Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 20 Mei 2022

Jakarta, ICMES. Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad menyatakan bahwa berbagai kawasan negaranya yang diduduki pasukan Amerika Serikat (AS) akan segera kembali dikuasai oleh pemerintah Suriah.

Pemimpin gerakan Ansarulllah Yaman Sayid Abdul Malik Al-Houthi mengecam koalisi Arab Saudi-Uni Emirat Arab (UEA) dengan menyindir keduanya sebagai pihak yang bukan hanya memimpin agresi ke Yaman, melainkan juga memimpin normalisasi dengan rezim bejat Zionis Israel.

Iran meluncurkan pesawat angkut Simorq (Phoenix) yang diproduksi oleh para ahli dari Organisasi Industri Penerbangan Iran.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menegaskan komitmen AS untuk menjaga superioritas militer Israel di Timur Tengah.

Berita Selengkapnya:

Menlu Suriah: Kawasan yang Diduduki AS akan Segera Kembali ke Tangan Damaskus

Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad menyatakan bahwa berbagai kawasan negaranya yang diduduki pasukan Amerika Serikat (AS) akan segera kembali dikuasai oleh pemerintah Suriah.

Pasukan AS dan milisi Kurdi Suriah sekutunya mengendalikan banyak daerah di Suriah Timur, kawasan yang memunuhi kebutan utama minyak, gas dan bahan pangan negara ini. Damaskus mengecam Washington dan berulang kali mendesak AS agar menarik pasukannya dari sana karena pasukan agresor ini tak segan-segan menjarah sumber-sumber kekakayaan alam Suriah dengan dalih demi memerangi terorisme.

Dikutip Sputnik, Kamis (19/5), Mekdad dalam wawancara dengan saluran Al-Ekhbariya mengatakan, “Kehadiran ilegal AS di kawasan Al-Jazira di utara Suriah akan berakhir, dan kawasan yang dikendalikan AS akan segera kembali berada di bawah kontrol pemerintah Damaskus.”

Dia meminta milisi Kurdi Pasukan Demokrasi Suriah (SDF) memahami realitas bahwa AS pada akhirnya harus angkat kaki dari Suriah.

Menyinggung isu Palestina, dia mengatakan bahwa dukungan prinsipal Damaskus kepada kebangkitan bangsa Palestina serta upaya Damaskus untuk membebaskan tanah pendudukan Golan dan Lebanon selatan merupakan faktor utama yang mendorong musuh-musuh Suriah untuk mengobarkan konflik yang berkobar di Suriah sejak tahun 2011.

“Mengingat ketatnya komitmen Suriah pada pendirian ini dan karena posisinya yang strategis serta pengaruh regionalnya yang tinggi, negara-negara musuh berusaha mempengaruhi kebijakan Damaskus, dan setelah gagal mereka lantas berusaha dengan cara mengandalkan terorisme,” terangnya.

Dia menyatakan bahwa bahwa segala upaya yang didukung negara-negara asing untuk disintegrasi Suriah telah gagal. (fna)

Sayid Al-Houthi: Pemimpin Agresi ke Yaman adalah Pemimpin Normalisasi dengan Israel

Pemimpin gerakan Ansarulllah Yaman Sayid Abdul Malik Al-Houthi mengecam koalisi Arab Saudi-Uni Emirat Arab (UEA) dengan menyindir keduanya sebagai pihak yang bukan hanya memimpin agresi ke Yaman, melainkan juga memimpin normalisasi dengan rezim bejat Zionis Israel.

“Orang yang memimpin agresi terhadap kita adalah orang yang memimpin kampanye normalisasi (hubungan) dengan musuh, Israel. Normalisasi adalah alamat untuk penyediaan kawasan bagi musuh, Israel,” ujarnya dalam kata sambutan pada pertemuan dengan delegasi dari tokoh masyarakat provinsi Ibb, Yaman, Kamis (19/5).

Dia menyinggung peran destruktif Amerika Serikat (AS) di Yaman serta penyingkiran mantan presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi dan penggantiannya dengan “sekelompok pengkhianat” oleh Saudi.

“Musuh bergerak dengan segala metode dan label untuk menanam fitnah dan memperluas pertentangan,” katanya.

Dia juga mengatakan, “Di bawah gencatan senjata, musuh berterus terang bahwa mereka sedang menyiapkan suatu persiapan, dan ini menunjukkan perhatian mereka kepada tahap berikutnya. Demikian pula halnya bahwa pengaturan terakhir pihak musuh didasarkan pada kegagalan demi kegagalan mereka di seluruh tahap sebelumnya . Ketika musuh sudah putus asa dalam memaksakan salah satu anteknya pada rakyat, mereka menyingkirkannya dengan cara yang memalukan.”

Mansour Hadi pada 7 April lalu meletakkan jabatan dan menyerahkan kewenangannya kepada Dewan Pimpinan Kepresidenan. Media Yaman melaporkan bahwa Saudi telah memutuskan untuk menyingkirkan Hadi, yang telah lama tinggal di Riyadh, setelah dia absen dari pembicaraan Riyadh yang diselenggarakan atas seruan Dewan Kerjasama Teluk (GCC).

Sayid Al-Houthi juga menyebutkan bahwa musuh-musuh Yaman berusaha menghilangkan semua unsur perekat dan kekuatan bangsa Yaman agar negara ini mudah dikuasai.

“Kita sebagai bangsa Yaman peduli untuk melanjutkan musyawarah kita untuk mencapai kemerdekaan, kebebasan dan pencegahan campur tangan asing,” pungkasnya. (alalam)

Iran Luncurkan Pesawat Simorg Buatan Dalam Negeri

Iran meluncurkan pesawat angkut Simorq (Phoenix) yang diproduksi oleh para ahli dari Organisasi Industri Penerbangan Iran.

Peluncuran itu dilakukan dalam upacara yang diikuti oleh Menteri Pertahanan Brigjen Mohammad Reza Ashtiani di provinsi Isfahan, Kamis (19/5).

Dalam kata sambutannya, Ashtiani mengatakan,”Mengingat perkembangan di kawasan dan ancaman terhadap Republik Islam, pesawat memainkan peran penting dalam transportasi kargo, personel, dan dukungan untuk angkatan bersenjata di medan perang.”

Dia menjelaskan bahwa pesawat angkut Simorq adalah versi yang didesain ulang dan canggih dari generasi yang sama, dan cocok untuk kebutuhan negara dan Angkatan Bersenjata. .

Menurutnya, Simorq dilengkapi material yang sepenuhnya berasal dari dalam negeri dan berteknologi tinggi serta dirancang sesuai dengan kondisi iklim Iran serta standar dan peraturan internasional.

Iran telah membuat kemajuan besar dalam pembuatan berbagai jenis pesawat, termasuk pesawat nirawak (UAV/drone).

Di hari yang sama Juru bicara Angkatan Bersenjata Iran Brigjen Abolfazl Shekarchi mengatakan bahwa Iran memiliki keunggulan dalam produksi drone di kawasan sekitarnya, sehingga memungkinkan negara ini untuk memenuhi kebutuhannya sambil bekerja sama dengan negara-negara kawasan lain dalam produksi drone pengintai.

Dalam upacara resmi di Dushanbe, ibu kota Tajikistan, pada Selasa lalu Iran meresmikan pabrik drone multi-peran Ababil 2 yang dikembangkan sendiri di Tajikistan dalam upaya untuk mempromosikan pertahanan bersama dan kerja sama militer.

Pada upacara peluncuran Simorg, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayjen Mohammad Hossein Baqeri mengatakan bahwa berkat jerih payah dan komitmen para pakar dan ilmuwannya, Iran mampu membuat pertumbuhan yang signifikan dalam semua dimensi militer dan pertahanan, khususnya produksi drone.

“Hari ini kita dalam posisi dapat mengekspor peralatan militer ke negara-negara sekutu dan sahabat selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri guna meningkatkan keamanan dan perdamaian abadi,” katanya.

Baqeri menyebut pembukaan pabrik Ababil 2 di Tajikistan sebagai titik balik dalam kerja sama militer antara kedua negara.

Dia mengatakan,”Insya Allah, di masa depan kita akan melihat lebih banyak kerja sama dan interaksi pada semua tingkat pertahanan militer antara Iran dan Tajikistan.” (alalam/fna)

Menhan AS Tegaskan Komitmen Negaranya untuk Menjaga Superioritas Militer Israel

Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz, Kamis (19/5), menegaskan komitmen AS untuk menjaga superioritas militer Israel di Timur Tengah.

Dalam pernyataan mengenai pertemuan tersebut, yang diadakan untuk membahas berbagai masalah, termasuk Iran, perang di Ukraina dan konflik Palestina-Israel, Kemhan AS Pentagon menyatakan; “Menteri Luar Negeri menegaskan kembali komitmennya terhadap keamanan Israel dan pelestarian superioritas militer Israel.”

Kebijakan mempertahankan superioritas militer Israel tertuang dalam undang-undang AS, yang mewajibkan negara ini menjamin terpeliharanya superioritas militer Israel di Timur Tengah dengan berbagai cara, termasuk membatasi penjualan senjata ke negara lain di kawasan ini.

Sejak sekitar tahun 1973 sampai sekarang, akibat ancaman Tel Aviv untuk menyerang Kairo dengan bom nuklir, AS terpaksa mengadakan jalur penerbangan ke Israel (Palestina pendudukan 1948) yang dipadati pengiriman bantuan militer dalam jumlah besar demi mencegah jatuhnya Rezim Zionis tersebut.

Sejak itu menjaga superiotitas militer Israel di Timur Tengah  menjadi sebuah strategi yang tak dapat diganggu gugat pada semua periode pemerintahan AS.

Atas dasar itu, di AS juga berlaku larangan penyerahan segala jenis senjata kepada negara-negara Arab Timur Tengah, yang memungkinkan mereka mengungguli kekuatan udara, laut dan darat Israel. (fna)