Jakarta, ICMES. Menlu Arab Saudi Adel Al-Jubeir turut melontarkan tuduhan terhadap Iran dan menyerukan kepada masyarakat dunia agar mengambil “sikap tegas” terhadap Iran.
Menlu Iran Mohammad Javad Zarif memperingatkan kepada negara-negara musuhnya bahwa perang besar akan berkobar jika mereka sampai nekat menyerang Iran.
Pemerintah AS mengeluarkan visa kunjungan untuk Presiden Iran Hassan Rouhani dan menteri luar negerinya, Mohammad Javad Zarif, sehingga keduanya akan dapat menghadiri sidang Majelis Umum PBB di New York, AS.
Komandan pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi di provinsi itu, Kol. Bandar al-Otaibi, serta sejumlah tentara Saudi dan pasukan loyalis presiden pelarian Yaman tewas terkena ledakan bom “yang ditanam oleh anasir teroris dan pelaku sabotase.”
Berita selengkapnya:
Menlu Saudi Minta Masyarakat Dunia Menindak Tegas Iran
Menlu Arab Saudi Adel Al-Jubeir turut melontarkan tuduhan terhadap Iran terkait dengan insiden serangan hebat yang menimpa dua pabrik minyak Abqaiq dan Khuraish milik perusahaan minyak Saudi, Aramco, dan menyerukan kepada masyarakat dunia agar mengambil “sikap tegas” terhadap Iran.
“Serangan terhadap Abqaiq dan Khuraish dengan senjata Iran adalah serangan yang bukan hanya terhadap Kerajaan (Saudi) saja, melainkan juga terhadap dunia dengan menyasar suplai energi untuk pasar internasional,” cuit Al-Jubeir di Twitter, Kamis (19/9/2019).
Dia menilai serangan itu “kelanjutan dari kebijakan destruktif dan agresif Iran” sehingga “masyarakat dunia harus bertanggungjawab dan mengambil sikap tegas terhadap perilaku Iran.”
Al-Jubeir menambahkan, “Mengentengkan Iran akan membuatnya semakin bernyali melanjutkan aksi-aksi destruktif dan agresif, yang dampaknya akan menjangkau keamanan dan perdamaian internasional, bukan saja bagi kawasan.”
Sabtu lalu Saudi mengumumkan dapat mengendalikan kobaran api di kilang minyak Abqaiq dan Khuraish yang terjadi akibat serangan sejumlah drone. Kelompok pejuang Ansarullah (Houthi) di Yaman mengaku bertanggungjawab atas serangan itu, namun AS dan Saudi menuduh Iran berada di balik serangan itu, dan Iranpun membantahnya.
Riyadh mengaku masih terus melakukan penyelidikan atas insiden yang melumpuhkan sekira separuh volume produksi minyak Saudi itu. (raialyoum)
Zarif: Iran Diserang, Perang Besar akan Berkobar
Menlu Iran Mohammad Javad Zarif memperingatkan kepada negara-negara musuhnya bahwa perang besar akan berkobar jika mereka sampai nekat menyerang Iran.
“Kami tidak menghendaki perang, dan tidak ingin memasuki konfrontasi militer, tapi kami juga tak akan menunda barang sesaat pembelaan Iran… Segala bentuk tindakan militer AS atau Saudi terhadap Iran akan menyulut perang total,” katanya dalam wawancara dengan CNN, Kamis (19/9/2019).
Dia menambahkan, “Pernyataan saya mengenai pertahanan negara saya sangat penting, pernyataan ini sangat penting, yakni bahwa kami tidak ingin memasuki konfrontasi militer.”
Dia juga mengingatkan bahwa jika konfrontasi itu pecah maka “akan jatuh korban tewas dalam jumlah yang sangat besar.”
Menlu Iran menepis keras tuduhan bahwa negaranya terlibat dalam serangan ke dua pabrik minyak Aramco milik Saudi.
“Teheran tidak berperan apa-apa dalam operasi serangan itu, dan tentara Yamanpun sudah mengaku bertanggungjawab atas serangan itu,” tegasnya.
Saat ditanya mengenai kemungkinan perundingan Iran dengan AS, Zarif menyoal, “Kami sudah pernah mencapai kesepakatan dengan AS, lantas untuk apa berunding lagi? Untuk apa kami harus memulai suatu pekerjaan yang bisa jadi juga akan dibatalkan lagi satu setengah kemudian?”
Dia menambahkan, “Jika blokade ilegal yang diterapkan kembali (oleh AS terhadap Iran) dicabut maka situasi akan berbeda dan kami akan mempelajari masalah (perundingan) ini.”
Menlu Iran menjelaskan bahwa segala cara telah diupayakan oleh AS untuk menunjukkan bangsa Iran.
“Mereka telah melakukan segala yang dapat mereka lakukan, tapi mereka tidak akan pernah sanggup menundukkan kami,” tuturnya.
Pada kesempatan lain di hari yang sama, Zarif di halaman Twitternya menyatakan bahwa orang-orang yang disebutnya “Tim B” berusaha menjerumuskan Presiden AS Donald Trump kepada perang di Teluk Persia.
Tim B yang dimaksud Zarif adalah para pejabat sejumlah negara yang getol mengkampanyekan permusuhan terhadap Iran, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Putra Mahkota Saudi Mohamed bin Salman, Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammad bin Zayed, dan John Bolton sebelum dipecat dari jabatan sebagai penasehat keamanan nasional AS. (alalam)
Dapat Visa dari AS, Presiden dan Menlu Iran akan Hadiri Sidang PBB
Pemerintah AS mengeluarkan visa kunjungan untuk Presiden Iran Hassan Rouhani dan menteri luar negerinya, Mohammad Javad Zarif, sehingga keduanya akan dapat menghadiri sidang Majelis Umum PBB di New York, AS.
Demikian dinyatakan oleh perwakilan Iran di PBB sembari menyatakan bahwa dengan demikian Rouhani dan Zarif akan dapat menghadiri sidang para pemimpin dunia yang akan diselenggarakan pekan depan tersebut.
Juru bicara perwakilan Iran di PBB Alieeza Mir Yousefi kepada Reuters telah mengkonfirmasi keluarnya visa tersebut setelah sebelumnya sempat beredar kabar bahwa Rouhani tidak akan mengikuti sidang PBB itu karena AS menolak memberi visa kepada Rouhani menyusul insiden serangan terhadap dua pabrik minyak Saudi yang membuat Teheran dituduh oleh Washington dan Riyadh berada di baliknya.
Presiden AS Donald Trump Rabu lalu menyatakan bahwa keputusan untuk menerbitkan visa di luar kewenangannya.
“Jika itu terserah saya, saya akan membiarkan mereka datang,” ujarnya.
Dikabarkan pula bahwa Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sehari sebelumnya telah menyarankan Trump agar menolak memberi visa kepada delegasi Iran.
Pompeo sendiri enggan berkomentar ketika dikonfirmasi. Dia hanya mengatakan,”Kami tidak berbicara tentang pemberian atau tidak adanya pemberian visa. Jika Anda terhubung dengan organisasi teroris asing, saya tidak tahu.” (alalam/irna)
Beberapa Pasukan Saudi dan Sekutunya Tewas Terkena Ledakan di Hadhramaut Yaman
Sebuah pernyataan bersama dari pihak Zona Militer I dan otoritas lokal di provinsi Hadhramaut, Yaman timur, mengumumkan bahwa komandan pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi di provinsi itu, Kol. Bandar al-Otaibi, serta sejumlah tentara Saudi dan pasukan loyalis presiden pelarian Yaman tewas terkena ledakan bom “yang ditanam oleh anasir teroris dan pelaku sabotase.”
“Al-Otaibi mati syahid pagi ini di Lembah Bin Ali dari Direktorat Shibam, Hadramout, akibat ledakan bom saat dilakukan pembongkaran jaringan bom yang ditanam oleh anasir kejahatan, teror, dan sabotase di tengah lembah ini,” bunyi pernyataan itu, seperti dikutip kanyor berita Jerman, DPA, Kamis (19/9/2019).
Pernyataan itu menambahkan, “Al-Otaibi mati syahid bersama dengan dua pahlawan koalisi dari Arab Saudi dan dua tentara dari komando Zona Militer I, dan melukai kepala staf salah satu komando batalion di wilayah itu dan lima lainnya.”
Disebutkan pula bahwa kawanan teroris juga menarget sebuah bus sipil yang dipakai untuk mengangkut penumpang di jalur distrik Al-Ibar dengan bahan peledak hingga menewaskan dua tentara dari Arab Saudi dan tiga warga negara Yaman.
Jaringan teroris Al-Qaeda adalah kelompok yang biasanya mengaku bertanggungjawab atas serangan-serangan terhadap patroli dan markas militer di Hadramout, provinsi terbesar di Yaman. (raialyoum)