Jakarta, ICMES. Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyebut kelompok pejuang perlawanan Islam Hizbullah sebagai “pembela terkuat Lebanon” di depan pasukan Israel, yang terus melancarkan serangan terhadap situs organisasi tersebut di Lebanon selama sebulan.
Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Mayjen Hossein Salami, meminta Rezim Zionis Israel untuk tidak mengandalkan sistem pertahanan udara THAAD milik AS.
Militer Israel menyatakan lima perwiranya terbunuh dan enam tentaranya mencerita luka parah dalam pertempuran di Lebanon selatan di mana unit-unitnya melancarkan serangan darat terhadap Hizbullah sejak beberapa pekan lalu.
150 warga Palestina gugur dan terluka pada Kamis malam (24/10) akibat serangan udara Israel yang menyasar sekitar 10 rumah keluarga Palestina di Jabalia di Jalur Gaza utara, yang diwarnai proses genosida dan pembersihan etnis selama 20 hari.
Berita selengkapnya:
Ayatullah Khamenei Sebut Hizbullah Perisai Paling Tangguh Bagi Lebanon
Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyebut kelompok pejuang perlawanan Islam Hizbullah sebagai “pembela terkuat Lebanon” di depan pasukan Israel, yang terus melancarkan serangan terhadap situs organisasi tersebut di Lebanon selama sebulan.
“Hizbullah saat ini masih merupakan pertahanan terkuat bagi Lebanon, dan perisai paling solid yang menghadang ketamakan entitas Zionis yang sejak dulu berusaha mendisintegrasi Lebanon,” ungkap Ayatullah Khamenei dalam pernyataan berbahasa Arab yang dipublikasikan di akun X-nya, Kamis (24/10).
Dia menyatakan demikian ketika menyampaikan pesan “selamat dan belasungkawa atas kesyahidan” Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah Sayid Hashem Safiyuddin, yang kesyahidannya telah dikonfirmasi oleh Hizbullah pada hari Rabu dalam serangan Israel di pinggiran selatan Beirut pada awal Oktober ini.
“Republik Islam (Iran), seperti biasa, akan terus mendukung Mujahidin Al-Quds dan para pejuang perlawanan,” sambungnya, sembari menyebut Hizbullah “mampu melindungi Lebanon dari bahaya perpecahan dan keruntuhan lagi, serta menggagalkan ancaman dari entitas penjajah (Israel).”
Ayatullah Khamenei juga menyebut Hizbullah telah “menghilangkan bahaya perampasan (oleh Israel terhadap) wilayah selatan Litani, Tirus, dan kota-kota lain di wilayah itu, pendudukan atas semua itu, dan penggabungannya dengan Palestina yang terjajah dan terduduki.” (alalam/raialyoum)
Panglima IRGC: Percuma Israel Mengandalkan Pertahanan Udara THAAD AS
Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Mayjen Hossein Salami, meminta Rezim Zionis Israel untuk tidak mengandalkan sistem pertahanan udara THAAD milik AS.
“Entitas Zionis hendaknya tidak mengandalkan sistem THAAD Amerika karena kekuatannya terbatas,” ungkap Salami, Kamis (24/10).
Ditujukan kepada Israel, dia menegaskan, “Seberapa banyak pun Anda menembak, kami akan menembak berkali-kali lebih banyak, Anda tidak akan bisa menang, dan kami akan mengalahkan Anda.”
Dia juga mengatakan, “Negara kecil yang 98% perekonomiannya bergantung pada laut harus lebih banyak berpikir dalam mengambil keputusan, karena keputusan tidak logis apa pun yang dibuat oleh entitas Zionis dapat mempercepat laju keruntuhannya.”
Mayjen Salami mengatakan, “Dengan karunia Allah, kami berdiri menghadapi geng penjahat ini. Amerika juga salah karena mereka mengaitkan reputasi politiknya dengan entitas kriminal Zionis, dan menjadikan dirinya tercampakkan dan terikucilkan di dunia di antara bangsa-bangsa.”
Dia menambahkan, “Saat ini dunia mengenal Amerika melalui bom yang menimpa anak-anak Gaza dan Lebanon.” (alalam)
Israel Mengaku Lima Perwiranya Tewas dalam Pertempuran dengan Hizbullah di Lebanon
Militer Israel menyatakan lima perwiranya terbunuh dan enam tentaranya mencerita luka parah dalam pertempuran di Lebanon selatan di mana unit-unitnya melancarkan serangan darat terhadap Hizbullah sejak beberapa pekan lalu.
Dalam pernyataan pertama, yang mencantumkan nama empat tentara yang tewas, militer Israel pada hari Kamis (24/10) menyatakan bahwa mereka “jatuh dalam pertempuran di Lebanon selatan” pada hari Rabu (23/10).
Selanjutnya, militer Israel mengeluarkan pernyataan kedua yang mengumumkan tewasnya tentara kelima di Lebanon selatan pada hari Kamis.
Angka ini menambah jumlah tentara Israel yang terbunuh di Lebanon selatan menjadi 27 orang sejak mereka melancarkan operasi darat terhadap Hizbullah pada akhir September, menurut catatan AFP berdasarkan data resmi militer Israel.
Di pihak lain, Hizbullah dalam rilisnya pada hari Rabu lalu mencatat sedikitnya 70 tentara Zionis dan perwira Israel tewas dan sekira 600 tentara lainnya cedera akibat pertempuan di Lebanon selatan.
Hizbullah pada hari Kamis mengumumkan pihaknya melancarkan serangan rudal dan artileri terhadap 12 titik kerumunan tentara Zionis di wilayah utara Palestina pendudukan dan Lebanon selatan.
Selain itu, Hizbullah juga mengaku telah menghantam empat tank Merkava hingga awaknya tewas atau terluka di Lebanon selatan, serta melesatkan rudalnya ke dua daerah permukiman serta kota Nahariya, Safed, dan tiga pangkalan dan barak tentara di Israel utara.
Hizbullah juga sempat menghalau jet tempur dan drone dari wilayah udara Lebanon. (raialyoum)
Serangan Israel ke Beberapa Rumah di Jabalia Gugurkan dan Lukai Ratusan Warga Palestina
150 warga Palestina gugur dan terluka pada Kamis malam (24/10) akibat serangan udara Israel yang menyasar sekitar 10 rumah keluarga Palestina di Jabalia di Jalur Gaza utara, yang diwarnai proses genosida dan pembersihan etnis selama 20 hari.
Dinas Pertahanan Sipil di Gaza melalui platform Telegram menyatakan, “Pembantaian mengerikan terjadi di Jabalia, dan lebih dari 150 orang gugur dan terluka dilaporkan akibat pemboman Israel, dan tidak ada yang bergerak untuk menyelamatkan mereka.”
Lembaga itu menyebutkan, “Tentara Israel membom rumah milik keluarga Al-Najjar, Abu Al-Awf, Salman, Hijazi, Abu Al-Qumsan, Aql Abu Rashid, Abu Al-Tarabish, Zaqul, dan Shaalan. Pasukan pendudukan membom seluruh kawasan pemukiman di daerah itu, sementara warga melakukan panggilan darurat untuk membantu mengangkut korban luka.”
Lembaga itu menambahkan, “Warga menghadapi kesulitan besar dalam mengevakuasi para syuhada dan korban luka, setelah pasukan pendudukan mengganggu pekerjaan Pertahanan Sipil dan layanan medis di Jalur Gaza utara.”
Serangan dan pemboman oleh pasukan Israel di berbagai wilayah di Jalur Gaza Utara terus berlanjut, bertepatan dengan kontinyuitas upaya mereka mengosongkan wilayah itu dari penduduknya melalui pengusiran paksa.
Pada Kamis malam, wilayah timur kota Khan Yunis di Jalur Gaza selatan juga menjadi sasaran penembakan intensif artileri Israel hingga menyebabkan ratusan keluarga Palestina mengungsi.
Dengan dukungan penuh AS, sejak 7 Oktober 2023, Israel melancarkan perang genosida di Gaza hingga menjatuhkan korban gugur dan luka warga Palestina sebanyak lebih dari 143.000 orang, yang sebagian besarnya adalah anak-anak dan kaum perempuan, serta menyebabkan lebih dari 10.000 orang hilang, di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang mematikan dalam salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Israel melanjutkan perang ini sembari mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan diakhrnya perang secepatnya, serta tidak menggubris perintah Mahkamah Internasional untuk pencegahan genosida dan perbaikan situasi bencana kemanusiaan di Gaza. (raialyoum)