Jakarta, ICMES. Hamas menyambut baik pengakuan Inggris, Kanada, dan Australia atas Negara Palestina pada hari Minggu (21/9), dan menilainya sebagai langkah penting yang semestinya disertai dengan langkah-langkah praktis yang bermuara pada perhentian perang genosida Israel di Jalur Gaza sesegera mungkin.

Pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) memperingatkan musuh besarnya, Amerika Serikat (AS) dan Israel, bahwa akan ada balasan “mematikan” dari Iran jika negara republik Islam ini kembali diserang oleh dua kekuatan jahat tersebut.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan lima warga negara ini, termasuk tiga anak-anak, gugur akibat serangan pesawat nirawak Israel di kota Bint Jbeil di selatan Lebanon.
Berita selengkapnya:
Hamas Apresiasi Pengakuan Inggris, Australia dan Kanada atas Negara Palestina
Hamas menyambut baik pengakuan Inggris, Kanada, dan Australia atas Negara Palestina pada hari Minggu (21/9), dan menilainya sebagai langkah penting yang semestinya disertai dengan langkah-langkah praktis yang bermuara pada perhentian perang genosida Israel di Jalur Gaza sesegera mungkin.
Inggris, Kanada, dan Australia pada hari itu mengumumkan pengakuan mereka atas Negara Palestina, sehingga jumlah negara yang telah mengambil langkah demikian bertambah menjadi 152 di antara 193 negara anggota PBB.
“Langkah penting ini harus disertai dengan langkah-langkah praktis yang mengarah pada segera berakhirnya perang pemusnahan brutal terhadap rakyat Palestina kami di Gaza dan menghadapi proyek-proyek aneksasi dan Judaisasi di Tepi Barat dan Al-Quds (Yerusalem),” ungkap Hamas dalam sebuah pernyataan.
Hamas menilai pengakuan itu “merupakan langkah penting dalam menegaskan hak bangsa Palestina atas tanah dan tempat-tempat suci mereka, serta untuk mendirikan negara merdeka mereka dengan Al-Quds sebagai ibu kotanya. Ini merupakan hasil perjuangan, keteguhan, dan pengorbanan bangsa kami dalam menuju pembebasan dan kepulangan.”
Hamas menyerukan kepada komunitas internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan semua lembaga yang bernaung di bawahnya untuk “mengisolasi entitas jahat (Israel) ini, menghentikan segala bentuk kerja sama dan koordinasi dengannya, meningkatkan tindakan hukuman terhadapnya, dan berupaya membawa para pemimpinnya, para penjahat perang, ke pengadilan internasional dan meminta pertanggungjawaban mereka atas kejahatan mereka terhadap kemanusiaan.”
Hamas menegaskan, “Pemerintah pendudukan fasis (Israel) bersikeras melawan hukum, konvensi, dan norma-norma kemanusiaan internasional, serta mempraktikkan pelanggaran paling keji terhadap bangsa kami, termasuk genosida, pembersihan etnis, dan pemindahan paksa. Hal ini membutuhkan pendirian yang jelas dan efektif untuk mengekangnya.”
Hamas juga menyatakan, “Perlawanan dan perjuangan bangsa Palestina melawan pendudukan paling keji dalam sejarah modern adalah hak asasi yang dijamin oleh hukum internasional. Negara-negara di dunia harus mendukung bangsa kami dalam menghadapi pendudukan kriminal ini hingga mereka dapat menggunakan hak mereka untuk menentukan nasib sendiri dan mendirikan negara Palestina merdeka dengan Al-Quds sebagai ibu kotanya.”
Belakangan ini, tak kurang dari 11 negara, termasuk Malta, Inggris, Luksemburg, Prancis, Australia, Armenia, dan Belgia, mengumumkan niat mereka untuk mengakui Negara Palestina dalam sidang ke-80 Majelis Umum PBB pada bulan September lalu.
Pada hari ini, Senin (23/9), para pemimpin dunia akan berkumpul di markas besar PBB untuk debat umum tingkat tinggi.
Didukung AS, Rezim Zionis Israel telah melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menggugurkan 65.283 orang dan melukai 166.575 orang, sebagian besar anak-anak dan perempuan, serta menyebabkan kelaparan yang telah merenggut nyawa 440 warga Palestina, termasuk 147 anak-anak. (alalam)
IRGC: Akan Ada Balasan “Mematikan” Jika Iran Diserang lagi
Pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) memperingatkan musuh besarnya, Amerika Serikat (AS) dan Israel, bahwa akan ada balasan “mematikan” dari Iran jika negara republik Islam ini kembali diserang oleh dua kekuatan jahat tersebut.
“Jika terjadi kesalahan perhitungan atau agresi baru oleh musuh, maka Republik Islam Iran akan mengambil inisiatif di medan perang dengan posisi komando dan memberikan respon mematikan lainnya,” ungkap IRGC dalam sebuah pernyataan pada momen Pekan Pertahanan Suci, peringatan peristiwa perang Iran-Irak pada tahun 1980-1988, Minggu (21/9).
IRGC menekankan bahwa peringatan 45 tahun perang delapan tahun tersebut terjadi tak lama setelah agresi ilegal Israel-AS terhadap Iran, merupakan sebuah episode yang hanya memperkuat persatuan nasional Iran serta mengungkap kegagalan rezim agresor dalam mewujudkan tujuan jahatnya.
“Kekalahan musuh dalam dua perang yang dipaksakan, dan kegagalan mereka dalam pertempuran keamanan, politik, ekonomi, psikologis, dan media yang bertujuan menciptakan kekacauan dan mendestabilisasi negara, menunjukkan bahwa bangsa Iran, melalui kewaspadaan, wawasan, dan persatuan suci, berdiri kokoh bagai benteng baja melawan perang hibrida musuh dan menggagalkan rencana mereka,” tambahnya.
IRGC menegaskan bahwa pihaknya, bersama unit-unit lain dari Angkatan Bersenjata Iran, sedang meningkatkan kemampuan tempur, kekuatan ofensif dan defensif, serta kapasitas strategisnya.
“Pengalaman Republik Islam dalam pertahanan suci, baik selama perang yang dipaksakan Irak maupun agresi Israel-AS belakangan ini, menunjukkan bahwa ‘penangkalan efektif’ berasal dari kesiapan yang konstan, inovasi strategis dan taktis, perencanaan operasional dalam pertempuran, serta kemajuan berkelanjutan teknologi dan sistem pertahanan dan militer,” catat pernyataan tersebut.
Pada 13 Juni, Israel melancarkan agresi secara terbuka terhadap Iran, hingga memicu perang 12 hari yang menggugurkan sedikitnya 1.064 orang di Iran, termasuk sejumlah komandan militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil.
AS juga melibatkan diri dalam perang tersebut dengan mengebom tiga situs nuklir Iran. Sebagai tanggapan, Angkatan Bersenjata Iran menyerang balik lokasi-lokasi strategis di wilayah pendudukan Palestina serta pangkalan udara al-Udeid di Qatar, yang merupakan basis militer AS terbesar di Asia Barat (Timteng).
Pada 24 Juni, melalui operasi balasannya yang berhasil terhadap rezim Israel dan AS, Iran secara efektif menghentikan serangan teroris yang sedang berlangsung. (presstv)
Israel Serang Warga Sipil di Lebanon Selatan, Lima Orang Gugur, Termasuk Tiga Anak-Anak
Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan lima warga negara ini, termasuk tiga anak-anak, gugur akibat serangan pesawat nirawak Israel di kota Bint Jbeil di selatan Lebanon.
Kantor Berita Nasional Lebanon, NNA, melaporkan bahwa sebuah pesawat nirawak Israel menyerang sebuah sepeda motor dan sebuah mobil dengan dua rudal di kota Bint Jbeil, hingga menjatuhkan sejumlah korban jiwa dan luka.
Serangan ini terjadi di tengah pelanggaran Israel yang berkelanjutan terhadap kedaulatan Lebanon dan penargetan langsung warga sipil, bertepatan dengan pertemuan komite beranggotakan lima orang di Naqoura untuk membahas gencatan senjata.
Sumber media Lebanon melaporkan bahwa tiga pesawat nirawak Israel terbang rendah di angkasa kota Bint Jbeil pada pagi hari.
Sebelumnya, NNA melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel pada Sabtu malam memasuki kota Ramyeh, di mana mereka meledakkan sebuah rumah sebelum kemudian mundur pada dini hari.
Bersamaan dengan itu, sumber media Lebanon melaporkan bahwa juru bicara militer Israel Avichay Adraee memasuki bukit Hamames, di seberang kota Khiam, di dalam wilayah Lebanon, dan di situ dia menyerukan para pemukim Zionis untuk kembali ke permukiman mereka di bagian utara Palestina pendudukan.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa Adraee memasuki Lebanon seminggu setelah dia mendatangi Tallet al-Hamams dan sebuah titik di dekat bunker yang berdekatan dengan tembok perbatasan di kota Kfar Kila di mana dia mengeluarkan ancaman.
Hal ini terjadi sehari setelah pasukan pendudukan menyerang sebuah kendaraan Rapid di jalan Nahr al-Khardali-Marjayoun, sementara sebuah pesawat Israel menjatuhkan dua bom ke sebuah ekskavator di kota Khiam, tanpa menimbulkan korban jiwa. Israel juga menyerang pinggiran kota Ramyeh dengan bom pada hari Sabtu. (alalam)









