Jakarta, ICMES. Peringatan Hari Asyura atau tregedi pembunuhan Imam Husain ra, cucunda Nabi Muhammad saw, di Karbala pada tanggal 10 Muharram, diselenggarakan di berbagai kota Afghanistan, termasuk Mazar-i Sharif, Kamis (19/8). Di kota terbesar keempat di Afghanisyan ini sejumlah pejabat Taliban bahkan juga turut menghadiri acara peringatan tersebut.
Gerakan Taliban mengimbau kepada para imam dan khatib Jumat di Afghanistan agar menyerukan persatuan pada shalat Jumat pekan ini, yang notabene shalat Jumat pertama sejak Taliban berhasil menguasai negara ini, sementara aksi demo unjuk rasa anti-Taliban mulai bermunculan di beberapa kota, termasuk Ibu Kota Kabul.
Tak seperti gambaran selama ini bahwa Afghanistan hanyalah sebatas serangkaian gunung yang gersang dan area yang terjal, tanah negara ini justru mengandung kekayaan mineral nan melimpah ruah, yang bisa jadi akan dapat diakes oleh Taliban untuk “ekonomi energi bersih globalâ€.
Berita Selengkapnya:
Para Tokoh Taliban Ikuti Peringatan Asyura di Mazar-i Sharif
Peringatan Hari Asyura atau tregedi pembunuhan Imam Husain ra, cucunda Nabi Muhammad saw, di Karbala pada tanggal 10 Muharram, diselenggarakan di berbagai kota Afghanistan, termasuk Mazar-i Sharif, Kamis (19/8). Di kota terbesar keempat di Afghanisyan ini sejumlah pejabat Taliban bahkan juga turut menghadiri acara peringatan tersebut.
Para pejabat panitia penyelenggara peringatan Asyura di Mazar-i Sharif mengatakan bahwa kelompok militan Taliban yang baru menguasai Afghanistan tak hanya memperkenankan penyelenggaraan acara peringatan hari duka kita keluarga Nabi Muhammad saw di komplek Shrine of Hazrat Ali, melainkan juga turut menjaga keamanan acara.
Shrine of Hazrat Ali atau yang juga dikenal dengan nama Masjid Biru dipercaya oleh sebagian Muslim Sunni sebagai makam Imam Ali bin Abi Thalib ra berdasarkan mimpi seorang mullah di desa Khwaja Khayran pada awal tahun 1100-an. Sang Mullah mangaku bahwa Imam Ali ra hadir di dalam mimpinya dan menunjukkan bahwa jenazah beliau dikubur secara rahasia di dekat kota Balkh yang belakangan berubah nama menjadi Marzar-i Sharif.
Pada tahun 1136, setelah menemukan lokasi tersebut, Sultan Saljuk, Ahmed Sanjar, memerintahkan supaya di lokasi tersebut didirikan sebuah bangunan yang disucikan dan menjadi tempat ziarah, dan agar area di sekitarnya dijadikan sebuah kota.
Pada tahun 1220, Kaisar Mongol, Genghis Khan beserta pasukannya menghancurkan Mazar-i Sharif. Dua abad kemudian, pada tahun 1480, tempat suci tersebut dibangun kembali oleh Sultan Timurid, Husain Baiqara, dan diapun melanjutkan pembangunan kota ini menjadi pusat kota yang besar.
Para pejabat panitia penyelenggara peringatan Asyura di Mazar-i Sharif menyebutkan bahwa acara berlangsung khidmat dan diikuti oleh banyak peserta, termasuk beberapa pejabat Taliban.
Masyarakat Muslim Syiah, termasuk di Afghanistan, setiap tahun menyelenggarakan peringatan Hari Asyura. Pada tahun ini, di tengah heboh keberhasilan Taliban menguasai Afghanistan menyusul penarikan pasukan AS dari Afghanistan, warga Muslim Syiah di berbagai kota Afghanistan, termasuk Kabul, mengaku tidak mendapat masalah dari Taliban dalam penyelenggaraan peringatan tersebut. Â Di Kabul, ibu kota Afghanistan, misalnya, warga Muslim Syiah telah mengadakan pawai Asyura.
Sejauh ini belum ada laporan terjadi insiden ataupun gangguan yang terkadang dilakukan oleh pihak-pihak lain yang intoleran terhadap warga Muslim Syiah Afghanistan yang menyelenggarakan peringatan Hari Asyura.
Pada pekan lalu, ketika Taliban baru menguasai Herat, warga Muslim Syiah di kota terbesar ketiga di Afghanistan ini juga masih dapat menyelenggarakan shalat Jumat di Masjid Jami’ Shadidiyah dan Masjid Muhammadiyah sebagaimana sebelumnya.
Tak hanya itu, untuk pertama kalinya sejak Herat jatuh ke tangan Taliban, para anggota Taliban membaur dengan para tokoh dan masyarakat Muslim lain dalam shalat Jumat di masjid jami’ Herat.
Kepala Pengadilan di Herat dalam penyelenggaraan shalat Jumat itu bahkan turut berbicara kepada jamaah bahwa jiwa serta harta benda dan kehormatan penduduk akan dijaga.
Dia juga memastikan bahwa Taliban tidak memendam permusuhan ataupun dendam pribadi terhadap siapapun, dan bahwa semua kegiatan administrasi, sekolah, kampus dan lain-lain tetap harus dilanjutkan sebagaimana semula.
Seperti pernah diberitakan, Taliban juga mengumumkan kepada warga Muslim Syiah Herat bahwa sebagaimana tahun-tahun sebelumnya mereka tetap dapat menyelenggarakan peringatan Hari Asyura. Taliban bahkan menawarkan diri untuk turut menjaga keamanan acara apabila diperlukan. (tasnim/anadolu/ganaislamika)
Afghanistan Mulai Dilanda Demo, Taliban Minta Para Imam Jumat Serukan Persatuan
Gerakan Taliban mengimbau kepada para imam dan khatib Jumat di Afghanistan agar menyerukan persatuan pada shalat Jumat pekan ini, yang notabene shalat Jumat pertama sejak Taliban berhasil menguasai negara ini, sementara aksi demo unjuk rasa anti-Taliban mulai bermunculan di beberapa kota, termasuk Ibu Kota Kabul.
Seorang saksi mata di kota Asadabad mengatakan sejumlah orang tewas dan luka ketika para anggota Taliban melepaskan tembakan ke arah massa demonstran, namun tak jelas apakah para korban itu jatuh karena tembakan atau karena berdesakan.
Saksi mata lain mengatakan bahwa para anggota Taliban juga tembakan di dekat sebuah pawai unjuk rasa di Kabul, namun tembakan ke udara.
Dalam sebuah rekaman video yang viral di medsos terlihat sekelompok massa laki-laki dan perempuan meneriakkan yel-yel “bendera kita identitas kita†sembari mengibarkan bendera nasional Afghanistan pada HUT kemerdekaan negara ini dari Inggris pada 19 Agustus 1919.
Beberapa media melaporkan bahwa massa di beberapa aksi demo lain mengoyak bendera Taliban yang berwarna putih dan berlafad suci.
Sejauh ini belum ada komentar dari jubir Taliban terkait peristiwa tersebut. Dan meskipun jumlah massa di sebagian aksi itu tergolong kecil namun menjadi tantangan bagi Taliban, apalagi setelah terjadi peristiwa kekacauan di Bandara Kabul di mana ribuan orang berusaha kabur dari Afghanistan.
Laporan yang terbetik sejauh ini ialah bahwa Taliban, Kamis (19/8), mengimbau kepada para imam masjid agar sebelum shalat Jumat mengajak masyarakat kepada persatuan dan turut memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa mereka tidak perlu meninggalkan tanah air mereka.
Sejak memasuki Kabul, Taliban berusaha menampilkan wajah baru yang moderat kepada masyarakat dunia, antara lain dengan mengaku mendambakan perdamaian, tidak akan membalas dendam para bekas lawannya, dan menjunjung hak dan martabat kaum wanita sesuai syariat Islam.
Ketika berkuasa pada tahun 1996 hingga 2001, Taliban membatasi hak wanita, melakukan eksekusi-eksekusi hukuman mati secara terbuka, dan menghancurkan peninggalan sejarah berupa patung Buddha berukuran raksasa di Lembah Bamiyan.
Sementara itu, sebuah kelompok tertentu mengaku telah mengumpulkan data-data intelijen di Norwegia bahwa Taliban sekarang mulai menangkapi orang-orang Afghanistan yang nama mereka tercantum dalam daftar hitam Taliban yang dianggapnya telah bekerja sama dengan pemerintah Afghanistan sebelumnya atau dengan pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat. (raialyoum)
Wow, Afghanistan Menyimpan Harta Karun Lithium Terbesar di Dunia
Tak seperti gambaran selama ini bahwa Afghanistan hanyalah sebatas serangkaian gunung yang gersang dan area yang terjal, tanah negara ini justru mengandung kekayaan mineral nan melimpah ruah, yang bisa jadi akan dapat diakes oleh Taliban untuk “ekonomi energi bersih globalâ€.
Website Quartz yang berbasis di AS saat melaporkan hal itu, Rabu (18/8), mencatat bahwa pada tahun 2010 sebuah memo internal Departemen Pertahanan AS menyebut Afghanistan sebagai “Arab Saudi-nya lithium,†setelah ahli geologi AS menemukan sebagian besar kekayaan mineral itu di Afghanistan senilai tak kurang dari $ 1 triliun.
Logam keperakan itu sangat penting untuk kendaraan listrik dan baterai energi terbarukan, dan dapat menciptakan perubahan besar pada cakrawala ekonomi Afghanistan.
Selain itu, di Afghanistan juga bertebaran kekayaan mineral lain seperti besi, tembaga, kobalt dan emas.
Menurut Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA), permintaan dunia akan lithium berpeluang meningkat 40 kali lipat pada tahun 2040 dibanding tahun 2020. Karena itu, jika dunia sudah bertransformasi kepada energi bersih maka Afghanistan akan dapat meraup keuntungan yang melimpah.
“Taliban sekarang duduk di beberapa mineral strategis paling penting di dunia. Apakah mereka dapat/akan menggunakannya akan menjadi pertanyaan penting ke depan,†kata Rod Schoonover, kepala program keamanan ekologis di Dewan Risiko Strategis, sebuah lembaga think tank Washington.
Bagaimana sifat dan seberapa besar kekayaan atau harta yang terkandung di tanah Afghanistan ini? Apakah pegunungan yang terjal merupakan masalah atau hambatan besar untuk mengekstraksi kekayaan yang melimpah itu? Ini merupakan pertanyaan penting lain yang masih menjadi tema diskusi para ahli. (quatrz)
Â