Rangkuman Berita Utama Timteng  Jumat 15 November  2024

Jakarta, ICMES. Panglima Korps Garda Revolusi (IRGC) Iran, Mayjen Hossein Salami, dalam pidato pada manuver keamanan besar-besaran bersandi “Nasrallah” (pertolongan Allah) mengatakan bahwa para pejuang Islam telah memperlihatkan indahnya persatuan, kekuatan, dan solidaritas.

Pemimpin kelompok pejuang Ansarullah Yaman, Sayid Abdul-Malik al-Houthi, menyatakan Angkatan Bersenjata Yaman telah  melancarkan operasi militer bela Gaza dengan melesatkan 29 rudal balistik dan jelajah serta sebuah drone, termasuk terhadap kapal induk AS pada minggu ini.

Sebuah komisi khusus PBB menyatakan bahwa pola peperangan Israel di Jalur Gaza sejalan dengan “genosida,” termasuk penggunaan kelaparan sebagai senjata perang.

Berita selengkapnya:

Kepada Israel, Panglima IRGC: Kami akan Membalas, Tunggulah Saatnya

Panglima Korps Garda Revolusi (IRGC) Iran, Mayjen Hossein Salami, dalam pidato pada manuver keamanan besar-besaran bersandi “Nasrallah” (pertolongan Allah) di Teheran, Kamis (14/11) mengatakan bahwa para pejuang Islam telah memperlihatkan indahnya persatuan, kekuatan, dan solidaritas.

Di hadapan ribuan peserta manuver itu dia mengatakan, “Selagi konsentrasi pasukan yang sangat besar ini masih membela Islam, Iran, kepentingan nasional dan umat Islam, maka tak ada kekuatan lain – seberapapun besarnya, baik AS dan negara-negara Eropa yang bersekutu dengannya maupun entitas Zionis yang kecil dan temporal, dan sekalipun mereka semua bersekutu- dapat menghadang pasukan besar dan gelora iman, jihad dan kesyahidan ini.”

Dia juga mengatakan, “Konfrontasi yang terjadi saat ini antara Palestina, Lebanon, Iran, Yaman, Irak, dan wilayah dunia Islam lainnya di satu pihak dan entitas Zionis yang menjijikkan serta sekutu dan pengikut Barat mereka di pihak lain merupakan konfrontasi nyata. Sejarah menyaksikan dan  terbentuk melalui pencatatan epik perlawanan yang luar biasa dari orang-orang yang bangkit di bawah naungan iman dan Islam dalam menghadapi musuh-musuh ini.

Panglima IRGC menambahkan, “Kami tegaskan kepada mereka bahwa mereka hendaklah mempelajari sejarah, niscaya mereka tidak akan menemukan tempat bagi umat Islam untuk menyerah. Nasib musuh-musuh saat ini akan seperti nasib mereka di Perang Khaibar.

Brigjen Salami menjelaskan, “Semua kekuatan batil telah berbaris dalam konfrontasi monumental terhadap Islam, di mana balatentara dunia modern berdatangan untuk menyokong entitas Zionis dengan tujuan menundukkan Muslimin kepada kehendak mereka, mengendalikan nasib mereka, menduduki tanah-tanah mereka, dan meniadakan identitas keagamaan mereka.”

Dia juga menegaskan, “Musuh tak dapat bertahan di depan Muslimin, sekalipun Muslimin yang tertindas terjebak di bawah reruntuhan. Musuh harus tahu bahwa meskipun mereka memblokade dan menggugurkan 40,000 orang Palestina, namun akan lahir 100,000 anak Palestina, yang akan mengenyam ajaran jihad sejak mereka lahir, dan begitu berkemampuan mereka pasti mengibarkan bendera jihad. Kendati banyak luka yang diderita oleh para mujahidin akibat serangan musuh, namun para pejuang ini masih tetap bersatu dan bertekad di medan laga, dan akan memberikan pukulan-pukulan telak setiap hari kepada musuh.”

Dia bagian akhir, dengan suara yang lebih lantang dan ditujukan kepada kaum Zionis, Brigjen Salami  menandaskan, “Kami terus mengintai kalian, kami memerangi kalian hingga penghabisan, dan kami takkan membiarkan kalian berdominasi atas nasib Muslimin. Kami akan membalas dendam, dan kalian akan menerima pukulan yang sangat menyakitkan, maka tunggulah saatnya.” (alalam)

Pemimpin Ansarullah: Kapal Induk AS Kabur Setelah Dirudal oleh Pasukan Yaman

Pemimpin kelompok pejuang Ansarullah Yaman, Sayid Abdul-Malik al-Houthi, menyatakan Angkatan Bersenjata Yaman telah  melancarkan operasi militer bela Gaza dengan melesatkan 29 rudal balistik dan jelajah serta sebuah drone, termasuk terhadap kapal induk AS pada minggu ini.

“Pasukan kami melakukan operasi militer minggu ini dengan 29 rudal balistik dan jelajah serta drone,” ungkapnya.

Dia menjelaskan,Operasi AL kita yang paling menonjol minggu ini adalah serangan terhadap kapal induk AS Abraham Lincoln di Laut Arab (Selasa). Kapal ini kabur sejauh ratusan mil setelah menjadi target serangan, musuh mulai menghindari Laut Merah, dan kapal induk belum memasukinya sejak saat itu.”

Dia menambahkan, “Dalam beberapa kasus, kapal induk AS bergerak mendekati beberapa pantai Afrika karena takut menjadi sasaran.”

Mengenai Israel, Sayid Al-Houthi mengatakan, “Operasi militer kami, beberapa di antaranya mengarah ke kedalaman dan selatan Palestina pendudukan, di Jaffa, Ashkelon, dan Umm al-Rashrash (Eilat), dan pangkalan udara musuh Israel di Gurun Negev (selatan.”

Dia juga mengatakan bahwa sebagian rezim Arab menyerah kepada ambisi AS dan sejalan dengan proyek Zionis, sedangkan mengenai Iran dia mengatakan, “Republik Islam Iran menjalankan tugas besar Islaminya, dan telah mempersembahkan para syuhada besar semisal Syahid Qasem Soleimani di jalan ini.” (alalam)

PBB: Pola Israel di Gaza Sejalan dengan Genosida

Sebuah komisi khusus PBB menyatakan bahwa pola peperangan Israel di Jalur Gaza sejalan dengan “genosida,” termasuk penggunaan kelaparan sebagai senjata perang.

Laporan Komisi HAM PBB pada hari Kamis (14/11) merangkum berbagai bentuk kekejaman Israel di Gaza sejak Oktober 2023 hingga Juli 2024, dalam agresi brutalnya terhadap Gaza yang berlangsung sampai sekarang.

Komisi itu menyinggung “korban sipil massal dan kondisi yang mengancam jiwa yang sengaja diberlakukan pada warga Palestina” di sana.

“Melalui blokade Gaza, penghalangan bantuan kemanusiaan, di samping serangan yang ditargetkan dan pembunuhan warga sipil dan pekerja bantuan, meskipun ada seruan PBB berulang kali dan perintah yang mengikat dari Mahkamah Internasional serta ada resolusi Dewan Keamanan, Israel (masih saja) sengaja menyebabkan kematian, kelaparan, dan cedera serius,” kata komite tersebut dalam sebuah pernyataan.

Mahkamah Internasional  yang notabene pengadilan tinggi PBB pada awal tahun ini memerintahkan rezim Israel untuk mengambil semua tindakan dalam kewenangannya untuk mencegah genosida di Gaza.

Dlam laporannya, PBB juga menyalahkan Israel karena menghancurkan sistem sanitasi air yang vital dan mencemari lingkungan yang akan menimbulkan kerusakan parah pada generasi mendatang.

Laporan itu mendokumentasikan bagaimana kampanye pemboman oleh Israel yang ekstensif di Gaza telah menghancurkan layanan penting dan menimbulkan bencana lingkungan dengan dampak kesehatan yang berkelanjutan.

Serangan Israel telah “memicu bencana lingkungan” dengan menghancurkan layanan penting, seperti air dan sanitasi, yang dampaknya akan terasa untuk jangka waktu yang lama setelah gencatan senjata apa pun, ungkap komite tersebut.

Laporan itu juga membahas penggunaan serangan dengan bantuan AI oleh Israel, yang berdampak pada tingginya jumlah korban perempuan dan anak-anak.

“Penggunaan penargetan yang dibantu AI oleh militer Israel, dengan pengawasan manusia yang minimal, dikombinasikan dengan bom-bom berat, menggarisbawahi pengabaian Israel terhadap kewajibannya membedakan antara warga sipil dan kombatan serta menempuh tindakan pengamanan yang memadai untuk mencegah kematian warga sipil,” terang komite tersebut. (presstv)