Rangkuman Berita Utama Timteng  Jumat 13 September 2024

Jakarta, ICMES. Untuk memenuhi ancamannya, kelompok perlawanan Islam di Lebanon, Hizbullah, mencantumkan pemukiman baru, Rosh Hanikra, di wilayah utara Palestina pendudukan ke dalam daftar target serangannya, dan membomnya untuk pertama kalinya sebagai tanggapan atas gencarnya serangan Israel terhadap desa-desa dan warga sipil di Lebanon selatan.

Sembilan warga Palestina, termasuk anak-anak dan wanita, gugur dan sejumlah lainnya terluka  akibat pesawat tempur Israel yang membom dua rumah di Jalur Gaza tengah dan utara.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran telah memanggil kepala misi diplomatik Inggris, Prancis, Jerman, dan Belanda di Teheran untuk memprotes “pernyataan yang tidak membangun” oleh keempat negara Eropa ini terhadap  Iran.

Berita selengkapnya:

Hizbullah Masukan Permukiman Baru di Israel dalam Daftar Target Serangan

Untuk memenuhi ancamannya, kelompok perlawanan Islam di Lebanon, Hizbullah, mencantumkan pemukiman baru, Rosh Hanikra, di wilayah utara Palestina pendudukan ke dalam daftar target serangannya, dan membomnya untuk pertama kalinya sebagai tanggapan atas gencarnya serangan Israel terhadap desa-desa dan warga sipil di Lebanon selatan.

Dilaporkan saluran al-Alam pada hari Kamis (12/9), Hizbullah membom pemukiman Metzova, menyerang pangkalan Nahal Gershom dengan sejumlah drone serang, dan menyasar lokasi para perwira dan tentaranya.

Hizbullah juga menggempur posisi artileri pasukan pendudukan di utara pemukiman Ein Yaqoub dengan senjata roket, dan dengan peluru artileri berat serta senjata yang sesuai, serta menyerang situs Bayad Blida dan Al-Malikiyah, hingga mengenanya secara langsung.

Tentara rezim pendudukan mengaku memantau peluncuran 15 roket dari Lebanon dan ledakannya di Galilee Barat, dan menyebutkan terjadi  kebakaran di banyak tempat.

Media Israel melaporkan upaya pertahanan udara Israel mencegat rudal yang diluncurkan dari Lebanon, serta terdengar  suara sirene di lebih dari 15 pemukiman. Dewan Galilee Atas mengaku telah memantau ledakan sejumlah drone di Ramot Naftali di Galilee Atas.

Setelah pengunduran diri kepala divisi intelijen di entitas pendudukan, komandan unit intelijen 8200, Brigjen Yossi Shariel, menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada kepala staf militer pendudukan, dan ini oleh media Israel digambarkan sebagai gempa bumi yang menyerang tentara.

Mayjen Itzhak Brik dari Pasukan Cadangan Angkatan Darat menyatakan bahwa ketika Israel akan memulai serangan darat ke Lebanon, Hizbullah akan mulai menembakkan ribuan roket.

Brik memperingatkan bahwa pasukan Israel mungkin akan menghancurkan Beirut, tapi Hizbullah  akan melakukan hal yang sama di Gush Dan dan Teluk Haifa.

Jenderal Purnawirawan Yair Golan  menyatakan bahwa wilayah utara sedang runtuh dan tidak ada keamanan atau rehabilitasi, dan bahwa yang ada hanyakan pengabaian total oleh pemerintah terhadap entitasnya.

Situs web ekonomi Calcalist mengungkapkan bahwa 40% perusahaan teknologi yang berada di pemukiman di bagian utara Palestina sedang mempertimbangkan untuk pindah akibat kontinyuitas serangan dari Lebanon.

Israel sendiri juga terus melakukan serangan dan penembakan artileri ke daerah-daerah di Lebanon selatan, dan satu drone Israel terjatuh ketika hendak menjatuhkan bom pembakar dan menyulut kebakaran. (alalam)

Israel Membom Dua Rumah di Gaza, Sembilan Orang Palestina Gugur

Sembilan warga Palestina, termasuk anak-anak dan wanita, gugur dan sejumlah lainnya terluka  akibat pesawat tempur Israel yang membom dua rumah di Jalur Gaza tengah dan utara pada Kamis malam (12/9),

Pertahanan Sipil Palestina di Gaza menyatakan jet tempur Israel membom sebuah rumah keluarga Shaheen di kamp Nuseirat di Jalur Gaza tengah hingga menggugurkan enam warga Palestina, termasuk dua anak-anak dan sejumlah perempuan.

Pertahanan Sipil juga menyebutkan bahwa jet tempur Israel membom sebuah rumah keluarga  Hassan  di daerah Bir al-Naja di utara Gaza, hingga menyebabkan tiga orang gugur dan sejumlah lainnya menderita luka.

Sehari sebelumnya, Militer Israel membom sebuah sekolah yang menampung warga Palestina yang mengungsi di Gaza tengah, menewaskan sedikitnya 18 orang, termasuk enam staf badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).

Serangan pada hari Rabu yang menghancurkan sebagian fasilitas yang dikelola PBB di kamp pengungsi Nuseirat dikecam oleh beberapa negara dan badan PBB.

Menurut UNRWA, sekitar 12.000 pengungsi Palestina, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, berlindung di al-Jaouni, ketika pasukan Israel melakukan dua serangan udara terhadap gedung tersebut.

“Pembunuhan yang tak berujung dan tidak masuk akal, hari demi hari. Staf, tempat, dan operasi kemanusiaan telah diabaikan secara terang-terangan dan terus-menerus sejak awal perang,” kata Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini.

Kematian enam staf tersebut membuat jumlah karyawan UNRWA yang terbunuh di Gaza menjadi sedikitnya 220 orang.

Juru bicara Pertahanan Sipil Palestina di Gaza, Mahmoud Basal, mengunggah di aplikasi perpesanan Telegram bahwa sekolah tersebut dibom untuk kelima kalinya, dan lebih dari 18 orang terluka.

Dengan dukungan AS, sejak tanggal 7 Oktober, Israel melancarkan perang dahsyat di Gaza yang sejauh ini telah menjatuhkan korban jiwa dan luka lebih dari 136.000 warga Palestina, yang sebagian besarnya adalah anak-anak dan wanita, serta menyebabkan lebih dari 10.000 orang hilang, di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang mematikan.

Israel terus melanjutkan perang ini sembari meremehkan desakan komunitas internasional dengan mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk segera menghentikannya, dan perintah Mahkamah Internasional untuk mengambil tindakan guna mencegah genosida dan memperbaiki situasi bencana kemanusiaan di Gaza. (raialyoum)

Iran Panggil Utusan Eropa Terkait Tuduhan Suplai Rudal untuk Rusia

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran telah memanggil kepala misi diplomatik Inggris, Prancis, Jerman, dan Belanda di Teheran untuk memprotes “pernyataan yang tidak membangun” oleh keempat negara Eropa ini terhadap  Iran.

Kemlu memanggil diplomat Eropa tersebut secara terpisah pada hari Kamis (12/9) terkait tuduhan pemerintah mereka bahwa Iran mentransfer rudal balistik ke Rusia untuk digunakan dalam perang Ukraina, hingga kemudian dilakukan penjatuhan sanksi baru terhadap Iran.

Majid Nili, dirjen departemen kementerian itu untuk urusan Eropa Barat, mengajukan protes Iran dan mengutuk keras “pernyataan dan tindakan yang merusak” oleh keempat negara Barat tersebut.

“Kegigihan untuk mengambil posisi dan langkah tersebut terlihat sejalan dengan berlanjutnya kebijakan permusuhan Barat terhadap rakyat Iran, yang tentu saja akan mendapat tanggapan yang tepat dari Republik Islam Iran”, katanya.

Pejabat Kemlu Iran itu menegaskan kembali sikap Iran atas perang Ukraina, – yang menurut pejabat Iran berupaya mencapai penyelesaian damai atas konflik tersebut – dengan mengatakan bahwa tuduhan apa pun tentang pengalihan rudal balistik Iran ke Rusia “sama sekali tidak berdasar dan salah”.

Dia menyebutkan bahwa AS dan beberapa sekutu Eropanya berbicara tentang perdamaian dan keamanan, sementara mereka menjadi sumber ketegangan di dunia melalui penjualan senjata mematikan termasuk kepada rezim Zionis Israel.

Para diplomat Inggris, Prancis, Jerman, dan Belanda berjanji untuk menyampaikan protes Iran kepada pemerintah mereka.

Pada hari Selasa, Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi kepada 20 individu, entitas, dan kapal Iran atas keterlibatan dalam dugaan transfer rudal balistik jarak pendek ke Rusia.

Inggris, Prancis, dan Jerman juga telah mengumumkan bahwa mereka “akan mengambil langkah segera untuk membatalkan layanan udara bilateral dengan Iran”, sementara mereka “juga akan berupaya menjatuhkan sanksi terhadap Iran Air.” (irna)