Jakarta, ICMES. Sebuah sumber di Hizbullah Lebanon melaporkan Israel gagal membunuh Wafiq Safa, pejabat komunikasi dan koordinasi Hizbullah, dalam serangan udara Israel di Beirut, ibu kota Lebanon, pada Jumat malam.
22 warga Palestina gugur syahid dan puluhan lainnya terluka dalam genosida terbaru yang dilancarkan oleh pasukan pendudukan Zionis dengan membom gedung Sekolah Rufaydah, yang menampung ribuan pengungsi di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Kamis.
Tiga narasumber dari Teluk Persia mengatakan kepada Reuters bahwa negara-negara Arab di kawasan itu mendesak AS agar mencegah Israel menyerang ladang minyak Iran, karena mereka khawatir fasilitas minyak mereka akan terkena serangan kelompok-kelompok sekutu Iran.
Berita selengkapnya:
Israel Gagal Membunuh Petinggi Hizbullah Wafiq Safa dalam Pemboman Terbaru di Beirut
Sebuah sumber di Hizbullah Lebanon melaporkan Israel gagal membunuh Wafiq Safa, pejabat komunikasi dan koordinasi Hizbullah, dalam serangan udara Israel di Beirut, ibu kota Lebanon, pada Jumat malam (10/10).
“Pejabat koordinasi dan penghubung Hizbullah, Wafiq Safa, selamat,” ungkap sumber itu.
Sumber anonim itu mengatakan demikian setelah Perusahaan Penyiara Israel melaporkan bahwa Wafiq Safa merupakan satu-satunya target serangan udara tersebut.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Lebanon dalam laporan awal mengumumkan bahwa serangan itu menggugurkan 22 orang dan melukai 117 orang lainnya.
Dalam peristiwa lain, Hizbullah mengumumkan sejak dini hari Kamis telah terjadi delapan pertempuran pihaknya melawan pasukan Israel di Lebanon selatan, dan terjadi pula sembilan serangan Hizbullah terhadap Israel utara, terutama wilayah Zovulon di utara kota Haifa.
Sejak 23 September lalu, Israel telah memperluas cakupan genosida yang dilakukannya di Gaza sejak 7 Oktober 2023, hingga mencakup sebagian besar wilayah Lebanon, termasuk ibu kotanya, Beirut, melalui serangan udara dengan intensitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Israel juga memulai serangan darat ke Lebanon selatan tanpa menggubris peringatan internasional dan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Serangan udara Israel di Lebanon hingga Rabu malam lalu telah menggugurkan 1.323 orang dan melukai 3.698 orang lainnya, termasuk sejumlah besar perempuan dan anak-anak, serta menyebabkan 1,2 juta orang pengungsi.
Hizbullah setiap hari membalas dengan tembakan rudal, drone, dan peluru artileri yang terhadap situs dan pemukiman militer.
Israel mengumumkan sejumlah kerugian manusia dan material, namun sensor militer memberlakukan larangan ketat terhadap sebagian besar kerugian tersebut, menurut para pengamat.
Tentara Israel pada Kamis pagi mengumumkan bahwa satu perwiranya tewas dan seorang tentara terluka parah dalam pertempuran dengan Hizbullah di Lebanon selatan.
Pada awal Oktober ini, Israel mengumumkan dimulainya serangan darat ke Lebanon selatan, sebagai bagian dari perang yang dilancarkannya terhadap negara Arab tersebut sejak 23 September lalu.
Namun, Hizbullah berulang kali mengumumkan pihaknya menghadang gerak maju pasukan Zionis dan berhasil menimpakan kerugian jiwa dan luka pada pihak militer Israel, dan militer Israel pun mengakui sejumlah anggotanya tewas dan luka, dan gagal melakukan penetrasi darat. (alalam/raialyoum)
Israel Serang Gedung Sekolah di Gaza, 22 Warga Palestina Gugur
22 warga Palestina gugur syahid dan puluhan lainnya terluka dalam genosida terbaru yang dilancarkan oleh pasukan pendudukan Zionis dengan membom gedung Sekolah Rufaydah, yang menampung ribuan pengungsi di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Kamis (10/10).
Pusat Informasi Palestina melaporkan bahwa lebih dari 20 warga sipil gugur, dengan kondisi tubuh sebagian besarnya hancur dan terpotong-potong, dan puluhan orang terluka. Beberapa rekaman video yang beredar memperlihatkan gambar-gambar yang mengenaskan dan kembali menunjukkan kebiadaban pasukan Zionis .
Kantor media pemerintah di Gaza mengumumkan bahwa pasukan Zionis mengetahui sekolah tersebut menampung ribuan anak-anak dan perempuan pengungsi, dan mereka memilih waktu pemboman ketika anak-anak sedang aktif bergerak untuk memperoleh makanan sehari-hari.
Kantor tersebut menyebut bahwa pembantaian itu menjadikan jumlah tempat penampungan dan pusat pengungsian yang dibom oleh Israel bertambah menjadi 190, dan pusat-pusat ini menampung ratusan ribu orang yang kehilangan tempat tinggal akibat perang genosida Israel terhadap rakyat Palestina.
Sementara itu, tentara Israel di hari yang sama mengumumkan tewasnya tiga perwira Zionis dalam pertempuran dengan pejuang Palestina di Jalur Gaza utara, dan dengan demikian jumlah korban tewas di pihak militer Israel bertambah menjadi 734 tentara sejak 7 Oktober 2023.
Menurut para pengamat, Israel menyembunyikan kerugian jiwa dan materinya dalam perang di Jalur Gaza dan Lebanon. Israel mencegah fotografi dan peredaran foto dan klip video, dan memperingatkan agar tidak memberikan informasi apa pun kepada media mengenai hal ini, kecuali melalui media outlet media yang tunduk pada kontrol ketatnya.
Sejak 7 Oktober 2023, tentara pendudukan Israel telah melancarkan perang genosida di Jalur Gaza, hingga menggugurkan dan melukai lebih dari 138.000 warga, yang sebagian besarnya anak-anak dan kaum perempuan, serta menyebabkan lebih dari 10.000 orang hilang di tengah kehancuran besar dan kelaparan yang mematikan. (raialyoum)
Kuatir Terimbas, Negara-Negara Arab Teluk Minta AS Cegah Serangan Israel terhadap Iran
Tiga narasumber dari Teluk Persia mengatakan kepada Reuters bahwa negara-negara Arab di kawasan itu mendesak AS agar mencegah Israel menyerang ladang minyak Iran, karena mereka khawatir fasilitas minyak mereka akan terkena serangan kelompok-kelompok sekutu Iran.
Reuters mengutip tiga sumber yang dekat dengan kantor-kantor pemerintah yang sebagian di antaranya mengatakan, “Negara-negara Teluk, termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) dan Qatar, juga menolak mengizinkan Israel terbang di atas wilayah udara mereka untuk melakukan serangan terhadap Iran sebagai bagian dari upaya mereka menghindari keterjebakan di tengah baku tembak, dan hal ini telah disampaikan kepada Washington.”
Israel berulang kali bersumbar bahwa Iran akan membayar mahal serangan rudalnya terhadap Israel yang dilakukan pada awal bulan ini, sementara Iran juga bersumpah bahwa serangan balik Israel akan dibalas dengan kehancuran yang luas. Hal ini meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya perang.
Menurut Reuters, negara-negara Arab Teluk menempuh langkah-langkah tersebut setelah Iran melakukan upaya diplomatik untuk membujuk mereka agar menggunakan pengaruh mereka terhadap AS di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa Israel akan menyerang fasilitas produksi minyak Iran.
Seorang pejabat senior dan diplomat Iran mengatakan kepada Reuters, “Dalam pertemuan minggu ini, Teheran memperingatkan Arab Saudi bahwa Iran tidak dapat menjamin keamanan fasilitas minyak di kerajaan Teluk jika Israel mendapat bantuan (dari Saudi) dalam melakukan serangannya.”
Ali Shihabi, pengamat dari Saudi yang dekat dengan istana Kerajaan Saudi, mengatakan: “Iran menyatakan: Jika negara-negara Teluk membuka wilayah udara mereka untuk Israel, maka ini akan menjadi tindakan perang.”
Dia menambahkan, “Teheran mengirimkan pesan yang jelas ke Riyadh bahwa sekutunya di negara-negara seperti Irak atau Yaman dapat merespon jika ada dukungan regional bagi serangan Israel terhadap Iran.”
Sementara itu, pasukan Yaman mengumumkan pihaknya telah menyerang kapal minyak AS di Laut Merah dengan 11 rudal balistik dan dua drone, yang menyebabkan “cedera parah.”
Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah , Yahya Saree, pada Kamis malam (10/10) mengatakan, “Angkatan bersenjata Yaman melakukan dua operasi militer. Yang pertama menargetkan kapal minyak Amerika Olympic Spirit dengan 11 rudal balistik dan dua drone, dan kapal tersebut terkena dan rusak parah.”
Dia menambahkan bahwa operasi kedua menyerang kapal St. John dengan rudal jelajah di Samudera Hindia. (raialyoum)