Jakarta, ICMES. Media militer Yaman kubu Ansarullah merilis video penyerbuan dan pembakaran kapal Sounion berbendera Yunani , menyusul serangan sebelumnya oleh pasukan Yaman tersebut.
Sumber-sumber terpercaya mengkonfirmasi kepada saluran TV Al-Mayadeen yang berbasis di Lebanon bahwa dari dalam Israel telah dikonfirmasi bahwa Hizbullah “benar-benar berhasil, dengan pasti, mencapai dan mengena Unit Intelijen Israel 8200”.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menuduh Iran menyelundupkan senjata ke Yordania dan kemudian ke Tepi Barat sebagai upaya menciptakan “front timur” melawan Israel.
Berita selengkapnya:
Militer Yaman Rilis Video Pembakaran Kapal Tanker Sounion
Media militer Yaman kubu Ansarullah merilis video penyerbuan dan pembakaran kapal Sounion berbendera Yunani , menyusul serangan sebelumnya oleh pasukan Yaman tersebut.
Dalam video yang disiarkan pada hari Kamis (29/8) itu tampak aksi baru penyerbuan dan pembakaran kapal Sounion di Laut Merah, karena yang perusahaan pemiliknya dianggap melanggar larangan masuk ke pelabuhan-pelabuhan Palestina pendudukan (Israel).
Rabu lalu Ansarullah mengumumkan pihaknya telah mengizinkan penarikan kapal minyak yang telah terbakar selama berhari-hari.
Juru bicara Ansarullah, Muhammad Abdel Salam, di platform X menyebutkan; “Setelah beberapa badan internasional menghubungi kami , khususnya Eropa, mereka diperbolehkan menarik kapal minyak yang terbakar (Sounion).”
Dia menambahkan: “Kami menegaskan bahwa pembakaran kapal minyak tersebut adalah contoh keseriusan Yaman dalam penargetan kapal mana pun yang melanggar keputusan embargo Yaman yang melarang penyeberangan kapal apa pun ke pelabuhan-pelabuhan Palestina pendudukan, dengan tujuan untuk memberikan tekanan terhadap entitas musuh, Zionis, agar menghentikan agresinya terhadap Gaza.”
Dia juga memastikan bahwa serangan Angkatan Laut Yaman akan terus berlanjut, dan mengancam akan menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan entitas pendudukan.
“Semua perusahaan pelayaran yang terkait dengan entitas musuh Zionis harus menyadari bahwa kapal mereka akan tetap rentan terhadap serangan Yaman di mana pun mereka dapat dijangkau oleh Angkatan bersenjata Yaman, sampai agresi berhenti dan pengepungan terhadap Gaza dicabut,” pungkasnya.
Sementara itu, Pemimpin Ansarullah Sayid Abdul Malik Al-Houhi dalam pidatonya pada hari Kamis menyatakan pihaknya terus mempersiapkan diri untuk membalas serangan Israel terhadap pelabuhan Hodeidah di Yaman barat pada 20 Juli lalu, yang menggugurkan simbilan orang dan melukai lebih dari 80 orang.
“Persiapan untuk menanggapi musuh, Israel, terus berlanjut, dan waktunya akan menjadi kejutan bagi musuh,” tegasnya.
Mengenai kapal Sounion, dia mengatakan, “Operasi peledakan kapal Sounion terdokumentasi dengan adegannya yang besar dan efektif, serta menunjukkan kebohongan klaim Amerika Serikat soal pencegahan operasi dukungan Yaman kepada Palestina.”
Dia juga mengatakan bahwa “perburuan kapal di Laut Merah menjadi jarang karena kurangnya kapal yang terkait dengan musuh.” (alalam/almayadeen)
Israel Bungkam, Tapi Serangan Besar Hizbullah Pada Hari Arbain Terungkap Sukses
Sumber-sumber terpercaya mengkonfirmasi kepada saluran TV Al-Mayadeen yang berbasis di Lebanon bahwa dari dalam Israel telah dikonfirmasi bahwa Hizbullah “benar-benar berhasil, dengan pasti, mencapai dan mengena Unit Intelijen Israel 8200,” dalam operasi serangan besarnya yang dilancarkan pada Hari Arbain sebagai balasan atas pembunuhan komandan senior Hizbullah Syahid Fouad Shukr.
Mereka menyebutkan bahwa setidaknya enam drone Hizbullah berhasil menembus pertahanan udara Israel, dan mencapai target mereka dengan akurasi tinggi di dalam pangkalan Glilot , yang terletak di kedalaman wilayah Israel dekat kota Tel Aviv.
Mereka menambahkan bahwa Israel menerapkan penjagaan keamanan yang ketat di sekitar pangkalan, sejauh beberapa kilometer, setelah operasi tersebut, dan demikian berlangsung selama beberapa jam, sehingga “personel militer dan sipil dicegah mendekati atau memasuki pangkalan.”
“Operasi Hari Arbaeen berhasil, dengan cara yang tidak menimbulkan keraguan bagi Hizbullah, meskipun Israel melakukan perahasiaan total secara keamanan, militer, dan media,” tutur seorang narasumber.
Sasaran kedua operasi tersebut adalah pangkalan pertahanan udara di Ein Shemer, yang berjarak 75 km dari Lebanon dan 40 km dari Tel Aviv.
Sekjen Hizbullah Sayyid Nasrallah mengkonfirmasi bahwa “sejumlah besar drone mencapai dua tujuan tersebut,” sementara Israel merahasiakan hal ini.
“(Perguliran waktu) siang dan malamlah yang akan mengungkapkan kebenaran tentang apa yang terjadi,” tuturnya.
Dia juga mengatakan, “Kami akan terus memantau hasil kebungkaman musuh (Israel) mengenai apa yang terjadi di dua pangkalan militernya, terutama Glilot. Kami mengikuti dari sumber-sumber kami dan dari berbagai informasi yang dapat kami peroleh dan lain sebagainya.”
Dia menambahkan,” Jika hasilnya memuaskan dan mencapai tujuan yang diinginkan maka kami menganggap operasi pembalasan atas pembunuhan Haj Sayid Muhsin (Shukr) dan serangan terhadap Dahiyeh telah selesai. Sedangkan jika menurut kami hasilnya belum cukup maka kami tetap mempertahankan hak kami untuk membalas di lain kesempatan.” (almayadeen)
Israel Sebut Iran Selundupkan Senjata ke Tapi Barat
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menuduh Iran menyelundupkan senjata ke Yordania dan kemudian ke Tepi Barat sebagai upaya menciptakan “front timur” melawan Israel.
Dalam akunnya di platform X, Kamis (29/8), Katz menyebutkan; “Iran sedang berupaya menciptakan front timur untuk meneror Negara Israel melalui unit khusus Garda Revolusi, yang berspesialisasi dalam penyelundupan senjata dan pendanaan serta mengarahkan organisasi teroris.”
Dia juga menyatakan; “Pada tahap pertama, Iran menyelundupkan senjata ke Kerajaan Yordania, terutama melintasi perbatasan Suriah, dalam upaya untuk melemahkan rezim dan mengubah perbatasan Israel-Yordania menjadi perbatasan yang panas dan bukannya perbatasan perdamaian, dan dari di sana, senjata-senjata tersebut diselundupkan ke Tepi Barat, khususnya ke kamp-kamp pengungsi Palestina, di mana infrastruktur teroris Hamas yang ke-Iranan sedang dibangun, serupa dengan model proksi yang telah dibangun di Gaza, Lebanon, Yaman, dan Irak. Otoritas Palestina tidak mampu menghadapi ancaman ini, yang juga membahayakan keberadaannya.”
Menteri Luar Negeri Israel menambahkan; “Pada tingkat ofensif, Israel harus mengambil tindakan tegas melawan infrastruktur teroris, yang sedang dibangun di lapangan, seperti yang telah kita mulai. Pada tingkat pertahanan, pagar keamanan harus segera dibangun di sepanjang perbatasan antara Israel dan Yordania untuk mencegah aliran senjata canggih Iran.”
Dia menyebutkan; “Selain itu, Amerika Serikat dan negara-negara Barat harus bekerja untuk memperkuat Kerajaan Hashemite Yordania melawan sabotase Iran dan memungkinkannya mempertahankan perbatasannya… Semua tindakan harus diambil dengan tekad dan kecepatan, disamping pengetatan sanksi terhadap rezim Iran untuk membatasi aktivitas subversifnya.”
Katz pada hari Rabu menyerukan evakuasi sementara di Tepi Barat bertepatan dengan operasi militer skala besar yang dilancarkan oleh pasukan Israel, dan menuduh Iran mempersenjatai faksi-faksi Palestina, ketika tentara Israel Senin lalu mengumumkan dimulainya operasi militer skala besar di Tepi Barat.
Surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa operasi tersebut akan berlanjut selama berhari-hari, dan secara khusus difokuskan di lokasi serangan bom Tel Aviv pada 18 Agustus.
Kementerian Kesehatan Palestina pada Kamis malam mengumumkan sebanyak 16 warga Palestina menjadi gugur akibat agresi pendudukan Israel di Jenin, Tubas, dan Tulkarm sejak dini hari Rabu. (raialyoum)