Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 30 September 2022

Jakarta, ICMES. Untuk pertama kalinya, pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menunjukkan video detail serangan rudal dan dronenya ke beberapa target di wilayah Kurdistan Irak, sementara Kemlu AS menyatakan satu orang AS tewas akibat serangan ini.

Seorang bocah kecil Palestina gugur ketika dikejar oleh pasukan pendudukan Israel di daerah Tekoa, selatan Betlehem.

Presiden Rusia Vladimir Putin memastikan bahwa apa yang disebutnya “hegemoni unipolar” sedang mengalami proses keruntuhan manakala dunia sekarang berada di ambang pembentukan tatanan dunia yang lebih adil.

Berita Selengkapnya:

Pertama Kali, IRGC Tunjukkan Detail Gempuran Rudalnya ke Kurdistan Irak

Untuk pertama kalinya, pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menunjukkan video detail serangan rudal dan dronenya ke beberapa target di wilayah Kurdistan Irak, sementara Kemlu AS menyatakan satu orang AS tewas akibat serangan ini.

Angkatan Darat (AD) IRGC, Kamis (29/9), menyatakan bahwa serangan itu ditujukan terhadap kelompok-kelompok separatis yang terlibat dalam gelombang kerusuhan  yang terjadi di Iran pasca kematian Mahsa Amini.

AD IRGC menekankan bahwa serangan itu dilakukan setelah pemerinta semi otonomi Kurdistan Irak tidak mengindahkan peringatan agar menutup markas-markas kelompok-kelompok separatis tersebut.

AD IRGC dalam sebuah pernyataan menegaskan pihaknya menuntut “pemerintah pusat Irak dan pemerintah regional Irak utara memikul tanggung jawab mereka di hadapan Republik Islam Iran sebagai tetangga mereka.”

Sembari menyatakan bahwa serangan rudal dan drone itu menerjang dan menghancurkan sebagian besar target, AD IRGC memastikan bahwa serangan demikian masih akan berlanjut sampai senjata kelompok-kelompok itu terlucuti.

Komandan AD IRGC, Brigjen Mohammad Pakpour, mengumumkan bahwa tak kurang dari 73 rudal balistik permukaan-ke-permukaan dan puluhan drone telah ditembakkan dan menghantam markas-markas “teroris” di Kurdistan Irak.

Dia  menjelaskan bahwa pemboman markas-markas di Irak utara itu dilakukan dengan presisi, dan target yang ditentukan tersebar di 42 lokasi, yang sebagian di antaranya berjarak 400 kilometer satu sama lain.

Pakpour menekankan bahwa “serangkaian operasi demikian akan berlanjut sampai senjata kelompok teroris terlucuti,” dan bahwa “target yang dipilih pastilah terkait dengan kelompok-kelompok anti-Iran”.

Sehari sebelumnya, IRGC mengumumkan pihaknya telah “melancarkan serangan yang mencakup serangan rudal dan drone di markas organisasi teroris anti Iran di Kurdistan Irak”, dan menekankan “dimulainya fase baru operasi militer terhadap pusat-pusat organisasi-organisasi itu di wilayah Kurdistan Irak.”

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa satu orangnya tewas akibat serangan Iran ke wilayah Kurdista Iran.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vidant Patel mengatakan, “Kami dapat mengkonfirmasi bahwa satu orang Amerika tewas akibat serangan rudal di Kurdistan Irak.”

Dia enggan memberikan rincian lebih lanjut dengan alasan “undang-undang privasi”.

Sejak Sabtu, AD IRGC melancarkan serangkaian serangan terhadap kelompok-kelompok bersenjata yang berbasis di Kurdistan Irak, termasuk kelompok yang disebut Partai Komala, yang telah memperoleh pijakan kuat di wilayah yang berbatasan dengan Iran.

Angkatan Bersenjata Iran, khususnya IRGC, telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka tidak akan pernah mentolerir kehadiran dan aktivitas kelompok-kelompok teroris di sepanjang perbatasan barat laut dan akan memberikan tanggapan yang kuat dan tegas jika terjadi aktivitas anti-keamanan. (raialyoum/almayadeen/fna)

Tragis, Seorang Bocah Palestina Jatuh dan Gugur Ketika Dikejar Pasukan Zionis di Tepi Barat

Seorang bocah kecil Palestina gugur ketika dikejar oleh pasukan pendudukan Israel di daerah Tekoa, selatan Betlehem, Kamis (29/9).

Sumber medis melaporkan bahwa bocah bernama Rayan Suleiman yang masih berusia tujuh tahun sempat dilarikan ke ke Rumah Sakit Beit Jala, namun tim medis tidak dapat mengaktifkan kembali jantungnya.

Moussa Al-Shaer, pejabat daerah Tekoa, mengatakan bahwa Rayan Suleiman, yang baru duduk di kelas empat sekolah dasar, dikejar oleh pasukan Zionis di sekitar sekolah hingga jatuh dari ketinggian, yang menyebabkannya menderita luka parah.

Hari itu pasukan Zionis menyerang dan menembakkan peluru karet dan gas air mata terhadap para siswa sekolah-sekolah di Kamp Jenin yang mengadakan aksi protes atas pembantaian di Kamp Jenin.

Amerika Serikat menyerukan penyelidikan “menyeluruh dan segera” atas kematian bocah lelaki Palestina itu, ungkap wakil juru bicara Kemlu AS Vidant Patel.

Di hari yang sama, dua warga Palestina terluka oleh peluru tajam tentara Israel, dan dua lainnya ditangkap di wilayah selatan Tepi Barat.

Sumber medis Palestina mengaku menangani dua korban luka yang jatuh dalam bentrokan yang meletus di lingkungan Bab al-Zawiya, Al-Khalil (Hebron). Dua korban itu dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.

Saksi mata mengatakan bentrokan itu meletus menyusul unjuk rasa mengutuk pembunuhan empat warga Palestina di kota Jenin pada hari Rabu.

Menurut saksi mata, pasukan Zionis menggunakan peluru tajam dan gas air mata untuk membubarkan unjuk rasa, dan menangkap dua warga Palestina.

Kementerian Kesehatan Palestina, Rabu, mengumumkan empat warga Palestina gugur di kota Jenin dalam  peristiwa operasi pasukan Zionis Israel.

Sebelum itu, pasukan Zionis menyerbu Sekolah Al-Hajaria yang dikhususkan untuk siswa laki-laki di Al-Khalil.

Saksi mata mengatakan, “Pasukan Israel menyerang staf pengajar dan siswa, dan menyemprot beberapa dari mereka dengan gas merica, setelah mereka mencoba untuk mencegah pasukan itu menyerbu sekolah dan memasuki ruang kelas.”

Saksi mata menunjukkan bahwa dua siswa sekolah itu ditahan selama beberapa jam.

Di media sosial beredar video penyerbuan sekolah yang disusul dengan penahanan dua siswa tersebut. (raialyoum)

Putin: Hegemoni Unipolar Sedang Runtuh

Presiden Rusia Vladimir Putin memastikan bahwa apa yang disebutnya “hegemoni unipolar” sedang mengalami proses keruntuhan manakala dunia sekarang berada di ambang pembentukan tatanan dunia yang lebih adil.

“Di depan mata kita, ada proses sulit untuk membentuk tatanan dunia yang lebih adil,” kata Putin dalam percakapan dengan kepala badan intelijen Persemakmuran Negara Independen (CIS), aliansi yang berada di bawah Rusia, Kamis (29/9).

Putin menjelaskan bahwa formasi seperti itu disertai dengan “problematika nyata di permukaan.”

Dia menambahkan, “Hegemoni unipolar runtuh tanpa henti, ini adalah realitas objektif yang ditolak mentah-mentah oleh Barat, sementara kita melihat semua yang muncul dari itu.”

Melalui konferensi video,  Putin menjelaskan, “Berpegang teguh pada masa lalu dan mencoba untuk mengejar kebijakan dikte di semua bidang – dari hubungan internasional dan ekonomi hingga budaya dan olahraga – kolektif Barat yang paling terkenal ini menciptakan masalah baru dan baru, krisis.”

Menurutnya, dalam situasi yang rumit dan tegang seperti itu, keamanan eksternal dan stabilitas internal adalah dua kondisi penting untuk pembangunan ekonomi yang stabil.

“Untuk menempatkan penghalang yang benar-benar kokoh terhadap tantangan yang ada dan potensial, negara-negara CIS harus bertindak dengan jelas dan harmonis, terus-menerus memperkuat dukungan timbal balik,” katanya.

Putin menambahkan bahwa pihak lawan siap untuk mempertaruhkan siapa pun, untuk mengubah negara mana pun menjadi pusat krisis dan memprovokasi revolusi warna untuk melancarkan pembantaian.

Dia mengatakan Barat memelihara skenario untuk memicu konflik di CIS, di mana ada cukup banyak konflik yang muncul sebagai akibat dari pembubaran Uni Soviet.

“Cukup untuk melihat apa yang terjadi sekarang antara Rusia dan Ukraina, terjadi di perbatasan beberapa negara CIS lainnya. Tetapi risiko destabilisasi masih terus meningkat, termasuk risiko destabilisasi seluruh kawasan Asia-Pasifik,” katanya.

Dia juga menyinggung masalah Afghanistan dengan mengatakan, “Afghanistan tetap tidak stabil, sangat rentan terhadap serangan teror dan ekstremis dapat menyusup ke negara-negara CIS dari Afghanistan.” (alalam/anadolu)