Rangkuman Berita Utama Senin 3 Februari 2025

Jakarta, ICMES. Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyebut kemenangan rakyat dan pejuang Gaza atas kekuatan militer besar Israel dan AS sebagai contoh di mana tawakkal yang hakiki kepada Allah dapat mewujudkan sesuatu yang tampak mustahil.

Sekretaris Jenderal Hizbullah Syeikh Naim Qassem mengatakan bahwa kubu perlawanan di Lebanon akan menggelar prosesi pemakaman mantan pendahulunya, Syahid Hassan Nasrallah, pada tanggal 23 Februari 2025.

Berita selengkapnya:

Ayatullah Khamenei: Tawakkal Sejati Gaza Ciptakan Kemenangan atas Kekuatan Besar Israel dan AS

Teheran, LiputanIslam.com –   Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam kata sambutannya pada pertemuan dengan para peserta musabaqah internasional ke-41 tilawat dan hifdh al-Quran di Teheran, Ahad (2/2), menyebut kemenangan rakyat dan pejuang Gaza atas kekuatan militer besar Israel dan AS sebagai contoh di mana tawakkal yang hakiki kepada Allah dapat mewujudkan sesuatu yang tampak mustahil.

Berikut ini beberapa poin utama yang dia kemukakan dalam kata sambutan tersebut.

Al-Quran Kunci Solusi

Sembari menyebut keajaiban al-Quran dalam hal lafal, sususun, konsep serta penjelasannya mengenai sunnatullah, Ayatullah Khamenei mengatakan, “Jika mukjizat besar ini dimanfaatkan maka semua problema manusia akan teratasi, dan kehidupan umat manusia akan kondusif.”

Mengenai tawakkal yang diajarkan oleh al-Quran, dia mengatakan, “Sesuai kalam Allah, siapa pun yang bertawakkal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya. Karena itu, jika persyaratan tawakkal terpenuhi maka janji Allah pasti akan terwujud.”

Ayatullah Khamenei menyebutkan bahwa keyakinan kepada Allah merupakan salah satu syarat tawakkal.

“Harus punya keyakinan, tanpa sedikitpun prasangka buruk, bahwa perkara yang (terlihat) mustahil pun akan menjadi berkemungkinan (terwujud), dengan izin Sang Maha Pencipta,” tuturnya.

Gaza Menang atas Israel

Pemimpin Besar Iran menilai kemenangan rakyat dan pejuang Palestina di Jalur Gaza atas rezim Zionis Israel dan AS sebagai contoh terwujudnya sesuatu yang tampak mustahil.

“Seandainya dulu dikatakan bahwa rakyat kawasan kecil Gaza akan berperang dan menang melawan kekuatan besar semisal AS maka siapapun tak akan percaya, tapi hal mustahil ini (sekarang) terwujud dengan seizin Allah,” ungkapnya.

Dia lantas menyebutkan syarat kedua bagi tawakkal, yaitu berusaha secara kongkret dan eksis di lapangan kerja.

“Dalam segala pekerjaan, Allah Swt telah melimpahkan sebagian halnya ke pundak manusia, dan apabila kewajiban ini juga dilaksanakan bersamaan dengan keyakinan kepada Sang Maha Pencipta, maka tak syak lagi bahwa segala pekerjaan, bahkan yang (tampak) mustahil pun, akan menjadi sesuatu yang berkemungkinan (terwujud).”

Keberanian Iran terhadap AS

Ayatullah Khamenei menyebutkan bahwa AS pada prinsipnya terlibat konflik dengan banyak bangsa di dunia, bukan hanya dengan Iran.

“Perbedaan bangsa Iran dengan yang lain-lain ialah keberaniannya mengatakan fakta bahwa AS adalah agresor, pendusta, dan imperialis, yang tak berkomitmen kepada prinsip kemanusiaan apapun. Karena itu, mereka memekikkan ‘mampus Amerika’, sedangkan yang lain-lain tak berani menjelaskan fakta ini, bangkit menghadang Amerika, dan andil dalam perlawanan terhadap kekuatan arogan, sehingga tidak akan mencapai hasil apapun,” terangnya.

Dia menambahkan bahwa berkat kesabaran, ketabahan dan kesungguhan dalam berjuang melawan kubu arogan dunia sejak 46 tahun silam, Iran berhasil meraih kemajuan yang pesat dan signifikan di segala bidang.

“Dalam konflik ini, alih-alih terpukul, bangsa Iran justru tumbuh dan maju di segala bidang,” ucapnya.

Dia menambahkan, “Dalam jihad materi pun, negara ini tumbuh dan telah dilakukan berbagai pekerjaan besar oleh para pemudanya sehingga semua kemajuan ini akan terus berlanjut dengan tawakkal kepada Sang Maha Pencipta hingga bangsa ini mencapai titik puncak yang dicita-citakan.” (alalam)

Sekjen Hizbullah: Prosesi Pemakaman Syahid Hassan Nasrallah akan Dilaksanakan pada 23 Februari

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hizbullah Syeikh Naim Qassem mengatakan bahwa kubu perlawanan di Lebanon akan menggelar prosesi pemakaman mantan pendahulunya, Syahid Hassan Nasrallah, pada tanggal 23 Februari 2025.

Dalam pidatonya pada Ahad malam (2/2), Syeikh Qassem mengatakan, “Kami mengucapkan belasungkawa sekaligus selamat atas kesyahidan Kepala Staf Brigade Qassam, syahid Muhammad al-Daif serta wakilnya, Komandan Marwan Issa, dan seluruh pemimpin.”

Sheikh Qassem juga mengucapkan selamat kepada rakyat Palestina atas pembebasan tahanan dan hasil yang telah dicapai.

Mengenai Lebanon sendiri, dia mengatakan,“Setelah memperpanjang perjanjian, pemerintah Lebanon bertanggung jawab menindaklanjuti serta menekan kuat dan tegas negara-negara sponsor agar agresi dan pelanggaran Israel, yang tidak lain hanyalah agresi awal, dihentikan. Perlawanan adalah jalan dan pilihan , dan kami bertindak sesuai penilaian kami mengenai waktu yang tepat.”

Dia juga menjelaskan, “Ada kampanye kontra yang disponsori AS dan Israel serta negara-negara lain lain dengan menunggangi sekelompok orang dalam negeri, yang gencar mengesankan kekalahan (kubu perlawanan), padahal kita tak berbicara tentang kemenangan mutlak. Dalam pertempuran ini ada untung dan ruginya, dan bangsa kita menyadari adanya kemenangan dalam beberapa hal, dan kerugian dalam hal-hal lain. Kita berbicara tentang kemenangan yang terkait dengan keteguhan, kegagalan serbuan Israel, dan ketidak mampuan musuh menumpas perlawanan. Ada panorama kepulangan penduduk (Lebanon) selatan, yang menggambarkan sikap pembebasan berbasis kerakyatan serta pendirian yang luhur untuk merebut kembali tanahnya.”

Syeikh Naim Qassem menegaskan, “Kita menyaksikan keteguhan yang melegenda dari para pejuang perlawanan yang langka bandingannya, dan bangsa nan luhur dengan semua pejuang perlawanan serta tentaranya adalah pihak yang telah membebaskan Lebanon. Siapa yang berprinsip maka dia pantang menyerah ketika mendapat tekanan. Semua orang hendaklah mengetahui bahwa semua pengorbanan ini, seberapa pun besarnya, menjurus pada pembebasan tanah dan hengkangnya Israel.”

Dia menambahkan, “Kami selamanya tidak akan pernah tergoda untuk menuruti AS, kubu perlawanan Islam akan tetap eksis, Hizbullah akan tetap ada, dan kami takkan pernah mengubah arah dan kepuasan kami.” (alalam)