Rangkuman Berita Utama Timteng Kamis 12 Oktober 2023

Jakarta, ICMES. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan Iran untuk “berhati-hati” menyusul peristiwa serangan Hamas terhadap Israel belakangan ini.

Sumber-sumber yang mengetahui cara berpikir Hizbullah mengatakan bahwa kelompok pejuang yang berbasis di Lebanon ini bertindak hati-hati sejak pecahnya perang antara Gaza dan Israel, namun bersiaga perang dengan mengerahkan pasukan khusus dan mempersiapkan rudalnya sebagai persiapan menghadapi perang besar.

Sayap militer Gerakan Jihad Islam (PIJ), Brigade Al-Quds, mengumumkan peluncuran gempuran rudal bersakla besar pada Rabu malam dengan target  Tel Aviv,  Ashkelon, dan  Sderot,  sebagai balasan atas serangan Israel terhadap target-target sipil di Gaza.

Berita selengkapnya:

Presiden AS Peringatkan Iran untuk Tidak Campur Tangan di Palestina

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan Iran untuk “berhati-hati” menyusul peristiwa serangan Hamas terhadap Israel belakangan ini.

Sembari menyinggung bantuan yang dikirim AS ke Israel dan menyebutkan bahwa armada kapal induk AS dipindahkan ke wilayah tersebut, Biden, Rabu (11/10), mengaku “menjelaskan kepada Iran: Berhati-hatilah.”

Intelijen AS menyatakan bahwa para pemimpin Iran terkejut dengan serangan Hamas terhadap Israel, kata sumber kepada NBC News, tapi pemerintahan Biden belum membuat kesimpulan yang pasti.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan pada hari Selasa bahwa Iran “terlibat” dalam serangan itu karena mendukung Hamas selama beberapa dekade.

Presiden AS  menyampaikan pernyataannya tersebut pada hari Rabu di meja bundar para pemimpin Yahudi di Gedung Putih. Acara antisemitisme dijadwalkan sebelum serangan Hamas terjadi, namun suasananya menjadi berbeda setelahnya.

Biden juga mengaku berbicara lagi dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu pagi di mana dia berpesan bahwa Israel harus “beroperasi sesuai aturan perang.”

“Saya sudah mengenal Bibi (nama panggilan Netanyahu) selama lebih dari 40 tahun. Kami memiliki hubungan yang sangat jujur. Saya mengenalnya dengan baik,” kata Biden.

Dia menambahkan, “Satu hal yang saya katakan adalah sangat penting bagi Israel, di tengah kemarahan dan frustrasi yang ada, untuk bertindak berdasarkan aturan perang. Dan ada aturannya.”

Biden mengaku yakin pemerintah Israel “melakukan segala daya untuk menyatukan negara ini” dan AS melakukan segala daya untuk memastikan keberhasilan Israel.

Dia menyebut serangan para pejuang Palestina sebagai “kampanye kekejaman murni.”

“Saya berpendapat ini adalah hari paling mematikan bagi orang Yahudi sejak Holocaust,” pungkas Biden.

Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut blokade total dan pemboman Israel di Jalur Gaza sebagai respons yang tidak proporsional dan sama dengan “pembantaian, namun dia menyatakan lagi tawaran Ankara untuk menengahi konflik.

Dengan tawaran mediasi Ankara, Erdogan dan menteri luar negerinya melakukan kontak dengan kekuatan regional, AS dan lain-lain. Namun utusan Israel untuk Ankara mengatakan masih terlalu dini untuk membahas mediasi. (cnbc/raialyoum)

Hizbullah Berhati-Hati, Namun Bersiap Menjalani Perang Besar Melawan Israel

Sumber-sumber yang mengetahui cara berpikir Hizbullah mengatakan bahwa kelompok pejuang yang berbasis di Lebanon ini bertindak hati-hati sejak pecahnya perang antara Gaza dan Israel, namun bersiaga perang dengan mengerahkan pasukan khusus dan mempersiapkan rudalnya sebagai persiapan menghadapi kemungkinan perang besar.

Selama ini, Hizbullah tampak  mencoba memecah konsentrasi pasukan Israel dengan serangan di perbatasan Lebanon namun tidak membuka front yang besar.

Dikutip Rai Al-Youm, Rabu (11/10), sumber-sumber itu mengatakan bahwa kini ketegangan menjadi lebih tinggi dibandingkan sebelumnya sejak perang dengan Israel pada tahun 2006, terlebih setelah tiga pejuang Hizbullah terbunuh oleh serangan Israel beberapa hari lalu.

Hamas dan Jihad Islam, sekutu Hizbullah di Palestina, juga turut menyerang Israel dari Lebanon untuk pertama kalinya, termasuk infiltrasi lintas batas pada hari Senin yang menurut tentara Israel menewaskan tiga tentaranya dan dua pria bersenjata.

Hizbullah tidak mengesampingkan perang, namun sumber-sumber itu mengatakan bahwa pergerakan Hizbullah sejauh ini tampak dibatasi cakupannya sehingga tidak menyebar secara signifikan ke Lebanon, sekaligus mengusik pasukan Israel di Israel utara.

Salah satu sumber mengatakan bahwa Hizbullah melancarkan serangan di sana-sini dan menanggapi tembakan Israel di Lebanon sambil memantau dengan cermat situasi di Jalur Gaza dan selatan.

Sumber tersebut mengatakan bahwa Hizbullah menangani masalah ini “hari demi hari.”

Jika perang besar pecah antara Israel dan Hizbullah maka tentara Israel terpaksa berperang di dua front, pada saat Israel ingin menghancurkan Hamas di Gaza.

Hamas memicu perang pada hari Sabtu lalu setelah militannya menyusup dari Gaza ke Israel dan menewaskan 1.200 orang  Israel serta menawan puluhan lainnya. Di pihak lain, Israel membombardir Gaza hingga menjatuhkan korban gugur sedikitnya 1.100 warga Palestina.

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mendirikan Hizbullah pada tahun 1982 untuk melawan pasukan Israel yang menginvasi Lebanon. Kelompok pejuang Lebanon ini menjadi model bagi kelompok-kelompok lain yang didukung Iran, termasuk Hamas dan Jihad Islam.

Di pihak lain, Amerika Serikat (AS)  memperingatkan Iran agar tidak melakukan campur tangan. AS mengirim kelompok kapal induk untuk berada di dekat Israel di Mediterania timur sebagai “pesan yang kuat” untuk mencegah meluasnya konflik.

Seorang politisi senior Lebanon dan sumber PBB mengatakan bahwa Duta Besar AS untuk Lebanon dan pejabat Barat lainnya memberi tahu pejabat negara Lebanon bahwa Hizbullah tidak boleh terlibat dalam perang tersebut.

Sementara itu, Muhannad Haj Ali dari Carnegie Middle East Center mengatakan langkah Hizbullah selanjutnya akan diputuskan berdasarkan rencana Israel untuk melancarkan serangan darat di Gaza.

Dia menambahkan bahwa kemungkinan Hamas menerima pukulan fatal “akan mendorong Hizbullah untuk melakukan intervensi terhadap faksi-faksi Palestina di Lebanon dan memperburuk kemungkinan tidak terkendalinya keadaan.”

Hizbullah mengatakan pihaknya melakukan kontak langsung dengan para pejuang Palestina di Gaza dan menyatakan dukungannya kepada mereka.

Pemimpin Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah, yang kerap berpidato panas tentang Israel, sejauh ini belum berbicara sejak para pejuang Gaza mulai menyerang Israel pada hari Sabtu.

Beberapa sumber memastikan bahwa dia memonitoring secara intensif dari waktu ke waktu perkembangan situasi di Gaza dan Lebanon selatan. (raialyoum)

Jihad Islam dan Hamas Kembali Gempur Kota-Kota Israel

Sayap militer Gerakan Jihad Islam (PIJ), Brigade Al-Quds, mengumumkan peluncuran gempuran rudal bersakla besar pada Rabu malam dengan target  Tel Aviv,  Ashkelon, dan  Sderot,  sebagai balasan atas serangan Israel terhadap target-target sipil di Gaza.

Brigade Al-Quds menggempur pemukiman dan kota-kota Israel dengan rudal, dan menegaskan, “Kedalaman Zionis akan terus menjadi target pasukan rudal mujahidin, mengingat agresi yang terus berlanjut dan menyasar warga sipil Palestina.”

Pada hari Rabu, Hamas mengumumkan pihak telah membom Bandara Ben Gurion dan kota Ashkelon dengan rentetan rudal.

Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, menyatakan,  “Kami membom Bandara Ben Gurion dan kota Ashkelon dengan salvo roket sebagai tanggapan atas penargetan warga sipil di Jalur Gaza.”

Brigade ini juga mengumumkan pemboman kota Haifa di wilayah utara Palestina yang diduduki dengan roket R160.

 “Brigade Al-Qassam membom kota Haifa yang diduduki dengan rudal R160,” ungkapnya.

Mereka menambahkan, “Kami menyerang tempat parkir kendaraan dan individu di Gaza timur dengan dua droke kamikaze.”

Di pihak lain, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Lior Ben Dor, menegaskan Israel bersikeras bahwa perang ini akan berlangsung lama sampai semua tujuan strategisnya tercapai terhadap Hamas dan PIJ. (raialyoum)