gaza selama sembilan bulan terakhir berupa pembantaian orang-orang tak berdosa.
“Selama 285 hari terakhir, rezim pendudukan Israel telah melakukan kejahatan internasional yang luas di Gaza. Rezim ini, melalui kampanye kebrutalan dan teror, terus membantai orang-orang yang tak berdosa, yang kebanyakannya adalah perempuan dan anak-anak,” ungkapnya.
Dia menyebutkan ada sekitar 20 orang terbunuh atau terluka setiap jam di Gaza, dengan lebih dari 80% wilayah pemukiman dan seluruh infrastruktur, termasuk rumah sakit, masjid, gereja, pusat pendidikan, dan situs bersejarah, hancur.
Baqeri Kani mengatakan rezim Israel juga melakukan aksi pelaparan penduduk Gaza dengan memblokir jalur bantuan serta menyerang kamp-kamp pengungsi dan menelantarkan penduduk.
“Meskipun ada kecaman global atas genosida dan kejahatan perang yang dilakukan oleh rezim Israel di Gaza dan seruan bulat dan bersatu dari komunitas internasional untuk segera mengakhiri genosida, rezim Zionis terus melakukan kejahatan brutalnya dengan impunitas penuh,” terangnya, merujuk pada penerapan empat resolusi Dewan Keamanan PBB dan tiga tindakan sementara yang diminta oleh Mahkamah Internasional.
Baqeri Kani mengusulkan pengadaan resolusi yang komprehensif dan mengikat secara hukum berdasarkan Bab VII Piagam PBB yang memerintahkan Israel untuk mengakhiri genosida.
Dia mengatakan, “Kami mendesak Dewan Keamanan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna memaksa rezim Israel segera dan tanpa syarat mengakhiri genosida dan agresi terhadap Gaza, menerapkan gencatan senjata permanen di Gaza, dan membuka penyeberangan perbatasan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan yang cepat dan tanpa hambatan.”
Baqeri Kani juga menyerukan tindakan Dewan Keamanan untuk menekan Israel agar “segera, sepenuhnya, dan tanpa syarat menarik pasukan militer dan keamanannya dari Gaza.”
Dia menegaskan bahwa Israel juga harus ditekan oleh Dewan Keamanan agar “mencabut blokade Gaza, menghentikan perpindahan penduduk secara paksa, menghentikan aktivitas pemukiman ilegal, dan memberikan kompensasi penuh dan segera atas semua kerusakan yang ditimbulkan pada masyarakat, infrastruktur, dan kerusakan yang ditimbulkan pada masyarakat daerah permukiman di Gaza.”
Selain itu, lanjutnya, komunitas internasional dan organisasi internasional yang kompeten harus memastikan bahwa semua komandan, pelaku, dan pendukung kejahatan Israel di Gaza dan wilayah Palestina lainnya diadili dan dihukum.
Bageri Kana menegaskan, “Satu-satunya cara untuk memulihkan perdamaian adalah diakhirinya pendudukan, agresi, dan kejahatan rezim ini dengan segera, menyeluruh, dan permanen.”
Dia juga mengatakan, “Dewan Keamanan mempunyai tanggung jawab untuk mencapai tujuan ini, dan, sayangnya, kelambanan dan ketidakmampuan Dewan Keamanan selama hampir 80 tahun terakhir telah semakin menguatkan rezim Israel untuk melakukan lebih banyak kejahatan terhadap rakyat tertindas Palestina.”
Peringatkan Israel Soal Lebanon
Baqeri Kani memperingatkan Israel agar tidak mencoba mengagresi Lebanon, karena hal ini akan menjadi kesalahan perhitungan yang fatal, berbahaya, dan memperburuk instabilitas regional.
“Baru-baru ini, para pemimpin rezim penghasut perang ini berilusi bahwa memperluas perang ke Lebanon dapat menyelamatkan mereka dari kekacauan di Gaza. Ini adalah kesalahan perhitungan yang tidak masuk akal dan berbahaya serta memperburuk situasi yang sudah kacau di wilayah sensitif ini hingga tidak terkendali,” tuturnya.
Diplomat Iran itu menegaskan bahwa setiap serangan terhadap Lebanon akan ditanggapi dengan tanggapan yang “menentukan dan mengecewakan” dari komunitas regional dan global.
“Di ruangan ini dan dari podium ini, saya ingin memberikan peringatan keras terhadap tindakan petualangan apa pun yang dilakukan oleh rezim jahat ini dan konsekuensinya,” tandas Baqeri Kani. (presstv)
Sekjen Hizbullah: Tank Israel Habis Jika Berani Masuk ke Lebanon
Sekjen Hizbullah Lebanon Sayid Hassan Nasrallah dalam pidato yang disampaikan pada momen peringatan Asyura atau kesyahidan Imam Hussein as, cucu Nabi Muhammad saw, Rabu (17/7), memperingatkan Israel ihwal risiko fatal yang akan diterima oleh rezim Zionis ini jika mencoba melakukan invasi darat terhadap Lebanon.
“Jika tank Anda datang ke Lebanon dan Lebanon selatan, Anda tidak akan kekurangan tank, karena Anda tidak akan lagi memiliki tank yang tersisa,” tegasnya kepada Israel.
Hizbullah dan rezim Israel terlibat konfrontasi lintas perbatasan sejak awal Oktober tahun lalu, setelah rezim itu melancarkan perang genosida di Jalur Gaza menyusul operasi Badai al-Aqsa yang dilakukan oleh faksi-faksi pejuang Gaza.
Hizbullah berjanji akan terus melakukan serangan balasan selama Israel masih melanjutkan perangnya di Gaza, yang sejauh ini telah menggugurkan lebih dari 38.700 warga Palestina, sebagian besarnya perempuan dan anak-anak.
Sayid Nasrallah memastikan operasi militer Hizbullah telah menimbulkan banyak korban pada pihak Israel.
“Korban tersebut mencakup 9.254 orang, di antaranya perwira dan tentara, dengan 3.000 orang diamputasi, 650 orang lumpuh, 185 orang buta total, dan ribuan orang menderita trauma psikologis parah,” rincinya.
Dia juga menandaskan, “Front kami di Lebanon akan tetap aktif selama agresi terhadap Gaza, rakyatnya, dan perlawanannya dalam segala bentuk terus berlanjut.”
Sayid Nasrallah memperingatkan bahwa potensi kelanjutan agresi rezim terhadap Gaza akan mendorong kubu resistensi Lebanon untuk mulai menyerang“pemukiman baru Israel yang sebelumnya tidak tersentuh.” (presstv)
Pelabuhan Eilat Israel Delapan Bulan Lumpuh Akibat Serangan Yaman
Pelabuhan Eilat di wilayah selatan Palestina pendudukan mengalami “situasi kritis” karena tidak berfungsi selama delapan bulan akibat agresi di Gaza, menurut surat yang dikirim oleh Ketua Dewan Direksi pelabuhan ini dan satu dari pemiliknya, Avi Hormero, kepada Menteri Transportasi Israel, Miri Regev, tempat Hormero meminta bantuan keuangan.
Administrasi Pelabuhan Eilat mengancam akan memberhentikan 50-60 pegawai di antara 120 pegawai yang bekerja di pelabuhan ini jika bantuan keuangan tidak diberikan oleh pemerintah Israel, karena terjadi gangguan pekerjaan di sana selama delapan bulan setelah dimulainya serangan tentara Yaman terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Disebutkan bahwa pelabuhan Eilat sebelum perang merupakan pelabuhan utama untuk mengimpor mobil ke Palestina pendudukan, karena sekitar 150.000 mobil tiba di sana tahun lalu, namun sejak awal tahun ini tidak ada lagi mobil yang tiba di sana.
Dalam suratnya, Hormero meminta diadakan pertemuan mendesak dengan Regev mengenai situasi pelabuhan
“Pelabuhan Eilat tidak berfungsi selama delapan bulan karena perang dan akibat penutupan Bab al-Mandeb. Saya dan rekanan sebagai pemilik perusahaan menanggung beban pengeluaran yang sangat besar untuk melanjutkan pemeliharaan pelabuhan dan membayar gaji Karyawan selama delapan bulan terakhir,” ungkapnya. (alalam)