Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 28 Februari 2020

peta idlibJakarta, ICMES. Sedikitnya 22 tentara Turki tewas terkena serangan udara di Provinsi Idlib, Suriah barat laut, demikian tercatat dalam data otoritas Turki, sementara SOHR menyebutkan jumlah 34.

Televisi Suriah melaporkan bahwa beberapa helikopter Israel dari arah Dataran Tinggi Golan telah menyerang beberapa titik posisi Pasukan Arab Suriah (SAA) di daerah Qahtaniyeh, Huriyeh, dan Quneitra hingga melukai tiga anggota SAA.

Dua diplomat Arab Saudi telah diusir dari Inggris karena diketahui beberapa kali mengemudi dalam kondisi terpengaruh oleh minuman keras, demikian diungkap oleh Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab.

Berita selengkapnya:

Perang Idlib, 34 Tentara Turki dan 58 Militan Tewas Digempur Pasukan Suriah dan Rusia

Sedikitnya 22 tentara Turki tewas terkena serangan udara di Provinsi Idlib, Suriah barat laut, Kamis (27/2/2020), demikian tercatat dalam data otoritas Turki, sementara SOHR menyebutkan jumlah 34.

Para pejabat Turki menyatakan bahwa tentara Turki membalas serangan udara itu dengan menggempur posisi-posisi Pasukan Arab Suriah (SAA) dengan serangan artileri.

Kantor kepresidenan Turki menegaskan, “Darah prajurit gagah berani kami tidak akan tumpah sia-sia, kami akan terus melanjutkan aktivitas militer kami di wilayah Suriah sampai hancur semua tangan yang telah lancang terhadap bendera Turki.”

Gubernur Hatay, provinsi Turki yang bersebelahan dengan Suriah, dalam sebuah pernyataannya yang ditayangkan di televisi mengatakan bahwa beberapa tentara Turki lainnya menderita luka berat dan menjalani perawatan di Hatay. Dia menyebut serangan udara itu dilakukan oleh SAA, padahal AU Rusia juga terlibat.

Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) menyatakan bahwa serangan udara yang dilancarkan pada hari Kamis di daerah antara al-Barah dan Balyun di Suriah utara menewaskan sedikitnya 34 orang, di tengah adanya laporan lain engenai jatuhnya beberapa korban lain akibat serangan itu, seperti disebutkan oleh dua sumber keamanan Turki sembari menyatakan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memimpin rapat keamanan terkait dengan memanasnya situasi di Idlib.

Sumber-sumber di lapangan menyatakan puluhan tentara Turki tewas terkena serangan udara yang menyasar sebuah konvoi militer di daerah Balyun dekat distrik Ahsam, Provinsi Idlib, Kamis. Beberapa mobil ambulan melarikan para korban ke rumah sakit di distrik Orhaniyeh dan kota Antakya di wilayah Turki dekat perbatasan Suriah.

SOHR juga melaporkan bahwa sebanyak 58 militan pemberontak Suriah tewas terkena serangan udara Suriah di Idlib, sementara SAA bergerak maju lagi sepanjang hari Kamis itu dan berhasil merebut daerah al-Halubah dan Qufqain di kawasan Jabal Zawiyah serta daerah Zaqum di kawasan Sahl al-Ghab di sisi barat laut Provinsi Hama. Dengan demikian SAA mendekat kota Jisr al-Shugur sejarak 17 kilometer.

Sementara itu, kantor berita Turki, Anatolia, melaporkan klaim bahwa militer Turki telah membunuh dan melukai 1709 personil SAA dalam konfrontasi selama 17 hari terakhir, serta menghancurkan 55 tank, 3 helikopter, 18 mobil lapis baja, dan 29 artileri milik SAA. (raalyoum)

Helikopter dan Drone Israel Gempur Suriah, Satu Aktivis Pro-Hizbullah Gugur

Televisi Suriah, Kamis (27/2/2020), melaporkan bahwa beberapa helikopter Israel dari arah Dataran Tinggi Golan telah menyerang beberapa titik posisi Pasukan Arab Suriah (SAA) di daerah Qahtaniyeh, Huriyeh, dan Quneitra hingga melukai tiga anggota SAA.

Kantor berita Suriah, SANA, melaporkan, “Helikopter-helikopter rezim pendudukan, Israel, melepaskan rudal dari angkasa daerah pendudukan Golan ke posisi-posisi tentara di Qahtaniyeh, Huriyeh, dan kota Quneitra yang telah dibebaskan, menyebabkan tiga tentara menderita luka ringan.”

Bersamaan dengan ini, Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR), melaporkan bahwa satu warga Suriah aktivis pendukung Hizbullah Libanon gugur terkena serangan pesawat nirawak Israel yang menyasar mobilnya di Suriah selatan.

“Pesawat nirawak Israel telah menyerang sebuah mobil di gerbang selatan distrik Hidir, Provinsi Quneitra, hingga menewaskan pengemudinya yang merupakan anggota Resistensi Suriah untuk Pembebasan Golan,” ungkap Direktur Eksekutif SOHR, Rami Abdulrahman kepada AFP, Kamis.

Resistensi Suriah untuk Pembebasan Golan adalah gerakan yang dipelopori oleh Hizbullah sekitar enam tahun silam untuk melancarkan operasi serangan anti-Israel di Dataran Tinggi Golan. Kelompok ini pernah dipimpin oleh salah tokoh Hizbullah Samir al-Qintar, yang gugur dibom Israel dekat Damaskus, ibu kota Suriah, pada akhir tahun 2015.

Sumber di lapangan mengatakan kepada AFP bahwa korban yang kemarin gugur diserang nirawak Israel itu bernama Imad al-Tawil, warga distrik Hidir, yang meskipun tidak memegang jabatan apapun di Hizbullah namun gencar menyokongnya dan sering berkomunikasi dengan kelompok pejuang yang berbasis di Libanon ini.

SANA juga melaporkan kejadian ini namun tanpa disertai keterangan detail, sementara Israel tidak atau belum berkomentar tentang ini. (raialyoum)

Dua Diplomat Saudi Diusir dari Inggris Karena Nyetir dalam Kondisi Mabuk

Dua diplomat Arab Saudi telah diusir dari Inggris karena diketahui beberapa kali mengemudi dalam kondisi terpengaruh oleh minuman keras, demikian diungkap oleh Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab.

Laporan Sky News yang dikutip Middle East Monitor, Rabu (26/2/2020), menjelaskan bahwa kedua orang Saudi yang tak disebutkan namanya itu diusir dari misi diplomatik Saudi setelah melakukan tiga kali pelanggaran.

Satu di antara keduanya dikenai dua dakwaan mengemudi di bawah pengaruh alkohol dari tahun 2018, sementara yang lain didakwa mengemudi di bawah pengaruh alkohol dan mengemudi secara berbahaya.

Mengemudi minuman keras merupakan pelanggaran serius di Inggris, dan bahkan dapat mendorong pemerintah negara ini untuk mendesak negara lain yang terkait agar melepaskan kekebalan diplomatik “jika perlu” bagi diplomatnya yang diduga melanggar hukum. Jika ini ditolak maka Inggris meminta  diplomat itu ditarik dari kedutaan.

“Karena dugaan pelanggaran bersifat serius, kedua orang ini diusir dari misi diplomatik,” ungkap Raab dalam pernyataan tertulis kepada anggota parlemen.

Dia menambahkan, “Kantor Kementerian Luar Negeri tidak mentolerir diplomat asing atau tanggungan yang melanggar hukum. Kami menganggap serius semua tuduhan kegiatan ilegal. ”

Ini bukan pertama kalinya diplomat Saudi diketahui melanggar hukum di Inggris. Forbes bahkan menyebut diplomat Saudi sebagai “pelanggar hukum Inggris paling konsisten di antara utusan Timur Tengah di London.”

Pada tahun 2016, misalnya, seorang diplomat Saudi ditangkap dengan tuduhan mengemudi tanpa asuransi, dan insiden lain melibatkan seorang diplomat Saudi yang diduga mengemudi di bawah pengaruh alkohol dan sambil menggunakan ponsel.

Pada 2015 seorang diplomat Saudi dituduh melakukan perdagangan manusia “di antara pelanggaran serius dan signifikan lainnya”. Pada 2014 dua diplomat Saudi lolos dari hukuman karena pelanggaran mengemudi dalam kondisi mabuk. (middleeastmonitor)