Jakarta, ICMES: Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani mengajak negara-negara jirannya untuk “mengusir kaum Zionis”, dan menyatakan bahwa “akar persoalan regional” terletak pada “arogansi” Amerika Serikat (AS) dan Israel.
Ribuan warga Sudan berkonsentrasi di markas militer negara ini di Khartoum untuk melanjutkan tuntutan mereka agar dewan militer yang telah mengambil alih kekuasaan dari mantan presiden Omar al-Bashir menyerahkannya kepada pihak sipil.
Berita selengkapnya:
Presiden Iran Ajak Negara-Negara Timteng “Usir Zionis”
Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani mengajak negara-negara jirannya untuk “mengusir kaum Zionis”, dan menyatakan bahwa “akar persoalan regional” terletak pada “arogansi” Amerika Serikat (AS) dan Israel.
Ajakan itu dia serukan dalam pidato sambutannya pada peringatan Hari Angkatan Bersenjata Iran, Kamis (18/4/2019), sembari mengingatkan bahwa “bangsa-bangsa regional telah hidup rukun berdampingan satu sama lain selama berabad-abad tanpa masalah apapun.”
Ditujukan kepada “bangsa-bangsa regional, negara-negara tetangga, dan bangsa-bangsa Muslim”, Rouhani menegaskan, “Angkatan Bersenjata Iran sama sekali tidak pernah anti kalian atau anti kepentingan nasional kalian. Angkatan Bersenjata kami justru berdiri menghadang para agresor. Angkatan bersenjata kami adalah pasukan bagi negara-negara kawasan dan dunia Islam.”
Dalam pidato yang disiarkan di televisi itu dia juga mengingatkan, “Jika kita sekarang memiliki problema di kawasan maka akarnya adalah arogansi AS atau kaum Zionis… Jika sekarang adalah masalah maka penyebabnya adalah pihak-pihak. Maka marilah kita bangkit, bersatu, dan membersihkan kawasan ini dari keberadaan para agresor.”
Dia kemudian menyerukan pengusiran kaum Zionis dari kawasan Timteng.
“Mari kita usir kaum Zionis, yang sengaja mengandalkan kejahatan di kawasan sejak 70 silam, dan mari kita kembalikan kepada Palestina hak-hak historisnya melalui solidaritas dan rasa persaudaraan. Kemenangan final, tak syak lagi, adalah kemenangan orang-orang yang mulia.”
Republik Islam Iran memandang dukungan kepada bangsa Palestina di depan kejahatan Rezim Zionis Israel sebagai bagian keputusan prinsipal dalam kebijakan luar negerinya sejak kemenangan revolusi Islam pada tahun 1979.
Pada Juni 2018 Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Ali Khamenei kembali menegaskan pendirian Iran bahwa Israelmerupakan “kangker yang harus dibasmi di Timteng.
Sementara itu, pada Kamis kemarin televisi Iran untuk pertama kalinya menayangkan jet tempur Kosar buatannya yang pernah diungkap pada Agustus tahun 2018. (raialyoum)
Para Demonstran Di Sudan Terus Bergerak Menekan Militer
Ribuan warga Sudan berkonsentrasi di markas militer negara ini di Khartoum untuk melanjutkan tuntutan mereka agar dewan militer yang telah mengambil alih kekuasaan dari mantan presiden Omar al-Bashir menyerahkannya kepada pihak sipil.
Para insinyur dan pencinta lingkungan Sudan pada hari Kamis (18/4/2019) turun ke jalan-jalan melakukan pawai di kementerian-kementerian terkait sebelum melanjutkan ke alun-alun di depan markas militer di mana demonstrasi telah berlangsung sejak pekan lalu dan terus menjadi pusat gerakan protes nasional.
“Kami perlu menggunakan kekuatan rakyat untuk mengambil alih lembaga-lembaga ini dan membebaskannya dari dominasi rezim lama,” ujar Argam Ahmed, seorang wakil insinyur dalam kelompok payung serikat pekerja dan sindikat – Asosiasi Profesional Sudan (SPA).
SPA, yang memimpin aksi protes, mengatakan kepada para pengunjuk rasa untuk tidak meninggalkan alun-alun sampai tuntutan mereka dipenuhi.
“Kami senang dengan apa yang telah kami capai sejauh ini, tetapi kami benar-benar mempercayai SPA. Jadi ketika diserukan agar kami harus bertahan di lapangan maka itulah yang akan kami lakukan,” kata Amir Abdul Rahman, seorang insinyur.
Tekanan baru para demonstran terhadap pihak militer itu terjadi satu minggu setelah penggulingan al-Bashir yang telah berkuasa selama tiga dekade.
Menteri Pertahanan Jenderal Ahmed Awad Ibn Auf mengundurkan diri setelah 24 jam sebagai kepala dewan militer ketika para demonstran menentang naiknya siapa pun yang terkait dengan rezim al-Bashir.
Dewan militer sekarang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, seorang prajurit karir yang kurang dikenal di luar kalangan militer.
Para pengunjuk rasa meminta militer menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan sipil yang akan memerintah selama empat tahun. (aljazeera)