Rangkuman Berita Utama Senin 27 Januari 2025

Jakarta, ICMES. Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan jumlah sementara 22 orang, termasuk seorang tentara, gugur dan 124 orang lainnya, termasuk 9 anak-anak, terluka akibat serangan dan penembakan pasukan pendudukan Israel terhadap warga sipil di Lebanon selatan.

Divisi Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran meluncurkan pesawat nirawak (UAV/drone) berukuran jumbo yang diberi nama Gaza.

Pemimpin gerakan perlawanan Ansarullah Yaman, Sayid Abdul Malik Badruddin al-Houthi, memperingatkan bahwa jika Israel melanggar perjanjian gencatan senjata Gaza dan memulai kembali perang brutalnya di daerah yang terblokade itu maka para pejuang Yaman akan melanjutkan operasi mereka terhadap sasaran-sasaran Israel.

Berita selengkapnya:

Sedikitnya 22 Gugur dan 124 Terluka Akibat Serangan Israel di Lebanon Selatan

Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan jumlah sementara 22 orang, termasuk seorang tentara, gugur dan 124 orang lainnya, termasuk 9 anak-anak, terluka akibat serangan dan penembakan pasukan pendudukan Israel terhadap warga sipil di Lebanon selatan pada hari Minggu (26/1).

Pusat Operasi Darurat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Masyarakat menyebutkan bahwa warga diserang ketika hendak mendatangi kampung-kampung halaman mereka yang masih diduduki oleh tentara Zionis  Israel.

Ratusan penduduk desa dan kota selatan  membawa bendera Hizbullah melintasi penghalang dan pembatas yang dipasang oleh tentara pendudukan untuk mencegah mereka kembali dan memasuki desa mereka.

Komando Angkatan Darat mengonfirmasi bahwa mereka mengawal masuknya warga ke sejumlah daerah perbatasan, di tengah kegigihan pasukan pendudukan dalam melanggar kedaulatan Lebanon, menyerang warga, dan enggam mematuhi perjanjian untuk penghentian agresi dan penarikan pasukan Zionis.

Sumber-sumber Lebanon menyatakan bahwa ratusan mobil telah menunggu selama berjam-jam di jalan sepanjang dua kilometer, menunggu tentara Lebanon membuka pos pemeriksaan di jalan yang menghubungkan Bint Jbeil dengan Maroun dan Aitaroun.

Anggota Parlemen Lebanon Sayid  Ibrahim al-Musawi mengatakan bahwa kembalinya penduduk ke desa dan kota mereka pada hari Minggu meskipun ada ancaman musuh merupakan bukti nyata bahwa mereka berakar kuat di tanah air mereka dan tidak berniat untuk pergi.

“Rakyat Lebanon telah membuat pilihan yang teguh untuk tidak meninggalkan tanah mereka, meskipun pasukan Israel mengabaikan batas waktu penarikan yang ditetapkan dalam perjanjian gencatan senjata 60 hari,” katanya.

Semangat yang tak pernah padam ini, lanjut al-Moussawi, terlihat jelas pada dini hari Minggu pagi saat ribuan orang, pria dan wanita, menentang ancaman untuk pulang ke rumah. (alalam/presstv)

IRGC Luncurkan Drone Jumbo Bernama Gaza

Divisi Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran meluncurkan pesawat nirawak (UAV/drone) berukuran jumbo yang diberi nama Gaza.

Drone Gaza diluncurkan dalam latihan militer berskala besar bersandi Otoritas Nabi Besar pada hari Minggu (26/1).

Pesawat nirawak ini memiliki bentang  sayap selebar 22 meter, bobot lepas landas 3.100 kilogram, berdaya tahan terbang 35 ja,  dan berkecepatan maksimal 350 kilometer per jam.

Kapasitas muatan drone Gaza sedikitnya 500 kilogram, yang memungkinkannya membawa hingga 13 bom. Jangkauannya 1.000 kilometer dan radius operasional 4.000 kilometer.

Drone Gaza, yang juga disebut Shahed 149, adalah drone buatan Iran dengan jarak tempuh terjauh dan diluncurkan pada tahun 2021.  Kemampuan terbang drone jauh mengungguli drone Shahed 129.

Drone ini menggunakan mesin turbofan, bukan mesin silinder. Mesin turbofan memiliki kinerja yang lebih baik di ketinggian dan memberikan kecepatan yang lebih tinggi bagi drone.

Sayap pesawat ini memiliki tempat khusus untuk membawa bom, namun di bagian tengah badannya juga terdapat ruang khusus untuk membawa peralatan perang elektronik, radar, dan peralatan lainnya. Pesawat ini juga dapat membawa lima bom di tempat khusus ini.

Dalam operasi gabungan yang dilakukan di sela-sela latihan militer, Pasukan Dirgantara IRGC berhasil menghancurkan delapan target secara tepat menggunakan pesawat nirawak Gaza untuk pertama kalinya.

Panglima Angkatan Laut IRGC Laksamana Muda Alireza Tangsiri mengatakan sebelumnya pada hari Minggu bahwa pesawat nirawak canggih buatan dalam negeri yang dioperasikan oleh pasukan elitnya telah meluncurkan rudal yang dilengkapi dengan kemampuan berbasis kecerdasan buatan (AI) selama latihan maritim besar yang sedang berlangsung di Teluk Persia. (alalam)

Sayid Al-Houthi: Yaman akan Beraksi lagi Jika Israel Langgar Gencatan Senjata di Gaza

Pemimpin gerakan perlawanan Ansarullah Yaman, Sayid Abdul Malik Badruddin al-Houthi, memperingatkan bahwa jika Israel melanggar perjanjian gencatan senjata Gaza dan memulai kembali perang brutalnya di daerah yang terblokade itu maka para pejuang Yaman akan melanjutkan operasi mereka terhadap sasaran-sasaran Israel.

Sayid Abdul-Malik al-Houthi menyampaikan peringatan itu dalam pidato yang disiarkan televisi dari ibu kota Yaman, Sana’a, pada hari Minggu (26/1), di tengah pelanggaran rezim Israel terhadap gencatan senjata Gaza dan serangan militer skala besarnya di kota Jenin, Tepi Barat.

“Kami memantau dan menindaklanjuti pelaksanaan perjanjian gencatan senjata di Gaza dan perkembangan di Jenin dan Tepi Barat,” kata al-Houthi.

“Jika rezim Zionis memulai kembali perang, kami juga akan melanjutkan operasi kami,” tambahnya.

Dia juga menegaskan bahwa AS  dan Israel merupakan bahaya bagi negara-negara di dunia, dan karena itu dia menyerukan “kesadaran, tanggung jawab, dan tindakan” dalam menghadapi proyek-proyek musuh. Dia juga menyerukan persatuan umat Islam untuk menggagalkan rencana yang dirancang oleh rezim Israel dan AS.

“Kami akan melawan kejahatan Amerika dan proyek Yahudi Zionis. Amerika adalah penyebab kejahatan, perang, dan perbudakan bangsa-bangsa. Orang-orang Arab dan Muslim harus tahu bahwa mengikuti Amerika dan rezim Zionis hanya akan membuat mereka tetap menjadi budak mereka,” tandasnya.

Beberapa jam sebelumnya, gerakan perlawanan Palestina Hamas mengecam Israel karena menunda pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata Gaza setelah pasukan rezim itu membunuh dan melukai warga Palestina yang mencoba kembali ke utara.

Gencatan senjata pada 19 Januari menandai momen penting bagi Gaza, mengakhiri 15 bulan kehancuran yang telah meninggalkan wilayah itu dalam reruntuhan.

Gerakan Ansarullah menyebut pelaksanaan perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas sebagai hasil keteguhan dalam menghadapi perang genosida dan kebrutalan oleh militer Israel. (presstv)