Jakarta, ICMES. Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan prihatin  dan mengecam penindasan pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap rakyatnya, terutama warga kulit hitam, dan menyebut Presiden AS Donald Trump memalukan karena membawa-bawa Alkitab (Injil).
Unit Pertahanan udara Pasukan Arab Suriah (SAA) menghadapi serangan rudal yang dilesatkan oleh angkatan udara Israel dari zona udara Libanon ke kota Masyaf, provinsi Hama.
Mesir dan Turki saling kecam terkait dengan campurtangan dalam perang saudara di Libya.
Pemerintah Venezuela menyatakan negara di Amerika Selatan ini masih haus bahan bakar dan sedang mempertimbangkan impor lebih banyak bensin dan produk minyak lainnya dari Iran.
Berita selengkapnya:
Rouhani Sebut Trump Memalukan Bawa-Bawa Alkitab
Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan prihatin  dan mengecam penindasan pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap rakyatnya, terutama warga kulit hitam, dan menyebut Presiden AS Donald Trump memalukan karena membawa-bawa Alkitab (Injil).
Dalam pidato melalui konferensi video  untuk peresmian proyek-proyek nasional Kementerian Energi di provinsi Bushehr dan Azerbaijan Barat, Kamis (4/6/2020),  Rouhani menyinggung kebrutalan polisi AS yang menewaskan pria kulit hitam George Floyd.
“Pembunuhan ini menunjukkan bahwa manusia masih jauh dari pencapaian dunia dan peradaban manusia yang menjadi tujuan para nabi dan nabi besar Islam,†tuturnya.
“Kami menyatakan simpati kami kepada semua orang di AS yang telah turun ke jalan di seluruh negara ini untuk memrotes perilaku polisi AS itu… AS sekarang berada dalam salah satu situasi terburuk dalam sejarah politik dan sosialnya, dan kita menyaksikan penindasan besar terhadap orang kulit hitam, mereka yang tinggal di negara ini dan imigran hari ini… Iran mengutuk keras kejahatan AS dan penguasa Gedung Putih, yang mengeluarkan perintah kejahatan ini,” lanjut Rouhani.
Menyinggung aksi presiden AS Donald Trump tampil di depan wartawan membawa Alkitab, Rouhani menegaskan bahwa Alkitab bukanlah kitab suci yang memerintahkan pembunuhan orang-orang yang tak bersalah.
“Memalukan, presiden yang menggunakan Alkitab untuk membunuh orang. Perilaku ini berbeda dengan ajaran semua agama Ibrahimi. Alkitab adalah suci bagi kita, dan kita menghormati Alkitab dan Yesus Kristus,†kecam Rouhani.
Parlemen Iran Selasa lalu merilis pernyataan yang juga mengutuk kebrutalan polisi AS dan menyebutnya sebagai simbol terorisme rasial. (fna)
Israel Serang Fasilitas Riset di Suriah
Unit Pertahanan udara Pasukan Arab Suriah (SAA) menghadapi serangan rudal yang dilesatkan oleh angkatan udara Israel dari zona udara Libanon ke kota Masyaf, provinsi Hama Kamis malam (4/6/2020).
Sumber militer di lokasi kejadian menyatakan bahwa sistem pertahanan udara Suriah telah menghadang rudal-rudal yang menarget laboratorium penelitian ilmiah di dekat kota Masyaf.
Namun, lanjut sumber itu, beberapa rudal berhasil menghantam gedung, dan menyebabkan ledakan besar, meski tidak menghancurkan bangunan secara total.
Belum ada konfirmasi resmi mengenai dampak serangan udara rezim Zionis tersebut, sementara Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) yang dekat dengan kubu oposisi Suriah dan berbasis di London, Inggris, mengklaim serangan itu menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai beberapa lainnya dengan kondisi dua di antaranya parah.
Israel sendiri masih bungkam terkait dengan laporan mengenai serangan udara tersebut.
Serangan Israel itu merupakan yang kedua kalinya dengan sasaran fasilitas riset Suriah di provinsi Hama dalam dua tahun terakhir. (raialyoum/amn)
Mesir Kecam Tindakan Turki Mengirim Ribuan Kombatan dari Suriah ke Libya
Kementerian Luar Negeri Mesir menyatakan bahwa upaya koalisi internasional memerangi kelompok teroris ISIS terancam oleh tindakan Turki  merekrut, melatih, dan mengangkut ribuan kombatan asing dari Suriah ke Libya. Di pihak lain, Presiden Turki Recep Tayip Erdogan menyebut negara-negara lawan Turki di Libya sebagai kendala bagi perdamaian.
Dalam pertemuan koalisi yang diserukan oleh menteri luar negeri Amerika Serikat (AS) dan Italia, Kamis (4/6/2020), Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry  menyebut tindakan Turki itu sebagai  pelanggaran terbuka terhadap hukum internasional, resolusi Dewan Keamanan PBB, dan tujuan yang dicanangkan oleh koalisi tersebut.
Dia juga menegaskan sambutan baik pemerintah Mesir untuk optimalisasi upaya kolektif dengan pemerintah Irak untuk peningkatan kerjasama kontra- terorisme, mendukung stabilitas di Irak, dan membangun kembali lembaga-lembaganya.
Shoukry juga menyebutkan keharusan membela rakyat Suriah dengan mendukung solusi politik yang permanen.
Di pihak lain, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam konferensi pers di Ankara, Kamis, usai pertemuan dengan kepala Pemerintahan Kesepakatan Nasional (GNA) Libya, Fayez  al-Sarraj, yang didukung Turki,  menyatakan sejarah akan menilai pihak-pihak yang menyebabkan “pertumpahan darah†dengan mendukung Haftar.
Pihak-pihak yang dimaksud Erdogan adalah Mesir, Uni Emirat Arab, dan Rusia yang menyokong Pasukan Nasional Libya (LNA) pimpinan Khalifa Haftar.
Erdogan berjanji akan meningkatkan dukungan negaranya kepada GNA dalam memerangi pasukan Khalifa Haftar. Dia menyebut Haftar dan sekutunya sebagai penghalang terbesar bagi perdamaian di Libya. (amn/aljazeera)
Venezuela Mengaku Perlu Tambahan Stok Bahan Bakar dari Iran
Pemerintah Venezuela menyatakan negara di Amerika Selatan ini masih haus bahan bakar dan sedang mempertimbangkan impor lebih banyak bensin dan produk minyak lainnya dari Iran.
Sebelumnya, Venezuela telah menerima lima gelombang pengiriman bahan bakar dari Iran meskipun kedua negara yang bersahabat erat ini dikenai sanksi ketat oleh Amerika Serikat (AS).
“Teheran kemarin menawarkan pemasokan Venezuela dengan tambahan bensin dan kilang. Presiden Maduro kemungkinan besar akan menerima tawaran itu karena kami membutuhkan bahan bakar,†ungkap seorang pejabat kantor Presiden Venezuela ketika ditanya oleh Argus Media, Kamis (4/6/2020).
Pejabat lain mengatakan Caracas akan meminta kepada Teheran pasokan lebih lanjut dalam beberapa minggu mendatang demi memberi peluang lebih besar kepada perusahaan minyak negara Venezuela, PDVSA, untuk menghidupkan kembali sebagian kapasitas pengilangannya.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro Selasa lalu mengaku bahwa jika kondisi memungkinkan terkait pandemi Covid-19 maka akan berkunjung ke Iran untuk mengungkapkan terima kasihnya kepada pemerintah Iran dan menandatangani “perjanjian bilateral tingkat tinggi yang memperkuat hubungan energi, keuangan dan militer”.
“Saya berkewajiban untuk secara pribadi berterima kasih kepada orang-orang ini,” kata Maduro dalam pidato televisi pemerintah. (fna)
.