Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 6 Mei 2022

Jakarta, ICMES. Tiga pemukim Zionis Israel tewas dan empat lainnya terluka akibat serangan seorang pria Palestina yang dilakukan dengan menggunakan kapak di daerah Elad, timur Tel Aviv.

Kremlin menepis laporan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah meminta maaf kepada Perdana Menteri Israel Naftali Bennett atas pernyataan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bahwa penjahat Perang Dunia II dari Jerman, Adolf Hitler, adalah keturunan Yahudi.

Ratusan massa pemukim Israel menyerbu komplek Masjid Al-Aqsa di kota Quds (Yerussalem) Timur, dengan pengawalan ketat polisi.

Anggota Biro Politik Hamas Mousa Abu Marzook mengenai kunjungan delegasi Hamas ke Moskow menyatakan bahwa Rusia berperan menjaga kepentingan Palestina, dan kunjungan itu dijadwalkan sebelum terjadi ketegangan antara Rusia dan Israel.

Berita Selengkapnya:

Tiga Orang Israel Tewas Diserang Pejuang Palestina

Tiga pemukim Zionis Israel tewas dan empat lainnya terluka akibat serangan seorang pria Palestina yang dilakukan dengan menggunakan kapak di daerah Elad, timur Tel Aviv, Kamis malam (5/5), menurut Kantor Berita Palestina, Maan.

Maan mengutip laporan radio Israel bahwa pelaku serangan itu tertembak, sementara surat kabar Yedioth Ahronoth mengabarkan bahwa polisi Israel sedang memburu mobil yang dicurigai, karena berbalik arah dari lokasi kejadian.

Penghalang jalan didirikan di lokasi tersebut, dan sebuah helikopter polisi mengejar salah satu kendaraan yang dicurigai.

Walikota Elad saat berbicara di televisi Israel Channel 12 mengimbau warga Israel untuk tinggal di rumah mereka sementara pasukan keamanan melanjutkan pekerjaan mereka di daerah tersebut.

Dilaporkan bahwa pasukan Israel mengejar pelaku serangan yang diduga lebih dari satu orang.

Radio militer Israel menyebutkan bahwa seorang tersangka dalam serangan itu sedang dikejar di Elad dan tampaknya dia menggunakan kapak dalam serangannya, sementara media Israel menyiarkan gambar-gambar awal dari lokasi peristiwa.

Polisi menjelaskan, operasi tersebut dilakukan secara berganda dengan cara menembak dan menggunakan senjata berwarna putih.

Polisi mengerahkan barikade di sepanjang arteri di dekat lokasi serangan di Elad.

Sumber Israel mengatakan bahwa polisi menggunakan helikopter setelah gagal menjangkau pelaku secepatnya. Polisi mencari kendaraan yang terlihat melarikan diri dari lokasi peristiwa, dan ada kekhawatiran terhadap kemungkinan terjadinya serangan lain.

Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, menyebut serangan orang Palestina itu “bagian dari kemarahan bangsa kami atas serangan rezim pendudukan (Israel) terhadap tempat-tempat suci.”

Dia menjelaskan, “Penyerbuan Masjid Al-Aqsa tidak bisa dibiarkan begitu saja. Operasi heroik di Tel Aviv hari ini adalah implementasi praktis dari apa yang diperingatkan oleh kubu resistensi bahwa Al-Aqsa adalah garis merah.”

Hazem menambahkan,”Kami menghadapi kondisi perjuangan yang terintegrasi dan berkelanjutan di semua tempat di mana orang-orang Palestina berada. Rezim pendudukan tak dapat menekan garis depan di Gaza, Tepi Barat dan bagian dalam pendudukan (Israel).”

Gelombang serangan yang melanda di Israel sejak akhir Maret lalu telah menewaskan 14 orang. (raialyoum)

Kremlin Bantah Putin Minta Maaf atas Pernyataan Menlunya bahwa Hitler Berdarah Yahudi

Kremlin menepis laporan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah meminta maaf kepada Perdana Menteri Israel Naftali Bennett atas pernyataan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bahwa penjahat Perang Dunia II dari Jerman, Adolf Hitler, adalah keturunan Yahudi.

Bantahanitu  disampaikan sebagai tanggapan atas apa yang dilaporkan oleh pihak Bennett  bahwa Putin melalui panggilan telepon telah meminta maaf atas pernyataan Lavrov tersebut. Kremlin menyebutikan rincian panggilan telefon itu,  yang tidak mengandung unsur permintaan maaf.

Bantahan itu dikukuhkan oleh juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov, Kamis (5/5), dengan mengatakan, “Percakapan yang terjadi antara para pemimpin kedua negara persis seperti yang dinyatakan dalam pernyataan Kremlin.”

Sehari sebelumnya, media Israel mengutip pernyataan dari kantor perdana menteri bahwa Bennett telah “menerima” permintaan maaf Putin atas pernyataan tentang keyahudian Hitler.

Dalam pernyataan itu kantor perdana menteri Israel menyebutkan, “Perdana Menteri telah menerima permintaan maaf Putin atas pernyataan Lavrov, dan berterima kepadanya atas penjelasan sikapnya mengenai bangsa Yahudi dan Holocaust.”

Pernyataan Lavrov mengenai Hitler tersebut telah membangkitkan kemarahan berbagai pihak di Israel. Namun, menurut Kremlin, alih-alih meminta maaf, Putin dalam percakapan telefon itu hanya ikut menekankan pentingnya tanggal 9 Mei, hari di mana Rusia memperingati kemenangannya atas Nazi dan pada tahun inipun semua korban Perang Dunia II dikenang, termasuk korban Holocaust.

Moskow berulang kali menegaskan keinginannya “melucuti senjata” Ukraina dan “memberantas Nazi” dari negara ini, dan dengan dalih inilah Rusia melancarkan invasi militer ke Uraina sejak 24 Februari lalu. (raialyoum)

Komplek Masjid Al-Aqsa Dilanda Bentrokan Sengit, Banyak Orang Terluka

Ratusan massa pemukim Israel menyerbu komplek Masjid Al-Aqsa di kota Quds (Yerussalem) Timur, dengan pengawalan ketat polisi, Kamis (5/5).

Departemen Wakaf Islam di Quds dalam sebuah pernyataan tertulis menyatakan bahwa sebanyak 792 pemukim menyerbu Masjid Al-Aqsa dalam dua gelombang; pagi,oleh 599 pemukim, dan malam hari oleh 193 pemukim.

Polisi Israel menyerang warga Palestina yang memrotes serbuan tersebut.

Departemen Wakaf Islam menyatakan bahwa polisi Israel “menangkap sekira 50 warga Palestina dari halaman Masjid Al-Aqsa.”

Bulan Sabit Merah Palestina menyatakan, “Kru kami memberikan pertolongan pertama kepada dua orang yang terluka akibat pemukulan di Masjid Al-Aqsha, dan mereka dievakuasi ke Al- Rumah Sakit Makassed untuk perawatan.”

Di tengah massa penyerbu terdapat Tov Calvon, anggota Knesset dari partai Yamina yang dipimpin oleh Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, dan mantan anggota Knesset dari partai sayap kanan Likud Yehudah Glick.

Dalam sebuan itu massa pemukim Israel dua kali mencoba mengibarkan bendera Israel d, sementara puluhan dari mereka menyanyikan lagu kebangsaan Israel.

Saksi mata mengatakan bahwa polisi Israel memukuli jamaah serta menembakkan peluru karet dan gas air mata ke puluhan jamaah di Masjid Qibli dalam komplek Masjid Al-Aqsa. (raialyoum)

Berkunjung ke Moskow, Hamas: Ada Peluang Perubahan Status Qua Tatanan Global

Anggota Biro Politik Hamas Mousa Abu Marzook mengenai kunjungan delegasi Hamas ke Moskow menyatakan bahwa Rusia berperan menjaga kepentingan Palestina, dan kunjungan itu dijadwalkan sebelum terjadi ketegangan antara Rusia dan Israel.

Kepada saluran Al-Mayadeen yang berbasis di Lebanon, Kamis (5/5), Abu Marzook mengatakan bahwa sekarang perimbangan baru sedang diterapkan dalam tananan global.

“Ada peluang untuk mengubah status quo dalam sistem global untuk kepentingan kaum tertindas di dunia. Entitas Israel adalah produk sampingan dari kontrol Barat atas dunia, dan setiap perubahan dalam sistem global memengaruhi masa depan entitas ini,” ujarnya.

Dia juga mengatakan, “Kami berharap banyak dari kunjungan kami ke Rusia, dan kami mengkonfirmasi bahwa Moskow berperan dalam menjaga kepentingan Palestina.”

Dia menjelaskan, “Moskow berkomunikasi dengan semua pihak Palestina, dan mampu memainkan peran dalam reunifikasi…. Pemahaman regional antara Rusia dan entitas Zionis, terutama di Suriah, akan terpengaruh oleh hasil konfrontasi Rusia dengan Barat.”

Dia menekankan bahwa eskalasi Israel di Masjid Al-Aqsha dan Tepi Barat diimbangi dengan kebijakan Palestina yang slogannya adalah “Tak ada ketenangan dan stabilitas tanpa hak Palestina”, dan bahwa tempat, waktu dan peringatan “hanya alat, dan yang paling penting, kami tidak akan membiarkan pengusikan Masjid Al-Aqsha dan serangan Israel.”

Sebelumnya di hari yang sama, delegasi Hamas pimpinan Abu Marzouk selaku kepala kantor hubungan internasional Hamas mengadakan pembicaraan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia dan Utusan khusus Presiden untuk Timur Tengah, Mikhail Bogdanov, dan para pejabat lain di Guest Palace Kementerian Luar Negeri Rusia.

Kunjungan delegasi Hamas ke Moskow ini dilakukan ketika hubungan Rusia dengan Israel sedang tegang  terkait dengan operasi militer Rusia di Ukraina. (almayadeen)