Jakarta, ICMES. Angkatan Laut Rezim Zionis Israel telah melancarkan serangan terhadap sebuah pembangkit listrik di dekat ibu kota Yaman, Sanaa, menurut laporan media Israel.

Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah meluncurkan rudal balistik hipersonik di Bandara Ben Gurion, Israel, di Tel Aviv, hingga menyebabkan bandara itu berhenti operasi dan membuat para pemukim Zionis berlarian ke tempat perlindungan.
Lebih dari satu juta orang berpartisipasi dalam aksi protes di seluruh Israel sebagai bagian dari aksi mogok umum yang diserukan oleh keluarga tawanan dan tentara yang tewas di Jalur Gaza untuk menekan pemerintah agar menyelesaikan kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas.
Berita selengkapnya:
Israel Mengebom Pembangkit Listrik di Yaman
Angkatan Laut Rezim Zionis Israel telah melancarkan serangan terhadap sebuah pembangkit listrik di dekat ibu kota Yaman, Sanaa, menurut laporan media Israel.
TV Al Masirah yang berafiliasi dengan Ansarullah Yaman melaporkan pada hari Sabtu (16/8) bahwa “agresi” tersebut merusak generator di pembangkit listrik Hezyaz, memicu kebakaran yang kemudian dapat dipadamkan, dan kru darurat berhasil mencegah kerusakan lebih lanjut.
Warga di Sanaa, ibu kota Yaman, melaporkan mendengar setidaknya dua ledakan keras.
Militer Israel mengklaim bahwa lokasi tersebut digunakan oleh pasukan Ansarullah. Namun, mereka tidak memberikan bukti yang membenarkan serangan terhadap pembangkit listrik sipil, sehingga serangan tersebut dapat dianggap sebagai kejahatan perang.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media Israel pada hari Minggu (17/8), militer Israel mengatakan serangan itu merupakan tanggapan langsung terhadap serangan berulang pasukan Yaman kubu Ansarullah, termasuk rudal dan drone yang diluncurkan ke Israel.
Ansarullah telah berulang kali menembakkan roket dan drone ke Israel sejak 2023 sebagai tanggapan atas genosida Israel di Gaza. Israel membalas dengan mengebom infrastruktur Yaman, termasuk Pelabuhan Hodeidah, jalur vital bagi pengiriman bantuan kemanusiaan.
Israel juga menyerang bandara internasional Yaman, mengklaim bandara tersebut digunakan oleh Ansarullah.
Amerika Serikat dan Inggris juga telah melakukan pengeboman di Yaman ketika pasukan Yaman menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel yang melintasi Laut Merah. Pasukan Yaman mengatakan tindakan tersebut merupakan respon atas perang dan blokade Israel terhadap Gaza.
Pada bulan Mei, Washington mengumumkan gencatan senjata mendadak dengan Yaman, menghentikan kampanye pengebomannya dengan imbalan diakhirinya serangan Yaman terhadap kapal-kapal yang terkait dengan AS di Laut Merah. Pasukan Yaman bersikeras bahwa kesepakatan itu tidak berlaku untuk operasi mereka melawan Israel.
Pasukan AS telah melancarkan ratusan serangan udara di Yaman, menggugurkan lebih dari 250 orang, sebelum gencatan senjata diumumkan. Presiden AS Donald Trump mengatakan gencatan senjata itu akan “menghentikan pengeboman”.
Kesepakatan itu mengejutkan Israel di mana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menekankan bahwa negaranya akan “mempertahankan diri sendiri” jika diperlukan. (aljazeera)
Yaman Serangan Bandara Tel Aviv dengan Rudal Hipersonik, Hamas Makin Berani
Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah meluncurkan rudal balistik hipersonik di Bandara Ben Gurion, Israel, di Tel Aviv, hingga menyebabkan bandara itu berhenti operasi dan membuat para pemukim Zionis berlarian ke tempat perlindungan.
Dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada hari Minggu (18/8), juru bicara militer Yaman, Brigadir Jenderal Yahya Saree, mengumumkan serangan itu dilakukan dengan rudal hipersonik “Palestina-2”.
“Operasi tersebut berhasil mencapai tujuannya,” kata Saree, sembari menambahkan bahwa serangan tersebut memicu sirene serangan udara, mengganggu penerbangan, dan “menghentikan aktivitas bandara” di wilayah pendudukan.
Juru bicara Yaman mengatakan serangan itu merupakan bagian dari kampanye yang lebih luas sebagai respons terhadap perang genosida Israel di Gaza, yang kini memasuki bulan ke-22, dan sebagai balasan atas serangan udara Israel di Yaman.
Saree mendesak masyarakat internasional dan dunia Islam untuk “memenuhi kewajiban agama, moral, dan kemanusiaan kita terhadap rakyat Palestina yang tertindas hingga agresi terhadap Gaza berhenti dan pengepungan dicabut.”
Ia menyoal, “Apakah darah anak-anak dan perempuan di Gaza sudah menjadi tidak berarti bagi semua orang? Berapa lama kejahatan, ketidakadilan, dan agresi ini akan berlanjut?”
Angkatan Bersenjata Yaman menyatakan demikian muncul tak lama setelah militer Israel mengatakan telah menargetkan sebuah lokasi pembangkit listrik di dekat ibu kota Yaman, Sana’a. Serangan ini dikutuk oleh pemerintah Yaman sebagai “agresi” terhadap infrastruktur sipil.
Sejak Israel melancarkan perang genosida di Gaza pada Oktober 2023, pasukan Yaman telah melancarkan sejumlah serangan sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina, yang menyasar bandara, pelabuhan, dan lokasi lain di wilayah pendudukan. Yaman telah berulang kali bersumpah bahwa serangan demikian tidak akan berhenti selama perang dan blokade Israel atas Jalur Gaza masih berlanjut.
Sementara itu, dalam wawancara dengan surat kabar Israel Maariv, seorang sumber militer mengomentari gaya tempur Hamas di Gaza, yang “diakui telah berubah”. Dia mengatakan, “Mereka (Hamas) datang ke pertempuran dengan lebih terorganisir dan lebih berani dalam menghadapi pasukan kami. Tidak seperti yang terjadi di Beit Hanoun beberapa minggu yang lalu, kami melihat para pejuang telah memasang alat peledak di kapak dan melancarkan sejumlah besar serangan rudal anti-tank terhadap pasukan kami.” (presstv/raiayoum)
Sejutaan Massa di Tel Aviv Berdemo Menuntut Diakhirnya Perang di Gaza
Lebih dari satu juta orang berpartisipasi dalam aksi protes di seluruh Israel pada hari Minggu (17/8), sebagai bagian dari aksi mogok umum yang diserukan oleh keluarga tawanan dan tentara yang tewas di Jalur Gaza untuk menekan pemerintah agar menyelesaikan kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas.
Otoritas Keluarga Tawanan Israel menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa lebih dari satu juta orang berpartisipasi dalam demonstrasi, protes, dan acara yang diadakan di seluruh Israel.
Pernyataan tersebut mengemuka setelah aksi mogok umum yang mencakup penutupan fasilitas vital dan perusahaan-perusahaan besar, sebagai protes terhadap apa yang disebut oleh keluarga sebagai “pengabaian pihak berwenang terhadap penderitaan para sandera dan keluarga mereka.”
Keluarga para tawanan menekankan bahwa berakhirnya aktivitas di markas “Lapangan Tawanan” di Tel Aviv tidak berarti berakhirnya gerakan melawan pemerintah.
Mereka menegaskan akan terus menyerukan partisipasi dalam aktivitas atau demonstrasi lainnya hingga para tawanan yang disekap Hamas di Jalur Gaza dipulangkan.
Dalam aksi protes tersebut para demonstran membawa spanduk bertuliskan, “Kami tidak akan membiarkan pemerintah mengorbankan (tawanan) yang diculik”.
Pada 10 Agustus, keluarga para tahanan dan tentara Israel yang tewas dalam perang mengumumkan, dalam sebuah konferensi pers di Tel Aviv, niat mereka untuk melakukan aksi mogok umum pada tanggal 17 Agustus.
Channel 12 melaporkan bahwa himpunan besar berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa sentral untuk memulangkan tahanan di pusat kota Tel Aviv, dan bahwa puluhan ribu orang berdemonstrasi menuntut kesepakatan pertukaran tawanan yang akan mengarah pada pembebasan tawanan di Jalur Gaza.
Serikat pekerja besar di Israel, termasuk Ikatan Pengacara, Ikatan Dokter, dan Forum Pengusaha, juga berpartisipasi dalam aksi mogok umum tersebut, bersama dengan berbagai universitas, termasuk Universitas Ben-Gurion di Negev (selatan), Universitas Terbuka di Tel Aviv, dan Universitas Ibrani di Al-Quds (Yerusalem) Barat.
Ratusan perusahaan swasta, distrik, dan organisasi di seluruh negeri telah bergabung dalam aksi mogok tersebut.
Surat kabar berbahasa Ibrani, Haaretz, melaporkan bahwa “puluhan seniman, selebriti, dan atlet Israel telah menyatakan dukungan dan partisipasi mereka dalam aksi mogok tersebut.”
Beberapa otoritas lokal, seperti dewan Ramat Hanegev dan Lembah Jezreel, juga bergabung dalam aksi tersebut. Serikat Pekerja Bandara Ben Gurion mengizinkan para pekerja untuk bergabung secara individu, dengan peringatan akan kepadatan dan penundaan di bandara.
Berbagai perusahaan besar telah bergabung dalam aksi mogok tersebut, termasuk Microsoft, Meta, Wix, dan Tnuva. (raialyoum)









