Rangkuman Berita Utama Senin 20 Januari 2025

Jakarta, ICMES. Perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza mulai berlaku kemarin, Minggu (19/1), setelah 471 hari Israel melancarkan perang genosida, yang telah telah menjatuhkan  korban jiwa dan luka sebanyak lebih dari 155.000 orang Palestina, dan lebih dari 11.000 lainnya hilang di kawasan tersebut.

Juru bicara sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, Abu Ubaidah, dalam sebuah pernyataan video menyampaikan salam hormat, apresiasi dan ungkapan terima kasih kepada semua pihak, terutama Iran dan sekutunya, yang telah gigih membela bangsa Palestina dan mendukung perjuangan mereka melawan musuh Zionis.

Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah memperingatkan “pasukan musuh di Laut Merah” agar tidak melancarkan “agresi apa pun” terhadap Yaman selama gencatan senjata yang mulai berlaku di Jalur Gaza pada hari Minggu

Berita selengkapnya:

Perjanjian Gencatan Senjata Mulai Diterapkan, Al-Qassam Bebaskan 3 Tawanan Israel

Perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza mulai berlaku kemarin, Minggu (19/1), setelah 471 hari Israel melancarkan perang genosida, yang telah telah menjatuhkan  korban jiwa dan luka sebanyak lebih dari 155.000 orang Palestina, dan lebih dari 11.000 lainnya hilang di kawasan tersebut.

Pada hari pertama pertukaran tawanan, Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), menyerahkan tiga tahanan wanita Israel di Lapangan Al-Saraya di pusat Kota Gaza kepada Komite Internasional Palang Merah (ICRC).

“Palang Merah telah menyampaikan bahwa tiga sandera Israel telah dipindahkan kepada mereka dan sedang dalam perjalanan menuju pasukan IDF dan ISA di Jalur Gaza,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan. Dua akronim itu masing-masing untuk menyebut militer Israel dan Badan Keamanan Israel.

Ketiga tawanan tersebut, Romi Gonen, Emily Damari, dan Doron Steinbrecher, adalah yang pertama dari 33 tawanan yang diharapkan dibebaskan oleh Al-Qassam selama fase pertama kesepakatan gencatan senjata.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Hamas akan membebaskan empat tawanan pada Hari ke-7 gencatan senjata dan 26 tawanan lainnya akan dibebaskan selama lima minggu ke depan.

Tawanan asing, termasuk warga AS, juga diharapkan akan dibebaskan selain 33 tawanan Israel, menurut laporan CNN, yang mengutip keterangan sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Di sisi lain, beberapa sumber mengatakan bahwa pemindahan tahanan wanita Palestina yang harus dibebaskan pada hari itu telah dimulai dari penjara Damon – penjara khusus tahanan wanita Palestina di Haifa- menuju Ofer, sebelah barat Ramallah, Tepi Barat.

Dalam pernyataan video setelah gencatan senjata, Juru bicara Brigade Qassam, Abu Obeida,  mengatakan bahwa Operasi  Badai Al-Aqsa mengirim pesan kepada dunia bahwa Israel merupakan rezim pendusta besar.

Dia juga mengatakan, “Kami dan faksi perlawanan mengumumkan komitmen kami terhadap perjanjian gencatan senjata, sambil menekankan bahwa semua ini bergantung pada komitmen musuh.”

Sebelumnya, Hamas telah merilis daftar 90 tahanan Palestina yang akan dibebaskan oleh rezim Israel dengan imbalan tiga tawanan perempuan, sebagai bagian dari tahap pertama perjanjian gencatan senjata yang telah lama ditunggu-tunggu antara kedua belah pihak.

Hamas dalam sebuah pernyataan menyebutkan bahwa usia para tahanan “berkisar antara 15-68 tahun, dengan tanggal pemenjaraan mereka berkisar antara dua bulan lalu hingga lima tahun lalu.”

Dua puluh satu pria dan 69 wanita akan dibebaskan, termasuk 22 berusia 18 tahun atau lebih muda. Semuanya adalah tahanan yang diculik dari Tepi Barat dan al-Quds, termasuk politisi Palestina berusia 61 tahun Khalida Jarrar, anggota terkemuka Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP).

Menurut Hamas, Jarrar, yang diculik oleh pasukan Israel pada Januari 2024, telah ditahan di sel isolasi selama berbulan-bulan.

Israel sebelumnya mengatakan bahwa 737 tahanan Palestina akan dibebaskan selama fase 42 hari pertama gencatan senjata.  (aljazeera/presstv)

Abu Ubaidah Puji Kesungguhan Iran dan Sekutunya dalam Membela Palestina

Juru bicara sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, Abu Ubaidah, dalam sebuah pernyataan video pada hari Minggu (19/1) menyampaikan salam hormat, apresiasi dan ungkapan terima kasih kepada semua pihak, terutama Iran dan sekutunya, yang telah gigih membela bangsa Palestina dan mendukung perjuangan mereka melawan musuh Zionis.

Berikut ini petikan pernyataan tersebut;

Di sini, kami menyebutkan saudara-saudara tulus kami, Ansarullah dan saudara-saudara kami di Yaman yang diberkahi dan beriman. Kami merasakan betapa mereka begitu serupa dengan Gaza, dan Gaza pun serupa dengan mereka dalam keagungan dan kebesaran, dalam tantangan dan kemuliaan, serta dalam kebangkitan dan kejayaan.

Dunia terkesima menyaksikan mereka. Mereka telah membuat perimbangan secara di luar dugaan musuh (Israel) dan para pendukungnya. Mereka telah menjadi teladan istimewa dan historis di mana ketika sudah ada kehendak untuk melawan musuh umat Islam maka hal ini dapat dilakukan meskipun dari jarak ratusan atau bahkan ribuan mil. Maka selamatlah, wahai Yaman, yang menyertai Syam dalam wasiat Rasulullah saw.

Kami juga mengucapkan selamat kepada saudara-saudara sekutu kami dalam perang dan perlawanan bersenjata di Lebanon serta bangsa merdeka Lebanon, yang telah senantiasa mendukung dan menyertai perlawanan dan revolusi Palestina sejak beberapa dekade silam.

Dalam pertempuran ini mereka telah membayar mahal (dengan pengorbanan jiwa) dari kalangan para pemimpin kubu perlawanan dan pasukannya serta saudara-saudara kami anak-anak bangsa Lebanon. Mereka telah memanifestasikan persatuan darah, nasib dan tujuan mereka dengan saudara-saudara mereka di Gaza dan Palestina.

Kami juga mengucapkan selamat kepada saudara-saudara kami di Republik Islam Iran atas dukungannya yang kontinyu dan keterlibatannya dalam pertempuran bersejarah ini dengan Operasi Janji Nyata serta dukungan yang berkesinambungan melalui semua jalan.

Demikian pula saudara-saudara kami kaum merdeka di Resistensi Irak nan gagah berani serta kaum merdeka dan pejuang altruis Yordania, yang telah menerobos perbatasan dan telah membidikkan senjatanya terhadap sasarannya yang hakiki dan tepat.

Kami juga mengucapkan selamat kepada segenap bangsa Arab dan umat Islam yang telah dan terus berunjuk rasa membela cita-cita kami serta  mengirim kepada kami bantuan materi dan dukungan mental. Kami di Brigade al-Qassam telah dan masih menerima jutaan pesan dukungan dan bahkan pergerakan untuk turut bertempur bersama kami. (alalam)

Pasukan Yaman Peringatkan Ihwal Serangan terhadap Yaman di Masa Gencatan Senjata Gaza

Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah memperingatkan “pasukan musuh di Laut Merah” agar tidak melancarkan “agresi apa pun” terhadap Yaman selama gencatan senjata yang mulai berlaku di Jalur Gaza pada hari Minggu (19/1).

Angkatan Bersenjata Yaman dalam sebuah pernyataannya juga mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap beberapa kapal perang, termasuk kapal induk AS USS Harry S. Truman.

“Angkatan Bersenjata Yaman memperingatkan pasukan musuh di Laut Merah tentang konsekuensi dari setiap agresi terhadap negara kami selama masa gencatan senjata di Gaza. Setiap agresi mereka akan dibalas dengan operasi  militer kualitatif tanpa batasan atau garis merah terhadap pasukan itu,” bunyi pernyataan itu.

Angkatan Bersenjata Yaman juga mengaku telah menyerang kapal induk AS USS Harry Truman dan sejumlah kapal perang AS dengan beberapa drone dan rudal jelajah. Menurut mereka, akibat serangan itu kapal induk AS tersebut “terpaksa meninggalkan zona operasi”.

Pemimpin kharismatik gerakan Ansar Allah Yaman, Sayyid Abdul-Malik al-Houthi, sebelumnya pada hari Kamis mengancam akan melanjutkan serangannya terhadap Israel jika negara itu tidak menghormati perjanjian gencatan senjata.

Gencatan senjata Gaza akan berlangsung pada tahap pertamanya selama 42 hari. (raialyoum)