Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 3 Juni 2022

Jakarta, ICMES. Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan bahwa pasukan Zionis Israel menembak mati seorang remaja Palestina, Odeh Mohammad Odeh, 17 tahun, di sekitar tembok pemisah di desa al-Midya, sebelah barat Ramallah

Pemerintah Iran menanggapi sengit pernyataan pertemuan ke-152 para menteri luar negeri Dewan Kerjasama Teluk tentang Iran.

Media Amerika Serikat melaporkan bahwa pada akhir bulan ini Presiden Joe Biden akan mengunjungi Arab Saudi dan  menemui Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk pertama kalinya sejak Biden menempati Gedung Putih.

Satu bocah kecil tewas dan beberapa lainnya cedera terkena serangan pasukan koalisi Arab Saudi-Uni Emirat Arab terhadap rumah-rumah penduduk di provinsi Al-Baida, Yaman.

Berita Selengkapnya:

Korban ke-4 dalam 2 Hari, Remaja Palestina Gugur Ditembak Pasukan Israel Dekat Ramallah

Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan bahwa pasukan Zionis Israel menembak mati seorang remaja Palestina, Odeh Mohammad Odeh, 17 tahun, di sekitar tembok pemisah di desa al-Midya, sebelah barat Ramallah, pada Kamis sore (2/6).

Kementerian itu menjelaskan Odeh dibawa ke Kompleks Medis Palestina di Ramallah dalam kondisi kritis dengan luka tembak di dada, dan kemudian gugur syahid meski telah dilakukan upaya untuk menyelamatkan nyawanya.

Sumber-sumber lokal menyebut bahwa pasukan pendudukan “menembakkan peluru tajam ke sekelompok anak-anak yang sedang bermain di daerah terdekat”.

Odeh adalah orang keempat yang gugur syahid diterjang peluru tajam Israel dalam waktu kurang dari dua hari.

Sebelumnya, Pihak Palestina mengumumkan kesyahidan tahanan yang dibebaskan, Ayman Muhaisen, akibat serangan Israel  di kamp pengungsi Dheisheh, selatan Betlehem, pada dini hari Kamis.

Rabu malam lalu Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan gugurnyapemuda Palestina berusia 24 tahun, Bilal Awad Qabha, dan terlukanya tiga orang lainnya, akibat tembakan pasukan Israel yang menyerbu kota Ya`bad di barat Jenin.

Jurnalis Palestina berusia 31 tahun, Ghufran Warasneh, juga gugur ditembak pasukan Zionis  di gerbang kamp pengungsi Al-Arroub di utara Hebron.

Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengutuk pembunuhan Odeh dan “semua kejahatan mengerikan yang dilakukan terhadap anak-anak dan orang yang kita cintai.”

Shtayyeh mengatakan para pelaku kejahatan tersebut memang berniat membunuhi warga Palestina.

Perdana menteri Palestina mencatat bahwa Odeh adalah anak lain yang terbunuh dalam kelanjutan kejahatan Israel, yang mencakup daftar panjang penargetan anak-anak, wanita dan orang tua, “sebagai akibat dari kelanjutan dari kebijakan standar ganda komunitas internasional yang mendorong para pelaku untuk melanjutkan kejahatan mereka.”

Dalam sebuah pernyataan terpisah, Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina juga mengutuk pembunuhan Odeh, dan menyerukan tindakan internasional untuk menghentikan kejahatan Israel terhadap Palestina.

Sementara itu, Mohammad Sbeihat, kepala organisasi yang mewakili keluarga korban Palestina, menyatakan bahwa pasukan Israel telah membunuh 70 orang Palestina di wilayah pendudukan sejak awal tahun ini.

Dia merinci bahwa ada 13 anak di bawah usia 18 tahun dan lima wanita di antara 70 warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel sejak awal tahun ini. (almayadeen/presstv)

Teheran: GCC Sebagai Gudang Terbesar Senjata Barat Tak Berhak Bicara Kebijakan Pertahanan Iran

Pemerintah Iran, Kamis (2/6), menanggapi sengit pernyataan pertemuan ke-152 para menteri luar negeri Dewan Kerjasama Teluk (GCC) tentang Iran.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadehdalam tanggapan itu menegaskan, “Mengeluarkan pernyataan berulang dan merusak seperti itu menunjukkan kesalahan jalur beberapa anggota dewan ini terhadap Iran.  Mengeluarkan pernyataan vulgar seperti itu bertentangan dengan prinsip-prinsip bertetangga yang baik dan tidak memiliki fungsi khusus selain menciptakan krisis regional di Teluk Persia,”

Dia menambahkan, “Menyampaikan permintaan semacam itu, yang pelakunya sangat menyadari bahwa itu tidak berdasar dan tidak relevan, menunjukkan keparahan dewan ini  dalam mengabaikan mengabaikan aksioma dan ini tidak akan menghasilkan apapun kecuali meningkatnya ketidak benaran dewan ini.”

Khatibzadeh mengatakan, “GCC tak berhak mengungkapkan pendapatnya mengenai kebijakan militer, pertahanan dan deterensi Iran ketika dewan ini sendiri telah menjelma menjadi gudang terbesar senjata AS dan Barat di dunia.”

Dia juga menekankan bahwa tiga pulau Abu Musa, Tunb Besar dan Tumb Kecil di Teluk Persia adalah “bagian yang tak akan terpisahkan dari Iran untuk selamanya”.

Rabu lalu GCC mengadakan pertemuan tingkat menteri yang ke-152. Dalam pernyataan yang dirilis pada pertemuan ini GCC menyatakan, “Iran harus mematuhi prinsip-prinsip berdasarkan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan hukum internasional mengenai hubungan antarnegara, termasuk prinsip bertetangga yang baik dan menghormati kedaulatan negara, tidak mencampuri urusan dalam negeri, menyelesaikan perselisihan dengan cara damai, tidak menggunakan kekuatan atau mengancam dengannya, dan menolak terorisme dan sektarianisme.”

Mengenai perundingan nuklir Iran dengan sejumlah negara terkemuka dunia, GCC menyatakan bahwa perundingan itu juga harus mencakup “perilaku Iran yang mengguncang stabilitas kawasan dan memelihara teroris dan milisi sektarian”, proyek rudal rudal serta keamanan pelayaran internasional dan instalasi minyak.

Pada hari itu pula, Menlu Saudi Faisal bin Farhan mengatakan, “Dialog dengan Iran harus berdasar pada kekompakan Teluk”. Pernyataan ini dia sampaikan di tengah berlanjutnya perundingan Teheran-Riyadh di Baghdad. (raialyoum)

Pertama Kali, Biden akan Jumpai Bin Salman di Saudi, Untuk Apa?

Media Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa pada akhir bulan ini Presiden Joe Biden akan mengunjungi Arab Saudi dan  menemui Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk pertama kalinya sejak Biden menempati Gedung Putih.

Surat kabar The New York Times menyebutkan bahwa Biden bermaksud memulihkan hubungan antara kedua negara setelah krisis keduanya terkait dengan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2018.

Biden dijadwalkan mengunjungi Saudi dalam safarinya yang akan mencakup Eropa dan Israel.

The New York Times mengungkit pernyataan Biden dalam kampanye pemilunya di mana dia mengumumkan niatnya untuk mengubah Saudi menjadi “negara nakal.”

Para pakar menyebutkan bahwa tujuan kunjungan Biden ke Saudi bertujuan mengurangi harga minyak di tengah upaya AS untuk “mengisolasi” Rusia atas operasi militernya di Ukraina. (rt)

Serangan Koalisi Saudi-UEA Tewaskan Bocah Yaman

Satu bocah kecil tewas dan beberapa lainnya cedera terkena serangan pasukan koalisi Arab Saudi-Uni Emirat Arab (UEA) terhadap rumah-rumah penduduk di provinsi Al-Baida, Yaman, Kamis (2/6).

Sumber Yaman mengkonfirmasi bahwa satu bocah gugur, sementara ibu dan saudaranya terluka akibat serangan tank “pasukan bayaran agresor (Saudi dan UEA)” terhadap rumah mereka di kawasan Um al-Khashab, distrik Al-Zahir, provinsi Al-Baida. Serangan ini juga menimbulkan kerusakan pada rumah-rumah penduduk.

Serangan itu terjadi di tengah berlanjutnya pelanggaran kubu Saudi-UEA terhadap gencatan senjata, yang di hari yang sama, diumumkan oleh Utusan Khusus PBB untuk Yaman akan diperpanjang selama dua bulan lagi. (alalam)