Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 18 Agustus 2023

Jakarta, ICMES. Arab Saudi dan Iran telah membuat kemajuan dalam perbaikan hubungan antara kedua, kata menteri luar negeri Iran setelah bertemu dengan Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud, sejawatnya di Riyadh, ibu kota Arab Saudi.

Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyatakan bahwa musuh-musuh Iran berusaha menodai citra pasukan elit negara ini, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC)  dan pasukan sukarelawan Basij.

Surat kabar AS The Washington Post mengutip klaim sebuah dokumen yang menyebutkan bahwa Rusia membuat kemajuan untuk tujuannya memproduksi secara massal salah satu jenis drone serang Iran yang dapat terbang lebih dari 1.000 mil dan menyerang kota-kota Ukraina.

Berita Selengkapnya:

Dikunjungi Menlu Iran, Saudi Berharap  Juga Dikunjungi Presiden Raisi

Arab Saudi dan Iran telah membuat kemajuan dalam perbaikan hubungan antara kedua, kata menteri luar negeri Iran setelah bertemu dengan Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud, sejawatnya di Riyadh, ibu kota Arab Saudi.

“Hubungan antara Teheran dan Saudi berada di jalur yang benar, dan kami menyaksikan kemajuan,” kata Hossein Amir-Abdollahian dalam konferensi pers bersama dengan  Faisal, Kamis (17/8).

Kunjungan Menlu Iran ke Saudi dilakukan beberapa bulan setelah  Faisal bertemu dengan para pejabat  Iran di Teheran pada Juni lalu pada kunjungan pertamanya ke Iran  setelah terjalin kesepakatan antara kedua negara yang ditengahi China pada Maret lalu untuk pemulihan hubungan.

Di bawah kesepakatan itu, Teheran dan Riyadh bermufakat untuk mengakhiri keretakan diplomatik dan membangun kembali hubungan setelah permusuhan yang berlangsung selama bertahun-tahun dan membahayakan stabilitas regional di Teluk Persia serta di Yaman, Suriah, dan Lebanon.

Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran pada tahun 2016 setelah pengunjuk rasa menyerang kedutaannya di Teheran menyusul eksekusi Riyadh terhadap ulama terkemuka Syiah Syeikh Nimr al-Nimr.

“Kami melakukan diskusi yang baik mengenai berbagai masalah selama pertemuan kami hari ini,” kata Amir-Abdollahian.

Dia menyebut pertemuan pada hari Kamis di Aula Solidaritas Islam Kementerian Luar Negeri Saudi itu  â€œakan menjadi awal dari pertemuan para kepala kedua negara”.

“Iran dan Arab Saudi adalah dua negara penting di kawasan Asia Barat (Timur Tengah) dan dunia Islam. Kedua belah pihak bertekad untuk memperluas hubungan kita di segala bidang. Mujur, hubungan kedua negara saat ini berada di arah yang benar dan kemajuan sedang dibuat,” ujar Abdollahian.

Dia juga mengatakan, “Kami percaya bahwa gagasan untuk mencapai keamanan dan pembangunan di kawasan adalah gagasan yang tidak dapat dipecah-pecah. Kami yakin masalah keamanan dan pembangunan kawasan saling terkait dan menjadi milik semua aktor di kawasan.”

Di pihak lain, Faisal mengatakan negaranya  berharap dapat melihat Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi mengunjungi Saudi menyusul undangan dari Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, yang telah dia komunikasikan dalam kunjungan bulan Juni lalu. Saydi Raisi mengatakan dia akan pergi ke Saudi pada “waktu yang tepat”.

Menlu Faisal mengatakanSaudi ingin menindaklanjuti semua poin utama dari kesepakatan yang ditengahi China, baik ekonomi maupun politik.

Pada  Juni lalu, Iran secara resmi membuka kembali kedutaan besarnya di Arab Saudi dan media pemerintah Iran melaporkan awal bulan ini bahwa kedutaan besar Saudi di Teheran telah kembali beroperasi.

Duta besarnya yang baru, Alireza Enayati, melakukan perjalanan bersama Amir-Abdollahian ke Riyadh pada hari Kamis.

“Kami menantikan fase baru dalam hubungan kami berdasarkan persaudaraan Islam kami dan bekerja untuk kepentingan bersama,” kata Faisal, seraya menambahkan bahwa dia menyambut baik dukungan Iran atas tawaran Riyadh untuk menjadi tuan rumah Expo 2030.

Faisal juga memastikan Kedutaan Desar Saudi di Teheran telah kembali beroperasi, dan ini dia sebut sebagai “langkah lain dalam pengembangan hubungan antara kedua negara”. (aljazeera/presstv)

Ayatullah Khamenei: Musuh Ingin Burukkan Citra IRGC dan Pasukan Relawan Basij

Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyatakan bahwa musuh-musuh Iran berusaha menodai citra pasukan elit negara ini, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC)  dan pasukan sukarelawan Basij.

“Salah satu bagian utama dari aktivitas musuh adalah menodai citra IRGC dan Basij. Mengapa demikian? Karena IRGC mengagumkan, Basij mengesankan, yang membuat mereka (musuh) khawatir dan cemas,” kata  Ayatullah Khameneni dalam pertemuan dengan Dewan Tinggi Komandan IRGC di Teheran, Kamis (17/8).

Sembari memuji  IRGC sebagai “organisasi anti-terorisme terbesar di dunia”, dia memastikan musuh tidak memiliki jalan untuk menodai reputasi IRGC kecuali melalui “berita palsu, desas-desus, dan segala macam trik dan siasat.”

Ayatullah Khamenei juga menjelaskan bagaimana IRGC berdiri terpisah dari kekuatan lain yang muncul pada tahap awal revolusi besar seperti Revolusi Prancis dan Revolusi Bolshevik di Rusia.

Menurutnya, kekuatan-kekuatan di luar itu sering menunjukkan kecenderungan destruktif, ketidaktertiban, dan kurangnya disiplin, sedangkan IRGC dibentuk “di bawah otoritas pusat” Revolusi Islam sejak awal.

Menyinggung pertemuan puncak pejabat senior dari AS, Inggris, Prancis, dan Jerman di pulau Guadeloupe, Prancis, tepat sebelum kemenangan Revolusi Islam 1979, dia menambahkan bahwa pada saat itu mereka telah menyimpulkan bahwa mereka “mustahil” dapat menyelamatkan rezim Pahlevi yang didukung AS.

Namun demikian, lanjutnya, mereka mengadopsi strategi “krisis beruntun,” dengan harapan dapat mendestabilisasi pemerintahan baru di Iran.

Dia juga menceritakan rangkaian krisis, kerusuhan, ancaman keamanan, dan aksi terorisme ekstensif yang menandai periode awal revolusi Islam, namun IRGC secara efektif telah menggagalkan semua sepak terjang musuh itu serta melindungi bangsa Iran dari dampaknya.  (presstv)

Rusia Dikabarkan Produksi Massal Drone Serang Iran

Surat kabar AS The Washington Post, Kamis (17/8), mengutip klaim sebuah dokumen yang menyebutkan bahwa Rusia membuat kemajuan untuk tujuannya memproduksi secara massal salah satu jenis drone serang Iran yang dapat terbang lebih dari 1.000 mil dan menyerang kota-kota Ukraina.

Menurut dokumen tersebut, Moskow sedang mengerjakan drone Shahed-136 versinya sendiri, meskipun ada penundaan dan sanksi yang memengaruhi pasokan suku cadang yang dibutuhkan dari negara lain.

Surat kabar itu mengaku memperoleh dokumen dari sumber yang katanya terlibat dalam pekerjaan di Zona Ekonomi Khusus Alabuga Republik Tatarstan tetapi menentang invasi Rusia ke Ukraina.

Iran mengakui pihaknya telah mengirim drone ke Rusia, namun dilakukan sebelum dimulainya invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

Rusia menyangkal pasukannya menggunakan drone Iran di Ukraina, tetapi Presiden Vladimir Putin menyerukan peningkatan produksi drone dalam negeri. Dia mengatakan pada bulan April bahwa nilai industri drone Rusia dapat segera melebihi US$20 miliar.

Pejabat Rusia tidak dapat dihubungi untuk mengomentari laporan The Washington Post tersebut.

AS memberlakukan sanksi terhadap Rusia dan Iran, antara lain entitas dan individu yang terkait dengan pembuatan drone, termasuk para pejabat eksekutif Iran di sebuah perusahaan industri pertahanan.

Sementara itu, kantor berita resmi Rusia TASS mengutip pernyataan Kremlin bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dan rekannya dari Iran, Ebrahim Raisi, pada hari Kamis telah berdiskusi melalui telepon mengenai kemungkinan Iran bergabung dengan kelompok BRICS di masa mendatang.

Kelompok negara berkembang BRICS, yang terdiri atas Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, akan membahas kemungkinan pengembangan anggota pada pertemuan puncak di Afrika Selatan bulan depan.

TASS menambahkan bahwa Putin dan Raisi menegaskan kembali dukungan keduanya untuk pengembangan lebih lanjut hubungan bilateral di bidang perdagangan, transportasi, dan logistik. (mm/raialyoum)