Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 22 Juli 2022

Jakarta, ICMES. Kemlu Irak mengecam keras apa yang dia sebut tindakan Turki berkelit dari tanggungjawab atas pemboman terhadap sebuah resor wisata Irak di provinsi Dohuk, yang menewaskan sembilan wisatawan Irak dan melukai 29 lainnya pada Rabu lalu.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayjen Mohammad Baqeri menegaskan bahwa pasukan Iran bertekad untuk menaklukkan puncak kekuatan deterensi, yang akan menghalangi musuh untuk “berkhayal” menyerang negara republik Islam ini.

Direktur dinas rahasia AS (CIA) William Burns meremehkan kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini ke Iran, dengan mengklaim bahwa aliansi Rusia-Iran terbatasi oleh minimnya tingkat kepercayaan antara keduanya.

Berita Selengkapnya:

Tragedi Dohuk, Irak Kecam Keras Bantahan Turki dan Menyebutnya “Lelucon Hitam”

Kemlu Irak mengecam keras apa yang dia sebut tindakan Turki berkelit dari tanggungjawab atas pemboman terhadap sebuah resor wisata Irak di provinsi Dohuk, yang menewaskan sembilan wisatawan Irak dan melukai 29 lainnya pada Rabu lalu.

Dalam sebuah pernyataan pers, Kamis (21/7), sembari menyebut sikap Turki sebagai “lelucon hitam”, Kemlu Irak menyatakan, “Kami sekarang telah mengambil aturan prosedural semaksimal mungkin dalam pekerjaan diplomatik, dan Irak mungkin akan menggunakan kartu ekonomi, dan ada gerakan Irak untuk meminta sesi khusus Keamanan Dewan untuk membahas kejahatan ini dan mengeluarkan resolusi internasional.”.

Kemlu Irak menambahkan, “Kami masih memobilisasi upaya melalui komunikasi tingkat tinggi mengenai agresi Turki, dan kami bergerak dengan tujuan memobilisasi posisi yang kuat untuk mencegah terulangnya serangan semacam itu dan mengakhirinya secara tegas.”

Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi menyalahkan Turki dan menyebut pemboman itu sebagai “pelanggaran terbuka dan mencolok terhadap kedaulatan Irak serta  kehidupan dan keamanan warga Irak”. Dia juga menegaskan bahwa Baghdad memiliki “hak penuh” untuk menanggapi serangan semacam itu.

 Al-Kadhimi menuduh Ankara tidak memperhatikan tuntutan Irak yang terus menerus agar Turki berhenti melanggar kedaulatan Irak.

Menlu Turki Mevlut Cavusoglu, Kamis, membantah laporan bahwa Turki berada di balik serangan tersebut, dan mengimbau pemerintah Irak untuk tidak jatuh pada “perangkap”.

Sebelumnya pada hari Rabu Ankara juga sudah menolak klaim pejabat dan media pemerintah Irak bahwa Turkilah pelaku serangan terhadap warga sipil itu.

Perdana Menteri al-Kadhimi, Kamis, menerima jenazah para korban yang tewas dalam serangan tersebut.

Menurut siaran pers bironya, Perdana Menteri memimpin pemakaman resmi para martir di Bandara Internasional Baghdad dengan kehadiran sekelompok komandan keamanan.

“Perdana Menteri juga bertemu dengan keluarga para martir; Dia menyampaikan belasungkawa dan simpati yang tulus kepada mereka, dan memerintahkan tindak lanjut atas kondisi mereka dan kondisi para korban luka untuk diberikan perawatan medis terbaik,” bunyi siaran pers itu.

Sejumlah pejabat senior Irak lainnya juga telah melontarkan kecaman keras mereka atas tragedi itu.

Presiden Barham Salih mengatakan, “Pemboman Turki di Dohuk tercela dan terkutuk serta merupakan pelanggaran kedaulatan Irak  dan ancaman bagi keamanan nasional Irak”. Dia menyebut pengulangan serangan artileri Ankara itu “tak dapat diterima.”

Ulama Syiah Muqtada al-Sadr juga angkat bicara dan menyarankan kepada pemerintah Irak agar bertindak tegas dan kongkret dengan mengurangi hubungan diplomatik dengan Turki, menutup penyeberangan udara dan darat, mengajukan pengaduan resmi ke PBB, dan membatalkan semua perjanjian keamanan dengan Ankara.

Desakan serupa juga disuarakan rival Sadr, Hadi al-Amiri yang memimpin Aliansi Fatih.

Misi Bantuan PBB untuk Irak (UNAMI) mengutuk pemboman itu, menyerukan “penyelidikan menyeluruh untuk menentukan keadaan di sekitar serangan itu”, dan mendesak agar kedaulatan Irak dihormati.

Turki kerap melancarkan serangan terhadap posisi-posisi  Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Wilayah Kurdistan Irak.

International Crisis Group mengatakan bahwa konflik Turki-PKK telah menewaskan sedikitnya 597 warga sipil dan 266 “individu yang tidak berafiliasi” sejak Juli 2015. (shafaqnews/ rudaw/raialyoum/aljazeera)

Jenderal Iran: Republik Islam Bertekad Buyarkan Mimpi Musuh untuk Serang Iran

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayjen Mohammad Baqeri menegaskan bahwa pasukan Iran bertekad untuk menaklukkan puncak kekuatan deterensi, yang akan menghalangi musuh untuk “berkhayal” menyerang negara republik Islam ini.

Dalam pidato pada pertemuan para komandan Angkatan Darat Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) di kota Mashhad, Kamis (21/7), Baqeri menyinggung keruntuhan hegemoni monopolar di dunia, penurunan kekuatan AS, kegagalan skenario Washington di Timteng meskipun telah menghamburkan dana miliaran dolar, kebangkitan Cina sebagai kekuatan besar, dan meningkatnya peran Rusia.

Dia mengatakan bahwa semua perkembangan itu membuktikan adanya fakta bahwa dunia memasuki fase baru yang diidentifikasi sebagai masa transisi.

Dia menjelaskan fitur- fitur geopolitik periode transisi, dan menyebutkan bahwa berkat kebrilianan Pemimpin Besar Ayatullah Seyed Ali Khamenei, kesadaran bangsa dan kesiapan Angkatan Bersenjata, Iran telah mencetak banyak prestasi meskipun dalam beberapa tahun terakhir sempat mengalami perang, instabilitas, ketidakamanan dan konflik.

“Iran telah mengubah ancaman menjadi peluang sehingga apa yang disebut pilar tekanan maksimum musuh runtuh satu per satu, dan peran Angkatan Bersenjata, di antara berbagai faktor lain, sangat penting dan menentukan dalam hal ini,” ungkapnya.

Mayjen Baqeri juga mengilas balik aneka peristiwa yang terhadi dalam tiga tahun terakhir, termasuk penembak jatuhan drone canggih AS oleh Iran, optimalisasi peran angkatan bersenjata Iran di darat dan laut, kemenangan dalam perang melawan ISIS, serta kemampuan Iran di bidang rudal dan drone di laut dan darat. Menurutnya, semua ini berperan besar di balik kandasnya sepak terjang musuh.

Baqeri juga mengatakan, “Kalau bukan karena keberhasilan perang melawan terorisme Takfiri di Suriah dan Irak serta runtuhnya daulah mereka di tangan Jenderal Qassem Soleimani serta rakyat Iran dan para sahabatnya, niscaya kita sekarang sudah berhampiran dengan teroris ISIS, dan Suriah dan Irak akan mengalami peristiwa pahit.

Secara terpisah, Juru bicara IRGC Brigjen Ramezan Sharif di hari yang sama memperingatkan rezim Zionis Israel agar tidak melakukan “tindakan bodoh” terhadap Iran.

“Zionis berusaha mengancam Republik Islam Iran. Kami memperingatkan rezim perampas ini bahwa mereka akan secara permanen kehilangan 27.000 kilometer persegi wilayah yang telah didudukinya jika melakukan kesalahan seperti itu. Tidak ada keraguan tentang ancaman ini,” tegasnya pada sebuah upacara di kota Qazvin.

Sharif juga menepis anggapan bahwa bahwa militer Israel memiliki opsi militer terhadap Iran. (alalam/presstv)

Direktur CIA: Rusia Memang Ingin Mendapatkan Drone Militer Iran

Direktur dinas rahasia AS (CIA) William Burns meremehkan kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini ke Iran, dengan mengklaim bahwa aliansi Rusia-Iran terbatasi oleh minimnya tingkat kepercayaan antara keduanya.

Berbicara di Forum Keamanan Aspen tahunan di Aspen, Colorado, AS, Rabu (20/7), Burns mengakui penilaian intelijen AS yang tidak dirahasiakan bahwa Rusia sedang bersiap membeli drone bersenjata dari pemerintah Iran.

“Memang benar bahwa Rusia menjangkau Iran untuk mencoba mendapatkan drone, UAV,” kata Burns.

Dia menambahkan, “Saya pikir, penting bagi kita untuk mengingat atau mengingatkan diri kita sendiri, ketika kita melihat prospek itu, bahwa tujuan dari drone itu adalah untuk membunuh warga sipil Ukraina dalam perang agresi yang brutal dan tidak beralasan.”

Pekan lalu, penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan bahwa Iran bermaksud mengirim “ratusan” drone bersenjata dan tidak bersenjata ke Moskow dan akan melatih pasukan Rusia cara menggunakannya.

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh CNN pekan lalu, para pejabat Rusia mengunjungi Lapangan Terbang Kashan di selatan Teheran setidaknya dua kali dalam beberapa pekan terakhir untuk memeriksa drone Shahed-191 dan Shahed-129.

Burns mengklaim, “Penting untuk mengingatkan diri kita sendiri bahwa ini adalah cerminan, dalam beberapa hal, dari kekurangan industri pertahanan Rusia saat ini, dan kesulitan yang mereka alami setelah kerugian signifikan sejauh ini dalam perang melawan Ukraina.” (mee)