Jakarta, ICMES. Aksi protes berujung bentrok dan kekerasan terjadi di Provinsi Alborz, Iran, sebelah barat Ibu Kota Teheran, dengan laporan bahwa perusuh bersenjata telah membunuh seorang anggota pasukan relawan Basij dan melukai setidaknya 10 petugas polisi.
Sebuah roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel (Palestina Pendudukan 1948) beberapa jam setelah mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dinyatakan sebagai pemenang pemilihan legislatif.
Pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengumumkan demonstrasi akbar akan diadakan di seluruh penjuru negara republik Islam ini pada tanggal 4 November untuk memperingati Hari Nasional Anti-Imperialisme.
Berita Selengkapnya:
Kerusuhan di Iran Tewaskan Satu Anggota Pasukan Relawan
Aksi protes berujung bentrok dan kekerasan terjadi di Provinsi Alborz, Iran, sebelah barat Ibu Kota Teheran, dengan laporan bahwa perusuh bersenjata telah membunuh seorang anggota pasukan relawan Basij dan melukai setidaknya 10 petugas polisi.
Kantor berita resmi Iran, IRNA, Kamis (3/11), memberitakan bahwa massa perusuh di Karaj, ibu kota Provinsi Alborz, mencoba memblokir sebuah jalan utama yang menghubungkan kota barat ke Provinsi Qazvin, sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas. Aksi itu dilakukan dengan dalih memperingati hari ke-40 kematian salah satu rekan mereka yang tewas dalam unjuk rasa ricuh.
Petugas kepolisian dan pasukan keamanan lantas mendatangi lokasi, berusaha membubarkan para perusuh dan membuka kembali jalan, namun massa tetap berusaha menutup jalan dengan membuat kobaran api dan melempari petugas.
Para perusuh juga merusak rambu-rambu jalan dan memprovokasi masyarakat dengan meneriakkan slogan-slogan.
Menurut IRNA, para pengacau, bersama dengan pengunjuk rasa, menyerang pasukan polisi sambil menghentikan salah satu mobil mereka, dan melukai tiga petugas.
Para perusuh juga membakar kios polisi di Lapangan Hesarak di Karaj dan sebuah mobil polisi di lingkungan terdekat.
Kerusuhan pecah di Iran pada 16 September setelah seorang wanita muda Mahsa Amini, 22 tahun, jatuh pingsan saat menjalani bimbingan moral di kantor polisi dan kemudian meninggal di rumah sakit. Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa wanita bersuku Kurdi itu meninggal karena penyakit yang sudah lama diidapnya, namun isu yang tersiar merumorkan bahwa dia meninggal karena dianiaya.
Para perusuh mengamuk berbuat onar di berbagai penjuru Iran, menyerang petugas keamanan, melakukan vandalisme terhadap properti publik, dan menodai kesucian agama.
Pemerintah AS dan sekutu Eropanya selama beberapa minggu terakhir memberlakukan sanksi terhadap sejumlah individu dan entitas Iran atas apa yang mereka klaim sebagai kekerasan terhadap pengunjuk rasa.
Pekan lalu, Kementerian Intelijen Iran menyatakan bahwa AS dan Inggris terlibat “langsung” dalam kerusuhan, dan bahwa puluhan teroris yang berafiliasi dengan rezim Zionis dan kelompok anti-revolusi juga telah ditahan dalam kerusuhan tersebut.
Kementerian Intelijen Iran dan Organisasi Intelijen Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) juga mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan adanya peran utama badan-badan intelijen asing, terutama CIA, dalam penggalangan kerusuhan dan kekerasan di Iran dalam beberapa minggu terakhir.
Imam Masjid Terbunuh di Zahedan
Dalam peristiwa lain, IRNA melaporkan bahwa kawanan bersenjata tak dikenal telah membunuh Sajjad Shahraki, imam di sebuah masjid di kota Zahedan, Provinsi Sistan dan Baluchestan, Kamis.
Dilaporkan bahwa korban ditembak di kepala dan dada hingga kemudian meninggal setelah sempat dilarikan ke rumah sakit.
Penyelidikan ekstensif segera dimulai untuk mengidentifikasi dan menangkap para pelaku penembakan, dan mengungkap motif penyerangan. (irna)
IRGC: Aksi Nasional Anti-Imperialisme akan Digelar di Iran
Pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Kamis (3/11), mengumumkan demonstrasi akbar akan diadakan di seluruh penjuru negara republik Islam ini pada tanggal 4 November untuk memperingati Hari Nasional Anti-Imperialisme.
Menurut IRGC, aksi nasional itu akan menandai kegagalan konspirasi terbaru dan perang hibrida AS-Israel terhadap Iran.
“Kami bersyukur kepada Allah bahwa Iran dan bangsa Iran yang besar, yang secara strategis telah menghadapi pemerintah AS yang jahat dan teroris selama tujuh dekade terakhir, sekarang diakui sebagai pembawa bendera perang melawan imperialisme dan mengungkap kejahatan tak berprikemanusiaan Gedung Putih terhadap negara-negara dunia,†ungkap IRGC dalam sebuah pernyataan.
Peringatan itu sendiri mengacu pada peristiwa pendudukan kedutaan AS di Teheran oleh mahasiswa pada masa kemenangan revolusi Islam tahun 1979.
IRGC menyebutkan bahwa pelajaran yang terpetik dari peristiwa itu telah membentuk landasan bagi kebangkitan melawan “kebijakan setan tidak manusiawi†dan kekuatan arogan, dan ini terjadi ketika berbagai negara melepaskan belenggu dominasi dan arogansi AS, dan geografi arogansi di dunia semakin berkurang dari hari ke hari.
IRGC menekankan bahwa rakyat Iran akan turun ke jalan-jalan dalam demonstrasi 4 November di seluruh penjuru negeri untuk melawan hasutan AS-Israel dalam gelombang kerusuhan yang melanda berbagai wilayah Iran belakangan ini.
IRGC menegaskan bahwa aksi nasional itu juga akan menandai berakhirnya perang hibrida AS dan Israel terhadap Republik Islam, dan akan memperlihatkan lagi kepada seluruh dunia gigihnya perlawanan bangsa Iran melawan arogansi global. (presstv)
Israel Tangkis Serangan Rudal Gaza Usai Kemenangan Netanyahu dalam Pemilu
Sebuah roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel (Palestina Pendudukan 1948), Kamis (3/11), beberapa jam setelah mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dinyatakan sebagai pemenang pemilihan legislatif.
“Satu roket ditembakkan dari Jalur Gaza… roket itu dicegat,†ungkap militer Israel dalam sebuah pernyataan saat mengkonfirmasi peluncuran roket pertama sejak konflik tiga hari di Jalur Gaza pada Agustus lalu antara Israel dan Jihad Islam Palestina (PIJ).
Surat kabar Israel, Ha’aretz, menyebutkan sirene terdengar di sejumlah pemukiman di perbatasan Jalur Gaza dan sistem pertahanan rudal Kubah Besi diaktifkan.
Lembaga penyiaran Israel Kan 11 melaporkan setidaknya dua ledakan terdengar di daerah perbatasan Gaza.
Tak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas peluncuran roket dari wilayah yang dikendalikan oleh Hamas dan diblokade oleh Israel sejak 15 tahun silam tersebut.
Selanjutnya militer Israel mengumumkan tiga roket lagi ditembakkan dari Jalur Gaza namun tak mencapai wilayah Israel pada Kamis malam.
Radio militer Israel melaporkan bahwa sirene terdengar di pemukiman di sekitar Jalur Gaza, termasuk Nirim, Ein Hashulsha dan Kissufim.
Sumber-sumber Israel menyatakan bahwa PIJ adalah pihak yang meluncurkan rudal sebagai tanggapan atas gugurnya seorang pemimpin PIJ di Jenin pada Kamis pagi.
PIJ dalam sebuah pernyataan menyusul kesyahidan dua kadernya di kamp Jenin menegaskan “darah syahid Farouk Salameh akan membuka gerbang neraka bagi para pemimpin rezim pendudukan.”
Salameh gugur dalam bentrokan dengan pasukan Zionis Israel yang mencoba menyerbu kamp Jenin.
PIJ menegaskan, “Pembunuhan dengan cara pengecut ini tidak akan mematahkan keinginan mujahidin kami di Brigade Jenin, dan malah akan menjadi motivasi untuk melanjutkan garis pertahanan pertama untuk tanah dan bangsa kami, dan membalas darah para syuhada. Kami tidak akan beristirahat dengan tenang atau menerima keputusan sampai pendudukan berakhir.â€
Dengan gugurnya dua pejuang Palestina di kamp Jenin itu jumlah syuhada Palestina pada hari itu bertambah menjadi empat orang. Dua korban gugur sebelumnya adalah Amer Badr Halabiya (20 tahun) dari Beit Hanina dan Daoud Mahmoud Khalil Rayan (42 tahun) dari desa dari Beit Duqu, barat laut Quds . (raialyoum)