Rangkuman Berita Utama Senin 3 Maret 2025

Jakarta, ICMES. Empat warga Palestina gugur dan beberapa lainnya terluka akibat pemboman dan penembakan yang dilakukan pasukan pendudukan Israel di berbagai wilayah di Jalur Gaza.

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, yang merupakan seorang ekstremis, menyerukan  pembukaan gerbang neraka segera dan tegas” di Gaza, dan mengumumkan dukungannya terhadap keputusan pemerintah untuk menghentikan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza

Pemerintah Israel menyetujui rancangan undang-undang yang memungkinkan tentara memanggil 400.000 tentara cadangan, di tengah penundaan Tel Aviv dalam memulai negosiasi pada tahap kedua perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza, yang mencakup penarikan pasukannya.

Berita selengkapnya:

Serangan Israel di Gaza Gugurkan Empat Orang Palestina

Empat warga Palestina gugur dan beberapa lainnya terluka akibat pemboman dan penembakan yang dilakukan pasukan pendudukan Israel di berbagai wilayah di Jalur Gaza pada hari Ahad (2/3).

Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan bahwa empat korban gugur dan enam korban luka telah tiba di rumah sakit di Jalur Gaza sejak pagi akibat dari serangan Israel terhadap berbagai wilayah di Jalur Gaza.

Kementerian itu mencatat total korban gugur sejak gencatan senjata diumumkan mencapai 116 orang, dan korban luka  mencapai lebih dari 490 orang.

Sumber media melaporkan bahwa pemuda Mahmoud Madhat Abu Harb gugur dibidik oleh penembak jitu Israel di pusat kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Disebutkan pula bahwa pria bernama Wafaa Fathi Fasifas tewas dan seorang warga terluka, akibat serangan pesawat nirawak Israel terhadap warga di kota Abasan al-Kabira, sebelah timur Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan.

Dua pemuda, Muhammad al-Masry dan Hudhayfah Ibrahim al-Masri, gugur akibat serangan pesawat nirawak Israel terhadap sekelompok warga di sebelah timur kota Beit Hanoun.

Sumber itu juga mengabarkan bahwa kapal perang Israel melepaskan tembakan sengit di laut Kota Gaza, memberondongkan peluru ke arah pantai, dan menembaki lingkungan Shuja’iyya di Gaza timur.

Tank-tank pasukan pendudukan melepaskan tembakan hebat di sebelah timur kota Al-Qarara dan Abasan, sebelah timur Khan Yunis.

Di kota Rafah, korban luka dilaporkan jatuh akibat peluru pasukan pendudukan di sebelah timur kota Rafah.

Tank-tank pasukan pendudukan melepaskan tembakan di sebelah timur kota Juhar al-Dik dan kamp al-Bureij di Jalur Gaza tengah.

Sementara itu, seorang warga perempuan terluka akibat penembakan tank Israel di lingkungan Al-Janina, sebelah timur Rafah.

Pasukan pendudukan terus melanggar perjanjian gencatan senjata yang berlaku di Jalur Gaza sejak 19 Januari. (raialyoum)

Menteri Israel Serukan “Pembukaan Pintu Neraka Segera”di Gaza

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, yang merupakan seorang ekstremis, pada hari Minggu (2/3) menyerukan  pembukaan gerbang neraka segera dan tegas” di Gaza, dan mengumumkan dukungannya terhadap keputusan pemerintah untuk menghentikan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, sementara suara-suara dari dalam Israel terus menuntut penyelesaian perjanjian gencatan senjata.

Pemerintah Israel di hari yang sama memutuskan untuk menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, beberapa jam setelah berakhirnya fase pertama gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan dengan Hamas, di tengah penundaan Israel dalam memulai negosiasi untuk fase kedua.

“Keputusan yang kami buat untuk menghentikan sepenuhnya aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza hingga Hamas benar-benar hancur atau menyerah dan semua tentara kami yang diculik dikembalikan merupakan langkah penting ke arah yang benar,”  ungkap Smotrich dalam sebuah posting di akun Twitter miliknya.

Sembari menyebut keputusan itu sebagai “ambang gerbang neraka,” dia menambahkan; “Sekarang kita harus membuka gerbang ini secepat dan sekuat mungkin melawan musuh yang kejam, hingga mencapai kemenangan mutlak. Kami tetap di pemerintahan untuk menangani masalah ini.”

Langkah pemerintah Israel untuk menghentikan bantuan ke Gaza disambut baik oleh kalangan sayap kanan, di mana Menteri Keamanan Nasional yang akan lengser, Itamar Ben-Gvir, di Twitter menyatakan; “Saya menyambut baik keputusan untuk menghentikan bantuan kemanusiaan jika itu dilaksanakan. Keputusan akhirnya telah dibuat – lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.”

Dia melanjutkan; “Kebijakan ini harus tetap berlaku sampai korban penculikan terakhir dikembalikan. Sekaranglah saatnya untuk membuka gerbang neraka, memutus aliran listrik dan air, dan kembali berperang.”

Dia juga menyatakan; “Yang terpenting adalah jangan merasa puas dengan setengah dari tentara yang diculik, tetapi kembali ke tenggat waktu Presiden (Donald) Trump  (untuk pembebasan) semua tentara yang diculik segera, jika tidak, neraka akan pecah di Gaza.”

Ben-Gvir akan mengundurkan diri dari jabatannya pada bulan Januari sebagai protes atas penandatanganan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas. (raialyum)

Pemerintahan Netanyahu Perkenankan Pemanggilan 400,000 Pasukan Cadangan untuk Perang di Gaza

Pemerintah Israel menyetujui rancangan undang-undang yang memungkinkan tentara memanggil 400.000 tentara cadangan, di tengah penundaan Tel Aviv dalam memulai negosiasi pada tahap kedua perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza, yang mencakup penarikan pasukannya.

“Pemerintah menyetujui pagi ini (Minggu) kemungkinan memanggil tambahan 400.000 tentara cadangan,” kata saluran swasta Israel, Channel 12 Minggu (2/3).

Channel 14, yang juga saluran berita swasta, melaporkan bahwa pemerintah dalam rapatnya pada hari Minggu sore diperkirakan akan mengumumkan mengenai keputusannya untuk “menyetujui pemberian wewenang kepada tentara Israel untuk memobilisasi hingga 400.000 tentara cadangan guna membantu misi pertahanan dan serangan yang sedang berlangsung.”

Media itu menyatakan bahwa keputusan pemerintah itu diambil “dengan latar belakang kemungkinan dimulainya kembali pertempuran” di Jalur Gaza.

Ada pembicaraan di Israel tentang “perluasan dan perpanjangan perintah khusus yang memungkinkan mobilisasi tentara cadangan karena berakhirnya perintah sebelumnya”, menurut saluran tersebut.

Pada tengah malam hari Sabtu/Minggu, fase pertama perjanjian gencatan senjata, yang berlangsung selama 42 hari, secara resmi berakhir, tanpa persetujuan Israel untuk memasuki fase kedua dan mengakhiri perang.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghalangi hal ini, karena ingin memperpanjang tahap pertama kesepakatan pertukaran untuk membebaskan sebanyak mungkin tawanan Israel di Gaza, tanpa memberikan imbalan apa pun atau melengkapi hak militer dan kemanusiaan yang dibebankan dalam perjanjian selama periode terakhir.

Hamas menolak hal ini dan menuntut agar Israel terikat dengan apa yang tercantum dalam perjanjian gencatan senjata serta meminta para mediator untuk segera memulai perundingan tahap kedua, yang mencakup penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza dan penghentian perang sepenuhnya. (raialyoum)