Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 17 Mei 2019

EgyptJakarta, ICMES: Kapal induk AS USS Abraham Lincoln belum memasuki perairan Teluk Persia meskipun di media dan forum-forum politik berhembus spekulasi akan segera pecahnya perang hebat antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.

Arab Saudi menuduh Iran memerintahkan kepada kelompok pejuang Ansarullah (Houthi) di Yaman agar menyerang fasilitas minyak Saudi di dekat Riyadh dengan pesawat nirawak.

Kementerian Kesehatan Yaman yang berafiliasi dengan kelompok pejuang  Ansarullah (Houthi) menyatakan bahwa enam warga sipil terbunuh dan 52 lainnya, termasuk dua warga negara Rusia, luka-luka akibat serangan udara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi terhadap ibu kota Yaman, Sanaa.

Majelis Ulama Diaspora Palestina menegaskan keharusan dilanjutkannya perjuangan melawan Rezim Zionis Israel. Hal ini mereka sampaikan dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada momen peringatan Hari Nakba dan 71 tahun pengusiran orang-orang Palestina dari kampung halaman mereka.

Berita selengkapnya:

AS Jauhkan Kapal Induknya Dari Teluk Persia Pasca Serangan Terhadap Kapal-Kapal Tanker

Kapal induk AS USS Abraham Lincoln belum memasuki perairan Teluk Persia meskipun di media dan forum-forum politik berhembus spekulasi akan segera pecahnya perang hebat antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.

Sejauh ini, AS hanya memiliki satu kapal perang besar di perairan itu, namun bukan jenis kapal induk.

USS Abraham Lincoln tiba di Laut Arab, berlabuh di sana, dan tidak memasuki perairan Teluk Persia untuk berlabuh di pangkalan Armada Kelima di Bahrain. USS Abraham Lincoln menggantikan kapal induk UUS John Stennis, yang berada di Bahrain sejak Maret hingga awal April lalu.

Kapal Induk di Teluk Persia biasanya berlabuh di Pangkalan Armada Kelima di Bahrain, tapi kali ini USS Abraham Lincoln menghindari kawasan itu akibat ketegangan di sana, dan bisa jadi karena ada kekhawatiran dari Pentagon setelah terjadi insiden serangan misterius terhadap kapal-kapal tanker raksasa di perairan Uni Emirat Arab pada Ahad lalu.

Pentagon juga tidak mengetahui secara persis kualitas rudal Iran anti-kapal, termasuk kapal induk, dan ada pula kekhawatiran di kalangan petinggi militer di Washington sejak kelompok pejuang Hizbullah Lebanon berhasil  menghantam kapal fregat di laut dalam perang Hizbullah-Israel pada tahun 2006, apalagi kapal fregat itu terkena serangan meskipun dilengkapi sistem pertahanan canggih, sementara teknologi rudal Hizbullah dipastikan berasal dari Iran.

Iran juga memiliki ribuan perahu supercepat  berpeluncur rudal sehingga jika dikerahkan secara serempak maka akan menjadi ancaman serius bagi kapal induk karena jaraknya terlalu dekat sehingga sulit pertahanan pada kapal induk dapat meneggelamkan semua perahu itu dalam waktu singkat.

Pentagon juga masih meneliti bagaimana sebuah pesawat tanpa awak Iran mampu mengambil gambar kapal induk militer berulang kali, termasuk pada tahun 2016, serta diduga telah melakukan pengambilan gambar lagi dalam beberapa bulan terakhir, karena jika sebuah pesawat tak berawak berhasil terbang di atas kapal induk tanpa terpantau dan tertembak jatuh maka  itu berarti juga dapat membawa bom dan melancarkan serangan. Media Iran telah memublikasi hasil pengambilan gambarnya yang beresolusi tinggi. (raialyoum)

Saudi Tuding Iran Perintahkan Serangan Ansarullah Ke Fasilitas Minyak Saudi

Arab Saudi menuduh Iran memerintahkan kepada kelompok pejuang Ansarullah (Houthi) di Yaman agar menyerang fasilitas minyak Saudi di dekat Riyadh dengan pesawat nirawak.

“Apa yang telah dilakukan oleh milisi Houthi yang didukung Iran berupa serangan teroris terhadap dua stasiun pompa Saudi Aramco menunjukkan bahwa itu tak lain hanyalah instrumen untuk mengimplementasikan agenda Iran,”  tulis Pangeran Khalid, putra Raja Salman bin Abdulaziz dari Arab Saudi, di Twitter, sebagaimana dilaporkan Rai al-Youm, Kamis (16/5/2019).

Dia juga mencuit, “Tindakan Houthi  melancarkan aksi-aksi teror adalah atas perintah tinggi dari Teheran, mereka menempatkan tiang gantungan pada upaya diplomatik saat ini.”

Sementara itu, Menteri Negara Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir di Twitter mengklaim, “Hari demi hari al-Houthi menegaskan bahwa ia mengimplementasikan agenda Iran dan menjual nilai-nilai rakyat Yaman, dan keputusannya adalah untuk kepentingan Iran.”

Al-Jubeir menuding Ansarullah “bagian integral dari IRGC dan melaksanakan perintahnya, dan serangan mereka terhadap fasilitas di Kerajaan (Saudi) menunjukkan hal ini.”

Dua stasiun pompa saluran pipa utama di Arab Saudi diterjang serangan pesawat nirawak Yaman pada  Selasa lalu hingga operasi pemompaan minyak terhenti.

Ansarullah mengaku telah menggempur “instalasi vital Saudi” dengan tujuh pesawat tak berawak, dan menegaskan bahwa “operasi militer besar-besaran ini merupakan balasan atas agresi dan blokade yang terus-menerus terhadap bangsa kami.”

Di pihak lain, Ansarullah menepis tudingan dan klaim tersebut dengan menegaskan bahwa Yaman diblokade secara ketat sehingga bahan panganpun tak dapat masuk ke Yaman, apalagi senjata, dari luar negeri. Kelompok ini menegaskan nirawak tersebut dibuat oleh orang-orang Yaman sendiri. (raialyoum/ alalam)

Serangan Brutal Saudi Ke Ibu Kota Yaman Tewaskan 6 Warga Sipil

Kementerian Kesehatan Yaman yang berafiliasi dengan kelompok pejuang  Ansarullah (Houthi) menyatakan bahwa enam warga sipil terbunuh dan 52 lainnya, termasuk dua warga negara Rusia, luka-luka akibat serangan udara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi terhadap ibu kota Yaman, Sanaa, Kamis pagi waktu setempat (16/5/2019).

Dalam sebuah pernyataan persnya, kementerian itu menyebutkan bahwa dua warga negara Rusia itu termasuk penghuni bangunan yang menjadi sasaran serangan udara.

Juru bicara kementerian itu, Yusuf al-Hadhiri, mengatakan bahwa korban tewas antara lain dua anak kecil, dan pada korban luka pun juga terdapat kaum perempuan dan anak kecil.

Dia menyerukan kepada masyarakat  dan organisasi internasional, terutama PBB, agar menunaikan tanggung jawab mereka di depan memburuknya situasi kesehatan di Yaman akibat “pembantaian yang terus menerus dan kejahatan koalisi agresor”.

Para saksi mata mengatakan bahwa jet tempur pasukan koalisi pimpinan Saudi melancarkan dua serangan udara ke lingkungan perumahan di pusat kota Sanaa hingga jatuh sejumlah korban tewas dan luka serta kerusakan parah pada beberapa rumah.

Pasukan koalisi telah meningkatkan serangan udara ke Sanaa sejak Rabu malam setelah situasi di Sanaa sempat tenang selama beberapa pekan terakhir.

Serangan udara itu terjadi setelah Ansarullah pada hari Selasa lalu menggempur jaringan pipa minyak di provinsi al-Dodami dan al-Afif di kawasan Riyadh hingga menyebabkan banyak kerusakan.

Pasukan koalisi , Kamis, mengungumkan dimulai operasi khusus untuk menggempur area  militer Ansarullah demi “menetralkan kemampuan serangan milisi Houthi.”

Di pihak lain, Ansarullah menegaskan pihaknya siap melancarkan operasi lagi jika agresi pasukan koalisi ke Yaman masih berlanjut.

Al-Alam melaporkan bahwa pasukan koalisi melancarkan lebih dari 20 serangan udara ke berbagai wilayah di Yaman hingga menjatuhkan beberapa korban yang sebagian di antaranya berasal dari satu keluarga. (raialyoum/alalam)

Hari Nakba, Ulama Palestina Tegaskan Kontinyuitas Perjuangan Melawan Israel

Majelis Ulama Diaspora Palestina menegaskan keharusan dilanjutkannya perjuangan melawan Rezim Zionis Israel. Hal ini mereka sampaikan dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada momen peringatan Hari Nakba dan 71 tahun pengusiran orang-orang Palestina dari kampung halaman mereka, Kamis (16/5/2019).

“Kami akan terus melawan dan menuntut hak kami, tanah kami , kesucian kami, dan kepulangan kami sampai terusirnya kaum Zionis dari Palestina, meskipun kaum Zionis serta pihak-pihak pendudukung normalisasi (hubungan Arab-Israel) dan Trump menebar kekerasan,” tegas Ketua Dewan Penasehat dan juru bicara resmi Majelis Ulama Diaspora Palestina, Syeikh Mohammad al-Mauid.

Dia menambahkan, “Dalam kondisi bagaimanapun bangsa Palestina akan terus melawan dan berjihad dengan teguh dan tabah sampai terbebaskannya seluruh wilayah Palestina.”

Dia juga menyerukan kepada bangsa-bangsa Arab dan umat Islam secara keseluruhan agar “membela bangsa Palestina dan al-Aqsa, menghentikan imigrasi (kaum Zionis) di Tepi Barat, mencabut blokade (Israel) terhadap Gaza, dan membebaskan para tahanan Palestina dari penjara musuh.”

Majelis ulama Palestina yang bermarkas di Turki ini mengapresiasi semua faksi pejuang Palestina, baik yang Islamis maupun yang nasionalis, atas “persatuan barisan mereka dan kebersandaran mereka kepada opsi jihad dan resistensi sebagai satu-satunya jalan untuk membebaskan tanah Palestina.” (alalam)