Rangkuman Berita Utama Timteng  Kamis 10 September 2020

perahu tempur IRGC iranJakarta, ICMES. Wakil Komandan Angkatan Bersenjata Iran Laksamana Muda Habibollah Sayyari mengumumkan bahwa angkatan laut negara ini akan memulai latihan perang besar-besaran, termasuk dengan melibatkan kapal selam dan drone buatan dalam negeri.

Amerika Serikat (AS) akan menarik sekitar 2200 tentaranya dari Irak pada akhir bulan ini, demikian dikatakan oleh Kepala Komando Pusat AS (CENTCOM) Jenderal Frank McKenzie.

Juru bicara Hamas Hazem Qassem mengecam Liga Arab karena telah membatalkan rancangan resolusi yang mengutuk perjanjian normalisasi antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel.

Kelompok Ansarullah di Yaman menggempur Bandara Internasional Abha di Arab Saudi dengan sejumlah pesawat nirawak jenis Qasef (Ka-2).

Berita selengkapnya:

Iran Gelar Latihan Militer Besar-Besaran di Teluk Persia dan Sekitarnya

Wakil Komandan Angkatan Bersenjata Iran Laksamana Muda Habibollah Sayyari mengumumkan bahwa angkatan laut negara ini akan memulai latihan perang besar-besaran, termasuk dengan melibatkan kapal selam dan drone buatan dalam negeri.

“Dengan sandi ‘Zolfaqar 99’, latihan militer itu akan dimulai pada Kamis Kamis (10/9/2020) di dekat pantai selatan negara ini,” kata Sayyari, Rabu (9/9/2020).

Dia menjelaskan bahwa latihan tahap utama akan digelar dengan partisipasi Angkatan Laut, Pertahanan Udara, Angkatan Udara, dan Angkatan Darat di areal seluas dua juta kilometer persegi di dekat bagian timur Selat Hormuz, pesisir Makran, Laut Oman, dan Samudra Hindia Utara.

“Kapal permukaan dan bawah permukaan, unit terbang, dan bagian dari peralatan dan senjata yang tersedia di Organisasi Tempur Angkatan Bersenjata hadir dalam latihan ini, dan yang paling penting adalah kehadiran yang kuat kapal selam Fateh buatan sendiri,” imbuhnya.

Latihan tempur itu akan digelar dengan slogan ‘keamanan yang berkelanjutan di bawah otoritas pertahanan’, dalam tiga fase berbeda yaitu superioritas intelijen, taktik, dan tampilan kekuatan.

“Latihan perang ini antara lain bertujuan meningkatkan kesiapan dan kemampuan militer di bidang pertahanan laut, udara, darat, dan udara dalam latihan bersama, dan konfrontasi terhadap ancaman lintas-regional dengan mempraktikkan rencana operasional dan memastikan kecukupan mereka dalam konfrontasi melawan segala kemungkinan agresi, ” papar Sayyari.

Dia juga menyebutkan bahwa drone jarak jauh buatan Iran bernama Simorq juga akan mengambil bagian dalam pertempuran dan operasi ofensif terhadap kapal musuh, selain misi pengintaian, dan akan menghantam kapal musuh dengan bom pintar dan akurat.

Pada akhir Juli lalu Iran juga menggelar latihan tempur besar-besaran dengan sandi ‘Nabi Besar” ke-14 di mana Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) menembakkan rudal balistik dari bawah tanah dengan kondisi yang sepenuhnya terkamuflase. (fna)

AS akan Segera Kurangi Jumlah Pasukannya di Irak Menjadi 3000 personil

Amerika Serikat (AS) akan menarik sekitar 2200 tentaranya dari Irak pada akhir bulan ini, demikian dikatakan oleh Kepala Komando Pusat AS (CENTCOM) Jenderal Frank McKenzie, Rabu (9/9/2020).

“Sebagai pengakuan atas kemajuan besar yang telah dibuat pasukan Irak, dan dalam konsultasi serta koordinasi dengan pemerintah Irak dan mitra koalisi kami, AS telah memutuskan untuk mengurangi kehadiran pasukan kami di Irak dari sekitar 5.200 menjadi 3.000 tentara dalam bulan September, ”kata McKenzie saat upacara pergantian komando di Baghdad.

Sehari sebelumnya, seorang pejabat senior AS mengatakan Presiden Donald Trump akan mengumumkan pengurangan signifikan kehadiran militer AS di Irak pada Rabu malam, demikian pula di Afghanistan dalam beberapa hari mendatang.

Mckenzie mengatakan sisa pasukan AS di Irak akan melanjutkan misi mereka saat ini untuk memberikan bantuan dan menasihati mitra lokalnya.

Situs berita Al-Alam milik Iran menyebut pernyataan itu “sandiwara” belaka untuk konsumsi publik dalam negeri AS menjelang pemilu presiden dan tak ada kaitannya dengan aspirasi rakyat Irak. Trump ingin menunjukkan dirinya menepati janji yang dia lontarkan empat tahun silam untuk menarik pasukan AS dari Irak.

Al-Alam juga menyinggung adanya data bahwa di Irak terdapat 20,000 tentara AS yang bertugas dalam misi militer maupun dengan berbagai kedok lain seperti keamanan, ekonomi, dan bahkan kebudayaan. Menurut Al-Alam, McKenzie tidak menyebutkan jumlah tentara AS yang sebenarnya di Irak.

Pada Januari 2020, menyusul serangan AS yang menewaskan jenderal legendaris Iran, Qassem Solemani, dan wakil ketua pasukan relawan Irak Al-Hashd Al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, parlemen Irak memutuskan undang-undang yang mengharuskan pasukan AS keluar dari Irak.

Negeri 1001 Malam itu kemudian dilanda banyak unjuk rasa jutaan rakyat yang menutut tentara AS angkat kaki dari Irak.  Selain itu, para pejuang Irak  juga semakin kerap menyerang pasukan AS di berbagai tempat serta area komplek Kedutaan Besar AS di Zona Hijau di pusat Baghdad, ibu kota Irak. (amn/alalam)

Hamas dan PFLP Kecam Pembatalan Draft Resolusi Kutukan Terhadap Normalisasi UEA-Israel

Juru bicara Hamas Hazem Qassem mengecam Liga Arab karena telah membatalkan rancangan resolusi yang mengutuk perjanjian normalisasi antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel.

“Ketidakmampuan Liga Arab mengeluarkan keputusan ini memotivasi rezim pendudukan (Israel) dan pemerintah Amerika Serikat untuk terus melaksanakan rencana penutupan berkas Palestina… Liga Arab seharusnya mengekspresikan hati nurani bangsa-bangsa Arab yang menolak normalisasi dengan Israel,” katanya, Rabu (9/9/2020).

Sebelumnya, Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab, Hossam Zaki, kepada wartawan mengatakan, “Dialog yang serius dan komprehensif terjadi mengenai rancangan yang diajukan oleh Palestina, presiden sesi Dewan Liga Arab saat ini, tentang deklarasi segi tiga (AS, Israel, dan UEA). Butuh beberapa waktu untuk membahas masalah itu, tapi diskusi tersebut pada akhirnya tidak mengarah pada konsensus tentang rancangan resolusi yang diusulkan oleh Palestina.”

Perjanjian normalisasi hubungan antara UEA dan Israel adalah perjanjian pertama yang sejenis antara negara Arab dan Israel selama kurun waktu lebih dari 20 tahun terakhir.

Kecaman terhadap Liga Arab juga dilontarkan Front Rakyat Pembebasan Palestina (PFLP) dengan menyebut pembatalan itu menjadi bukti baru jatuhnya reputasi Liga Arab dan berubahnya organisasi ini menjadi “alat kepentingan negara-negara pengekor dan pengkhianat” untuk melicinkan kebijakan mereka yang berseberangan dengan kepentingan bangsa-bangsa Arab dan aspirasi keadilan, termasuk dalam isu Palestina.

PFLP menegaskan bahwa pendirian Dewan Menteri Liga Arab itu merupakan keberpihakan secara memalukan terhadap UEA dan dorongan bagi negara-negara Arab lainnya untuk mengikuti jejak UEA dan mengakui eksistensi Rezim Zionis dalam perjanjian yang disebut “perdamaian”.

PFLP mengimbau para petinggi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan semua faksi Palestina agar melawan pendirian Liga Arab dengan kebijakan sebaliknya. (rta/alalam)

Ansarullah Lancarkan Serangan Drone ke Bandara Saudi

Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman yang sekutu dengan gerakan Ansarallah (Houthi), Brigjen Yahya Saree, dalam pernyataan singkat melalui akun Twitter-nya, Rabu (9/9/2020), mengumumkan pihaknya telah menggempur Bandara Internasional Abha di Arab Saudi dengan sejumlah pesawat nirawak jenis Qasef (Ka-2).

Saree memastikan serangan itu “akurat” dan “menimpa sasaran militer dan sensitif di dalam bandara”, dan dilancarkan “sebagai balasan atas eskalasi agresi, kejahatan, dan pengepungan yang sedang berlangsung” oleh pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi.

Di pihak lain, koalisi Arab mengumumkan bahwa pihaknya pada Selasa malam telah mencegat dan menghancurkan drone berbahan peledak yang diluncurkan oleh pasukan Ansarallah menuju wilayah selatan Arab Saudi.

Serangan itu terjadi sehari setelah pasukan Ansarallah mengumumkan telah menggempur bandara yang sama dengan sejumlah drone jenis Samad 3. (amn)