Jakarta, ICMES. Media resmi Israel melaporkan bahwa Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) telah menyiapkan kejutan untuk perang mendatang melawan Israel.

Menanggapi apa yang sedang disorot oleh media Israel sebagai semakin dekatnya pemulihan perjanjian nuklir Iran dengan beberapa negara terkemuka dunia, pakar militer Israel Amer Bukhbut menyebut AS sedang dicucuk hidungnya oleh Iran.
Ketua Partai Patriotik sayap kiri Turki, Doğu Perinçek, dijadwalkan berkunjung ke Damaskus, ibu kota Suriah, untuk bertemu dan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Sebuah ledakan besar menyasar sebuah masjid di Kabul, ibukota Afghanistan, dan menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai lebih dari 25 lainnya.
Berita Selengkapnya:
Hamas Siapkan Kejutan untuk Perang Mendatang dan Pasang Ratusan Roket di Perbatasan
Media resmi Israel melaporkan bahwa Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) telah menyiapkan kejutan untuk perang mendatang melawan Israel.
Saluran TV Kan pada Rabu malam (17/8) menyebutkan Hamas mendirikan “sabuk keamanan” yang sangat ketat di perbatasan Gaza, dan menempatkan sekitar setengah dari unit pasukan roketnya di sana dengan tujuan menembakkan ratusan roket ke Israel setiap hari selama sebulan penuh.
“Hamas memiliki sekitar 10.000 roket, dengan perkiraan setengahnya berada di area yang sama. Sabuk keamanan itu terletak di area terbuka antara pagar perbatasan dengan Israel dan garis pertama rumah warga Palestina, di sepanjang Jalur Gaza – dari utara ke selatan, ” ungkap Kan.
Media Israel itu mengklaim bahwa peluncur roket terpasang di lubang sedalam setengah meter, yang semuanya terhubung ke sistem peluncuran Hamas, yang diaktifkan dari jarak jauh.
“Hamas menggunakan daerah itu untuk menempatkan setengah dari jangkauan roketnya, sebab itu adalah area terbuka yang mudah dioperasikan, jauh dari penduduk, dan disamarkan di bawah tanaman dan ladang pertanian,†lapor Kan.
Menurut media ini, faktor yang mengarahkan Hamas di bidang produksi roket adalah espektasi untuk mencapai kemampuan meluncurkan ratusan roket ke Israel setiap hari selama sebulan penuh.â€
Terakhir kali faksi-faksi Palestina di Gaza menguji kemampuan sistem roket yang mereka miliki adalah selama operasi militer bersandi “Penjaga Pagar†yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza pada Mei 2021, ketika sekitar 4000 roket ditembakkan ke Israel dari Gaza hanya dalam kurun waktu 11 hari.
Puncaknya adalah pada hari kedua operasi, ketika 480 roket ditembakkan ke pemukiman dan kota-kota Israel.
Selama hari-hari berikutnya, jumlahnya berkurang menjadi 250-400 roket per hari.
Sebagai perbandingan, selama 51 hari Operasi Cast Lead (Desember 2008-Januari 2009), sekitar 4.600 roket dan mortir ditembakkan ke Israel. Menurut saluran Kan, rekor harian adalah 195 peluncuran pada hari ketiga operasi tersebut. (raialyoum)
Pakar Israel Sebut AS Dicucuk Hidungnya oleh Iran
Menanggapi apa yang sedang disorot oleh media Israel sebagai semakin dekatnya pemulihan perjanjian nuklir Iran dengan beberapa negara terkemuka dunia, pakar militer Israel Amer Bukhbut menyebut AS sedang dicucuk hidungnya oleh Iran.
Kepada situ berita Walla Israel, Amer mengatakan, “Israel tidak akan duduk diam dengan latar belakang perkembangan dalam negosiasi antara Iran dan AS mengenai proyek nuklir.”
Dia menambahkan, “Diperkirakan bahwa pertengkaran antara AS dan Israel mengenai masalah ini akan segera dimulai, dan bahkan kalaupun ada upaya untuk menyembunyikannya, itu akan bocor ke luar negeri.”
Dia kemudian mengatakan, “Dengan pintarnya, Iran menarik AS dengan mencucuk hidungnya. Beginilah cara AS tidak menawarkan opsi militer yang kredibel.â€
Selasa lalu, laman surat kabar Israel Yedioth Ahronoth (YA) membahas negosiasi nuklir Iran dengan negara-negara Barat serta tanggapan Iran terhadap proposal Eropa.
YA menyebutkan adanya kekhawatiran di Israel atas kemungkinan pulihnya perjanjian nuklir tersebut, dan konsesi yang mungkin dibuat Washington untuk Teheran pada menit terakhir, dan adanya ketakutan bahwa Washington akan meninggalkan komitmen masa lalunya kepada Israel. (almayadeen)
Ketua Partai Sekutu Erdogan akan Berkunjung ke Suriah, Pertanda Apa?
Ketua Partai Patriotik sayap kiri Turki, Doğu Perinçek, dijadwalkan berkunjung ke Damaskus, ibu kota Suriah, untuk bertemu dan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Kabar ini tak pelak menjadi pertanda bahwa Ankara sedang mempertimbangkan perbaikan hubungannya dengan Damaskus, yang telah sekian tahun keruh dan bermusuhan sejak konflik yang disponsori asing melanda Suriah.
BBC Turki melaporkan bahwa Doğu Perinçek, sekutu dekat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, akan berkunjung ke Damaskus pada 10 -15 hari ke depan.
Dia akan didampingi oleh pengusaha Turki Ethem Sancak, yang disebut-sebut memiliki hubungan dekat dengan Erdogan dan baru bergabung dengan Partai Patriotik.
Sekjen Partai Patriotik, Ozgur Bursali, juga mengatakan kepada saluran TV swasta nasional Turki Ulusal Kanal bahwa Perinçek dan Sancak akan bertemu dengan Assad pada akhir bulan ini sebagai kepala delegasi Turki.
“Dalam 10 hingga 15 hari ke depan, anggota Partai Patriotik akan mengunjungi Suriah di bawah kepemimpinan Doğu Perinçek, dan akan mengadakan pembicaraan tingkat tinggi di Suriah. Kami akan mengumumkan detailnya dalam beberapa hari mendatang. Partai Patriotik telah lama berhubungan dengan Suriah,†ungkap Bursali.
Dia menambahkan “Kami akan mengadakan pertemuan penting dalam rangka meningkatkan hubungan ke tingkat kerjasama di semua tingkatan, terutama di bidang ekonomi dan masalah keamanan Turki.â€
Bursali menekankan bahwa kerja sama Turki-Suriah akan mengubah keseimbangan dunia, dan bahwa Perinçek telah bertemu dengan Assad pada tahun 2015.
Senin lalu, pemimpin Partai Gerakan Nasionalis Turki (MHP) memberikan dukungan terhadap pernyataan Menlu Mevlut Cavusoglu belum lama ini ihwal rencana negaranya untuk memperbaiki hubungan dengan Suriah. (presstv)
Bom Meledak di Masjid Kabul, Sejumlah Orang Terbunuh
Sebuah ledakan besar menyasar sebuah masjid di Kabul, ibukota Afghanistan, dan menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai lebih dari 25 lainnya, Rabu (18/8).
Serangan itu terjadi di lingkungan Khair Khana di kota itu ketika berlangsung salat magrib .
Lembaga darurat swadaya masyarakat Italia, yang mengoperasikan sebuah rumah sakit di Kabul, menyatakan pihaknya telah menerima 27 korban, termasuk tiga korban jiwa.
“Kami telah mencatat tiga kematian. Sebagian besar pasien yang kami terima setelah ledakan di dalam masjid menderita luka serpihan dan luka bakar ,” ungkap LSM tersebut kepada AFP melalui email.
Rumah sakit itu mencatat bahwa korban luka antara lain lima anak kecil, satu di antaranya berusia 7 tahun.
Tolo News, saluran berita swasta terkemuka Afghanistan, mengutip pernyataan juru bicara polisi Kabul Khalid Zadran bahwa ledakan itu terjadi di distrik polisi (PD) 17 Kabul.
Tanpa memberikan rincian lebih lanjut, sumber itu mengatakan pasukan keamanan telah tiba di lokasi peristiwa.
Seorang pengguna Twitter mengklaim bahwa serangan itu menewaskan antara lain seorang ulama aliran sufi, Amir Mohammad Kabuli, dan bahwa pelakunya kemungkinan adalah teroris ISIS. Klaim ini belum dikonfirmasi oleh Taliban.
Hingga berita ini disusun, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, namun dugaan sumber-sumber lokal mengarah kepada ISIS, kelompok teroris yang telah melakukan banyak serangan serupa dalam beberapa bulan terakhir.
Pekan lalu seorang ulama pro-Taliban terkemuka tewas dalam ledakan bunuh diri di Kabul, dan ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Serangan kemarin terjadi dua hari setelah peringatan tahun pertama penarikan AS dan berkuasanya kembali Taliban di Afghanistan. (presstv)