Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 8 Februari 2019

rudal dezful iranJakarta, ICMES: Iran meluncurkan rudal pintar darat ke darat sembari memperlihatkan untuk pertama kalinya pabrik rudal balistik bawah tanah milik Korps Garda Revolusi Islam.

Para pejabat pemerintah Maroko menyatakan negara ini menghentikan keterlibatannya dalam operasi militer pasukan koalisi Arab pimpinan Arab Saudi dalam perang Yaman, dan telah pula memanggil pulang duta besarnya untuk Arab Saudi.

Penyelidik HAM PBB menyatakan bukti yang ada menunjukkan bahwa wartawan Saudi Jamal Khashoggi adalah korban pembunuhan brutal yang direncanakan dan dilakukan oleh para pejabat Arab Saudi.

Pemerintah Rusia Sergei memastikan Suriah sudah semakin mendekati masa pemulihan kedaulatan dan integritas teritorialnya.

Berita selengkapnya:

Iran Pamerkan Rudal Baru “Dezful” Sembari Pamerkan Pabrik Rudal Balistik Bawah Tanah

Untuk pertama kalinya, Iran memperlihatkan pabrik rudal balistik bawah tanah milik Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Kamis (7/2/2019).

Kantor berita Fars milik Iran menyebutkan rudal pintar darat ke darat “Dezful” telah diluncurkan di sebuah pabrik bawah tanah untuk produksi rudal balistik IRGC di bawah perlindungan Komandan IRGC Mayjen Mohammad Ali Jafari dan Kepala Badan Antariksa Brigjen Amir Ali Haji Zadeh.

Fars memublikasi gambar-gambar sebuah pabrik rudal bawah tanah yang disebut “kota bawah tanah” serta menyebut Dezful sebagai versi rudal Zolfaghar yang berjarak tempuh 700 km dan berhulu ledak seberat 450 kg.

Ali Jafari mengatakan pabrik itu diresmikan sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya “kesombongan Barat bahwa larangan dan ancaman dapat membatasi kami dari tujuan jangka panjang kami.”

“Kami mampu!” tegas Jafari.

Dia mengatakan bahwa produksi ekstensif rudal canggih, akurat, dan pintar dengan teknologi terbaru yang mewakili puncak kemajuan di bidang rudal sekarang menjadi kenyataan berkat jerih payah anak-anak bangsa Iran dalam Pasukan Dirgantara IRGC.

“Pada peringatan 40 tahun kemenangan Revolusi Islam, kami mendeklarasikan kemampuan pertahanan penuh kami. Kemampuan pertahanan Iran adalah pencegahan dan dalam konteks menjaga keamanan nasional, bukan tawar-menawar dan negosiasi,” ungkapnya.

Dia melanjutkan, “Orang-orang Eropa berbicara tentang membatasi dan memblokir kemampuan pertahanan kami padahal mereka sendiri sama sekali tak segan-segan mengeksploitasi kemampuan ofensif mereka untuk menyerang orang-orang tertindas dan tak bersalah di seluruh dunia, tetapi kami dengan bangga meningkatkan kemampuan pertahanan kami tanpa takut apapun.”

Kepala Humas Angkatan Bersenjata Iran Brigjen Abbas Sehdahe menyatakan negaranya telah menjelma menjadi kekuatan rudal terkemuka di kawasan dan memiliki jenis rudal jarak menengah dan jauh.

Dia menyebutkan bahwa kemajuan pertahanan Iran juga terlihat signifikan di berbagai bidang lain, dan bahwa negara republik Islam ini sekarang dapat membuat kapal selam, kapal perang, jet tempur sekelas Kowsar, helikopter, pesawat nirawak, dan peralatan lapis baja.

Peluncuran rudal balistik permukaan-ke-permukaan Dezful berjarak jangkau 1.000 km (621 mil) merupakan kelanjutan dari tindakan Iran menolak mentah-mentah desakan Barat terhadap Teheran agar menghentikan program misilnya. (alalam/raialyoum/reuters)

Maroko Keluar Dari Koalisi Arab Dalam Perang Yaman

Para pejabat pemerintah Maroko menyatakan negara ini menghentikan keterlibatannya dalam operasi militer pasukan koalisi Arab pimpinan Arab Saudi dalam perang Yaman, dan telah pula memanggil pulang duta besarnya untuk Arab Saudi.

Ketegangan meningkat dalam hubungan Maroko dengan Arab Saudi di tengah kekuatiran internasional terkait dengan tindakan Saudi dalam perang Yaman dan berbagai persoalan lainnya.

Seorang pejabat pemerintah Maroko, Kamis (7/2/2019), menyatakan negaranya tidak lagi mengambil bagian dalam intervensi militer ataupun pertemuan menteri dalam koalisi pimpinan Saudi.

Pejabat itu tidak memberikan penjelasan rinci, dan pemerintah Maroko juga belum pernah mengungkapkan rincian partisipasi militernya dalam koalisi yang memerangi kelompok pejuang Ansarullah (Houthi) di Yaman sejak 2015 tersebut.

Invasi militer koalisi Arab telah menjatuhkan ribuan korban jiwa dan menelantarkan lebih dari 3 juta orang.

Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourita dalam sebuah wawancara dengan saluran Al-Jazeera yang berbasis di Qatar bulan lalu mengatakan bahwa partisipasi Maroko di Yaman telah “berubah.”

Bourita juga mengisyaratkan bahwa Rabat serius keberatan terhadap safari Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman baru-baru ini ke sejumlah negara di tengah kecaman internasional atas pembunuhan wartawan Saudi Jamal Khashoggi di Kedutaan Besar Saudi di Istanbul.

Menurut sebuah sumber, Maroko bahkan menolak menjadi tuan rumah putra mahkota Saudi sembari menyebutkan bahwa Raja Muhammad VI dari Maroko sedang “sibuk”, dan tak pelak penolakan ini menjadi penghinaan serius bagi Saudi.

Menyusul wawancara Bourita, saluran televisi Al-Arabiya yang disponsori Saudi membalas menyerang Maroko dengan menyiarkan film dokumenter tentang kawasan sengketa Sahara Barat serta mendukung klaim bahwa Maroko menduduki kawasan ini setelah penjajah Spanyol angkat kaki darinya pada tahun 1975. Rabat menganggap Sahara Barat sebagai bagian dari Maroko.

Menurut pejabat pemerintah Maroko lainnya, Rabat menarik duta besarnya dari Arab Saudi untuk konsultasi menyusul siaran tersebut.

Kedua pejabat pemerintah Maroko itu berbicara kepada Associated Press dengan syarat anonim karena keduanya tidak berwenang berbicara secara terbuka mengenai ketegangan diplomatik tersebut.

Duta besar Maroko untuk Arab Saudi, Mustapha Mansouri, masih berada di Rabat, namun enggan ketika diminta berkomentar. (raialyoum/washingtonpost)

Tim PBB: Pembunuhan Khashoggi Direncanakan Dan Dilakukan Oleh Para Pejabat Saudi

Penyelidik HAM PBB yang memimpin penyelidikan internasional atas kasus pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi menyatakan bukti yang ada menunjukkan bahwa Khashoggi adalah korban “pembunuhan brutal dan terencana, yang direncanakan dan dilakukan oleh para pejabat Arab Saudi”.

Pelapor Khusus PBB Agnes Callamard, Kamis (7/2/2019), mengatakan bahwa timnya memiliki akses ke bagian dari “bahan audio yang dingin dan mengerikan” dalam pembunuhan yang diperoleh oleh intelijen Turki.

PBB dalam sebuah statemennya menyebut Saudi juga “secara serius meremehkan” upaya Turki menyelidiki kasus itu.

“Sangat menyedihkan waktu dan akses yang diberikan kepada penyelidik Turki untuk melakukan pemeriksaan dan pencarian TKP secara profesional dan efektif yang diperlukan oleh standar internasional untuk penyelidikan,” ungkap Callamard.

Dalam laporan mengenai misinya selama seminggu bersama timnya yang terdiri dari tiga ahli ke Turki Callamard juga mengaku telah meminta akses ke Arab Saudi.

Dia menilai “keprihatinan utama” terletak pada proses pengadilan 11 terdakwa yang menghadapi persidangan di Saudi atas pembunuhan Khashoggi.

Callamard berencana menyerahkan laporan final timnya kepada Dewan HAM PBB pada bulan Juni mendatang.

Khashoggi, penulis Saudi yang kritis terhadap Putra Mahkota dan penguasa de facto Saudi Mohammed bin Salman (MBS) terbunuh di dalam konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober tahun lalu, dan jenazahnya yang disebut-sebut telah dimutilasi dan bahkan dilarutkan dengan zat kini sampai sekarang belum ditemukan.

Agen intelijen AS telah berkesimpulan bahwa MBS adalah orang yang memerintahkan pembunuhan itu. (aljazeera)

Rusia Pastikan Suriah Makin Dekati Pemulihan Kedaulatan

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov memastikan bahwa Suriah sudah semakin mendekati masa pemulihan kedaulatan dan integritas teritorialnya.

“Kami dan Iran secara aktif bekerja sama sebagai penjamin proses Astana, situasi di Suriah sebagian besar telah stabil dan tugas-tugas utama memulihkan integritas teritorial dan kedaulatan negara ini kemungkinan besar sudah ada di tangan berkat kerjasama Rusia-Iran, dan Turki,” ujar Ryabkov.

Mengenai penerapan embargo Amerika Serikat (AS) terhadap Iran dan Suriah, dia menganggapnya sebagai terorisme ekonomi, dan menyatakan bahwa mekanisme untuk mengurangi dampak pembatasan AS akan ditingkatkan.

“Ada cara untuk mengurangi dampak sanksi AS, dan akan ada perbaikan,” katanya.

Dia menambahkan, “Saya yakin bahwa berkenaan dengan Suriah, hubungan Rusia-Suriah akan berkembang. AS maupun negara lain tidak akan dapat mencegahnya. Dan sanksi ini sungguh merupakan terorisme ekonomi.” (alalam)