Rangkuman Berita Utama Timteng Kamis 16 April 2020

IRGCJakarta, ICMES. Pasukan Elit Iran Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) menginformasikan tentang pembuatan sistem yang dinamai “Mostaan” dengan kemampuan identifikasi cepat Covid-19 di semua jenis lingkungan.

Sekretaris Dewan Kebijaksanaan Iran (EC) dan mantan komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Mohsen Rezayee menilai AS beroptensi pecah menjadi beberapa negara persemakmuran setelah krisis Covid-19 berakhir.

Sebuah pesawat nirawak (drone) Israel telah menyerang sebuah mobil yang membawa anggota gerakan Hizbullah Libanon di dekat perbatasan Suriah dengan Libanon.

Sebuah kelompok teroris bernama Jeish al-Ashaer yang para anggotanya dilatih oleh pasukan AS di pangkalan al-Tanf di bagian timur Suriah dilaporkan telah menyerah kepada Pasukan Arab Suriah (SAA).

Berita selengkapnya:

Pasukan Elit Iran Luncurkan Sistem Pintar Identifikasi Cepat Covid-19

Pasukan Elit Iran Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) menginformasikan tentang pembuatan sistem yang dinamai “Mostaan” dengan kemampuan identifikasi cepat Covid-19 di semua jenis lingkungan.

Sistem itu tergolong pintar dan unik di dunia, yang dikembangkan oleh para ilmuwan pasukan relawan Iran (Basij) dan diresmikan dalam sebuah upacara yang diikuti oleh Panglima IRGC Mayjen Hossein Salami,  Komandan Basjid Brigjen Gholamreza Soleimani, Wakil Komandan IRGC untuk Kesehatan, Pelatihan Medis dan Urusan Pertahanan Biologi Brigjen Ahmad Abdollahi, dan Kepala Universitas Ilmu Kedokteran Baqiyatallah, Teheran, yang bekerja di bawah pengawasan IRGC.

“Sistem ini dapat mendeteksi area yang terkontaminasi virus corona dari jarak 100 meter dalam 5 detik dan tidak perlu mengambil darah dari pasien dan telah diuji di rumah sakit yang berbeda dan menunjukkan kinerja positif dalam 80% kasus,” ungkap Salami, Rabu (15/4/2020).

Dia menyatakan IRGC telah mendirikan sebuah pangkalan penyediaan bantuan kemanusiaan kepada sejumlah besar rumah tangga kurang mampu untuk kepulihan dari Covid-19 Covid-19.

“Pangkalan Imam Hassan Mojtaba (AS) telah dibentuk mengikuti pedoman Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam pidatonya di televisi belum lama di mana beliau menekankan dukungan bagi masyarakat miskin dan rentan pada malam bulan suci Ramadhan, ” kata Jenderal Salami sembari menyinggung pengiriman 3,5 juta paket bantuan untuk warga.

Segera setelah pernyataan Ayatullah Khamenei, panglima IRGC dan para kepala lembaga amal menyelenggarakan rapat untuk mendirikan pangkalan bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian, Pertambangan dan Perdagangan untuk memberikan bantuan kepada rumah tangga Iran yang kurang mampu selama negara dilanda wabah Covid-19.

Terapi Plasma

Sementara itu, seorang pejabat senior medis Iran mengatakan bahwa terapi plasma yang digunakan di sejumlah rumah sakit di seluruh wilayah negara ini telah menunjukkan hasil 50% lebih baik daripada metode lain yang digunakan untuk mengobati pasien yang terinfeksi Covid-19.

“Proyek (terapi plasma) ini dimulai di Iran pada bulan Maret dan berlanjut hingga sekarang. Basis utama pelaksanaan proyek ini adalah rumah sakit Baqiyatallah  dan Organisasi Transfusi Darah juga telah bekerja sama dengan baik dalam melaksanakan proyek ini, ” ungkap Kepala Sekolah Tinggi Farmasi Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Baqiyatallah, Ilmu Kedokteran Abdol Majid Cheraq Ali, Rabu.

Dia menambahkan bahwa 150 pasien Covid-19 telah dirawat sejauh ini melalui penerapan metode terapi plasma di rumah sakit Baqiyatallah.

“Informasi utama kami menunjukkan bahwa metode perawatan ini telah 50% lebih efektif daripada yang lain,” terang Charaq Ali. (fna)

Mantan Komandan IRGC: AS Berkemungkinan Pecah Menjadi Negara Persemakmuran Akibat Pandemi Covid-19

Sekretaris Dewan Kebijaksanaan Iran (EC) dan mantan komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Mohsen Rezayee menilai AS beroptensi pecah menjadi beberapa negara persemakmuran setelah krisis Covid-19 berakhir.

“AS mungkin berubah menjadi negara persemakmuran di dunia pasca-virus corona,” tulis Rezayee di halaman twitter-nya, Rabu (15/4/2020).

Dia menambahkan bahwa biaya tinggi dari pembangunan militer AS yang sia-sia di negara-negara lain, disefesiensi pemerintahan AS,  dan ketidakpercayaan negara-negara bagian kepada Pemerintah Federal merupakan “bom waktu” bagi negara ini.

Menurut Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi, AS merupakan salah satu negara paling tak setara di dunia, dan diungguli oleh hanya segelintir negara, yaitu Bulgaria, Turki, Meksiko, Chili, Kosta Rika dan Afrika Selatan.

Pandemi Covid-19 dan “shutdown” ekonomi yang diakibatkan olehnya berpotensi meningkatkan kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin. Para dokter dan pakar kesehatan masyarakat mengatakan status sosial ekonomi berpengaruh pada  selamat atau tidaknya orang dari wabah ini.

Virus baru memang tidak memandang ras ataupun status sosial ekonomi orang, tapi data yang dirilis oleh beberapa negara menunjukkan bahwa ras dan status sosial ekonomi dengan segala sesuatu yang menyertainya, termasuk akses ke perawatan kesehatan berkualitas , dapat menghasilkan perbedaan besar mengenai apakah seseorang tertular virus dan apakah dia akan selamat atau tidak.  (fna)

Drone Israel Serang Mobil Hizbullah

Sebuah pesawat nirawak (drone) Israel telah menyerang sebuah mobil yang membawa anggota gerakan Hizbullah Libanon di dekat perbatasan Suriah dengan Libanon.

Sumber Hizbullah menyatakan serangan yang terjadi di wilayah Suriah, Rabu (15/4/2020), itu tidak menjatuhkan korban.

“Sebuah drone Israel pertama kali menyerang di dekat sebuah mobil yang mengangkut anggota Hizbullah,” ungkap seorang narasumber Hizbullah, seperti dikutip AFP.

“Para penumpang keluar sebelum kemudian (mobil itu) segera terkena serangan kedua,” lanjut sumber yang meminta namanya tidak disebutkan 5t4 karena tak berwenang berbicara kepada pers.

Kantor berita Turki Anadolu juga mengutip sumber Hizbullah yang mengatakan bahwa semua penumpang selamat dari serangan itu.

Kantor berita pemerintah Suriah SANA dan reporter TV Al-Alam milik Iran juga melaporkan bahwa hanya terjadi kerusakan material pada “mobil sipil”.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan, “pesawat Israel menargetk sebuah kendaraan di dekat persimpangan Yabous Jdaidit” di daerah perbatasan Suriah-Libanon yang ditutup karena pandemi Covid-19.

Sejak awal konflik Suriah pada 2011, Israel telah berulangkali melancarkan serangan udara terhadap pasukan Hizbullah dan Iran yang merupakan sekutu pemerintah Suriah. Israel menuduh Hizbullah dan Iran berusaha menggalang kekuatan militer di Suriah untuk menyerang Israel.

Israel secara konsisten menyatakan bahwa kehadiran Iran di Suriah menimbulkan ancaman, dan karena itu negara Zionis penjajah Palestina itu bersumbar untuk melanjutkan serangannya dan mencegah pengiriman senjata Iran ke musuh-musuh regionalnya. (alalam/aljazeera)

Kelompok Teroris Binaan AS Menyerah kepada Tentara Suriah

Sebuah kelompok teroris bernama Jeish al-Ashaer yang para anggotanya dilatih oleh pasukan AS di pangkalan al-Tanf di bagian timur Suriah dilaporkan telah menyerah kepada Pasukan Arab Suriah (SAA).

Ma’amoun al-Hamid, seorang anggota kantor informasi kelompok pemberontak Jeish al-Maqawir, Rabu (15/4/2020), mengatakan kepada Step News bahwa anggota Jeish al-Ashaer telah melarikan diri dari pangkalan pelatihan AS.

Dia menambahkan bahwa Jeish al-Asha’er pernah eksis di provinsi Dara’a, Suriah selatan, sebelum provinsi itu dibebaskan oleh SAA, dan kemudian komandannya, Abu Hamzah Asha’er, datang ke wilayah al-Rukban di Suriah timur bersama militan lainnya sebelum kelompok itu dibubarkan.

Al-Hamid menjelaskan bahwa kendaraan yang mengangkut para anggota Jeish al-Ashaer Selasa lalu bergerak menuju daerah-daerah yang dikendalikan oleh SAA.

AS sebelumnya berjanji untuk menarik pasukannya dari Suriah, tapi ternyata pasukan pendudukan itu masih ada dan beroperasi di beberapa wilayah Suriah, yang tentunya tanpa izin dari PBB maupun Damaskus. Pasukan AS mendirikan kamp pengungsi di daerah Rukban yang mereka duduki di provinsi Homs dekat perbatasan Suriah dengan Irak dan Yordania.

Moskow dan Damaskus telah berulang kali menyatakan bahwa kamp al-Rukhban digunakan oleh pasukan AS sebagai pangkalan pelatihan dan tempat persembunyian bagi militan di Suriah. (fna)