Jakarta, ICMES: Amerika Serikat menuding Iran “bertanggungjawab” atas serangan yang menimpa dan menyebabkan kebakaran pada dua kapal tanker, masing-masing milik Norwegia dan Jepang, di Selat Oman, Kamis (13/6/2019), sementara Inggris menyetujui tudingan AS ini.
Presiden Iran menegaskan bahwa keamanan Teluk Persia sangatlah penting bagi Iran. Hal ini dia tegaskan beberapa jam setelah dua kapal tanker minyak di Teluk Oman dievakuasi menyusul terjadi insiden yang diduga sebagai serangan.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir menyatakan negaranya sepakat dengan tuduhan Amerika Serikat (AS) bahwa Iran berada di balik serangan terhadap dua kapal tanker minyak di Selat Oman.
Berita selengkapnya:
AS Resmi Tuding Iran Terlibat Serangan ke Kapal Tanker di Selat Oman
Amerika Serikat (AS) menuding Iran “bertanggungjawab” atas serangan yang menimpa dan menyebabkan kebakaran pada dua kapal tanker, masing-masing milik Norwegia dan Jepang, di Selat Oman, Kamis (13/6/2019), sementara Inggris menyetujui tudingan AS ini.
Seorang petinggi pemerintah AS menyatakan negara ini sedang berdiskusi dengan negara-negara sekutunya mengenai beberapa opsi untuk melindungi pelayaran internasional di Selat Oman menyusul terjadinya serangan yang mendongkrak harganya minyak itu.
Beberapa pejabat Washington yang meminta identitasnya dirahasiakan mengatakan kepada sejumlah wartawan bahwa AS bermaksud menjamin kebebasan pelayaran di Selat Hormuz dan memastikan tidak adanya penghentian pergerakan perdagangan internasional.
Serangan itu merupakan yang kedua kalinya selama sebulan terakhir. Pada kasus pertama, sebanyak empat kapal, termasuk 3 kapal tanker, terkena serangan “sabotase” di dekat Pelabuhan Fujairah, Uni Emirat Arab, pada 12 Mei 2019. AS juga menuding Iran berada di balik serangan ini.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo kepada wartawan di Washington mengatakan, “Pemerintah AS memandang Iran bertanggungjawab atas serangan di Laut Oman.”
Dia menambahkan bahwa tuduhannya itu bersandarkan pada sejumlah dokumen berupa informasi yang telah dikumpulkan oleh intelijen serta senjata-senjata yang digunakan dalam dua serangan itu maupun dalam serangan sebelumnya yang menyasar empat kapal.
Dia mengklaim bahwa serangan itu dimaksudkan Iran untuk mencegah melintasnya kapal minyak di Selat Hormuz, dan karena itu dia menyebutnya “ancaman jelas bagi keamanan dan perdamaian internasional, serangan yang memalukan terhadap kebebasan pelayaran, dan peningkatan ketegangan oleh pihak Iran.”
Pompeo menyatakan demikian tak lama setelah Presiden AS Donald Trump mengomentari kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke Iran dengan menyatakan di halaman Twitternya bahwa hingga kini masih terlampau pagi “bahkan untuk sekedar berpikir” mengenai pengadaan kesepakatan dengan Iran.
“Saya pribadi merasa terlalu dini sekali bahkan untuk sekedar memikirkan pengadaan kesepakatan. Mereka tidak siap, dan kamipun demikian,” cuit Trump. (raialyoum)
2 Kapal Tanker Terkena Serangan Misterius, Ini Pernyataan Iran dan Rusia
Presiden Iran Hassan Rouhani menegaskan bahwa keamanan Teluk Persia sangatlah penting bagi Iran. Hal ini dia tegaskan beberapa jam setelah dua kapal tanker minyak di Teluk Oman dievakuasi menyusul terjadi insiden yang diduga sebagai serangan.
Bersamaan dengan ini, Rusia menyerukan agar peristiwa ini tidak dijadikan dalih untuk semakin menyudutkan Iran.
Rouhani mengatakan, “Keamanan adalah masalah yang sangat penting bagi Iran di Teluk Persia yang sensitif, Timur Tengah, Asia, dan dunia secara keseluruhan. Kami selalu berusaha mewujudkan keamanan dan stabilitas di kawasan.”
Kantor berita IRNA mengutip pernyataan pejabat Iran bidang penyelamatan bahwa otoritas Iran menyelidiki penyebab terjadinya ledakan pada dua kapal tanker minyak di Teluk Oman, Kamis (13/6/2019).
IRNA melaporkan bahwa juru bicara Pusat Pencarian dan Penyelamatan Maritim Provinsi Hormuzgan Iran yang terletak di bagian tenggara Iran di Selat Hormuz mengatakan bahwa sejumlah tim penyelidikan telah meluncur ke lokasi peristiwa, dan akan mengumumkan hasil penyelidikannya dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Iran mengaku telah menyelamatkan 44 pelayar dari dua kapal tanker tersebut.
Juru bicara pemerintah Iran Ali Robiei menyatakan pihaknya sangat prihatin atas peristiwa ini, dan menyerukan kepada negara-negara regional untuk “tidak terpancing oleh orang-orang yang mendapat keuntungan dari instabilitas di kawasan.”
“Iran siap untuk bekerjasama regional demi menjamin keamanan lalu lintas perairan strategis,” katanya.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov menyerukan kepada semua pihak agar tidak menggunakan insiden yang menimpa kapal tanker di Selat Oman itu sebagai bahan untuk menyudutkan Iran.
Kepada wartawan usai rapat Komisi Luar Negeri Duma Rusia, Kamis, Ryabkov mengatakan, “Harus ada evaluasi dampak politik dan lain-lain… Belakangan ini kita melihat kampanye masif tekanan politik, psikologis, dan militer terhadap Iran. Kami berharap peristiwa tragis yang baru saja terjadi dan mengguncang pasar minyak dunia itu tidak digunakan untuk selanjutnya menambah dan membangkitkan sikap anti Iran.”
Kementerian Perdagangan Jepang menyatakan bahwa dua kapal tanker yang terkena serangan di Selat Hormuz tersebut membawa muatan milik Jepang.
Juru bicara perusahaan Front Line menyatakan bahwa kebakaran terjadi pada kapal tanker minyak Norwegia di Selat Oman setelah ada ledakan. Tapi perusahaan ini menepis dugaan bahwa kapal itu tenggelam, dan tidak memastikan apakah penyebabnya adalah serangan.
Dilaporkan bahwa awak kapal berhasil diselamatkan ke kapal terdekat, Hyundai Dubai, setelah mereka meninggalkan kapal tankernya.
Peristiwa itu terjadi setelah sekira sebulan sebanyak empat kapal komersil terkena serangan “sabotase” di dekat Pelabuhan Fujairah, Uni Emirat Arab, yang hingga kini masih belum diketahui siapa pelakunya. (raialyoum)
Saudi Sepakati Tudingan Iran Terlibat Serangan ke Kapal di Selat Oman
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir menyatakan negaranya sepakat dengan tuduhan Amerika Serikat (AS) bahwa Iran berada di balik serangan terhadap dua kapal tanker minyak di Selat Oman.
“Tak ada faktor yang mendorong kami untuk berselisih dengan Menteri Luar Negeri (Mike Pompeo), kami sepakat dengannya, Iran memiliki sejarah dalam hal ini,” ungkap Al-Jubeir, Kamis (13/6/2019).
Sebelumnya di hari yang sama, Menteri Energi, Industri, dan Pertambangan Saudi Khalid al-Falih mengatakan bahwa salah satu kapal yang terkena serangan itu mengangkut methanol dari kota Jubail, Saudi.
Kantor berita Saudi, SPA, mengutip pernyataan al-Falih bahwa negara ini prihatin menyimak berita adanya serangan tersebut, apalagi serangan serupa juga sudah terjadi pada bulan lalu dengan sasaran kapal-kapal Saudi di dekat perairan Uni Emirat Arab (UEA).
Dia menegaskan bahwa Saudi akan menempuh tindakan-tindakan yang dinilai tepat untuk melindungi pelabuhan dan perairan regionalnya, dan mengajak masyarakat internasional untuk turut bertanggungjawab melindungi pelayaran internasional.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Qatar menyatakan, “Doha mengecam serangan ke dua kapal di Teluk Oman, terlepas dari siapa yang berdiri di baliknya.”
Seperti dilansir kantor berita Qatar, Qana, kementerian itu menambahkan bahwa pemerintah Qatar mengingatkan ihwal “tindakan penyia-penyiaan keamanan kawasan Teluk dan kawasan secara keseluruhan”, serta menyerukan penyelidikan internasional secepatnya agar pihak-pihak yang terlibat dalam kasus ini dapat dituntut pertanggungjawabannya di depan hukum.
Menteri Luar Negeri UEA Anwar Garghash juga berkomentar di halaman Twitter-nya dengan menyebut serangan itu dan serangan rudal pasukan Ansarullah (Houthi) di Yaman terhadap bandara Abha di bagian selatan Saudi sebagai “perkembangan yang memprihatinkan serta eskalasi berbahaya.”
Dia menambahkan bahwa perkembangan itu menuntut “gerakan masyarakat internasional untuk menjamin keamanan dan stabilitas regional.” (raialyoum)