Rangkuman Berita Utama  Senin 17 Juni 2025

Jakarta, ICMES. Pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), dalam fase baru Operasi True Promise III yang sedang berlangsung, kembali melepaskan gelombang badai rudal balistik dan pesawat nirawak ke wilayah pendudukan Palestina pada Senin malam (16/6).

Presiden AS Donald Trump memperingatkan semua orang yang ada di Teheran, ibu kota Iran, untuk “segera mengungsi,” di tengah eskalasi konfrontasi militer antara Iran dan Israel.

Mengingat perkembangan regional yang pesat dan meningkatnya ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Timur Tengah sebagai akibat dari agresi Israel terhadap Republik Islam Iran, sejumlah menteri luar negeri negara-negara Arab dan Islam menegaskan kecaman mereka atas serangan Israel terhadap Iran.

Berita selengkapnya:

Iran Kembali Menggempur, IRGC: Kerugian Israel Sangat Tak Terbayangkan

Pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), dalam fase baru Operasi True Promise III yang sedang berlangsung, kembali melepaskan gelombang badai rudal balistik dan pesawat nirawak ke wilayah pendudukan Palestina pada Senin malam (16/6).

Media Israel melaporkan bahwa sirene berbunyi di seluruh wilayah utara, tengah, dan selatan Palestina pendudukan setelah Iran memulai fase kesembilan operasi pembalasannya.

Perkembangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah rezim Israel menyerang gedung Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB), di Teheran, hingga menyebabkan kerusakan berat dan kebakaran pada gedung utama badan penyiaran Iran tersebut.  Serangan ini dikutuk oleh khalayak luas sebagai kejahatan perang.

Fase Operasi True Promise III ini diperkirakan akan lebih panjang dan lebih intensif daripada delapan fase sebelumnya, yang dimulai pada Jumat malam (13/6) setelah Israel menyerang Iran, dan menyebabkan terbunuhnya beberapa komandan senior militer serta  ilmuwan nuklir, dan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.

Seorang komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengatakan kerusakan yang diderita Israel akibat terjangan Operasi True Promise III ( Janji Nyata III) “jauh melebihi” ekspektasi rezim Zionis tersebut.

“Sekitar 20 jam setelah serangan awal musuh, Operasi True Promise III dilakukan saat rezim Zionis berada pada puncak kesiapan pertahanan. Setelah mengantisipasi potensi respon Iran, mereka mengaktifkan semua sistem pertahanan udara, dan bahkan mengamankan kendali wilayah udara di atas negara-negara tetangga,” kata Wakil Komandan Urusan Politik Brigjen Yadollah Javani dalam sebuah wawancara yang dirilis pada hari Senin (16/6).

Dia  menambahkan Israel semula merasa yakin bahwa serangannya berhasil melumpuhkan daya defensif dan ofensif Iran atau tidak dapat melancarkan serangan yang setara dengan operasi True Promise I dan II, tapi keyakinan itu akhirnya menguap.

“Laporan resmi mengonfirmasi bahwa selain rudal balistik jarak jauh, kami berhasil mengerahkan pesawat nirawak baru, termasuk Arash  ke wilayah udara wilayah pendudukan Israel,” sambungan.

Menurut Javani, variasi proyektil yang belum pernah terjadi sebelumnya ini , dan yang belum pernah dikerahkan dengan presisi sedemikian tinggi ke wilayah pendudukan Palestina membuat Israel sangat terkejut, dan operasi tersebut sangat kuat sehingga bahkan melampaui antisipasi otoritas Israel dan Presiden AS Donald Trump.

Iran secara terbuka membagikan gambar dan berita tentang para martir dan korban luka, sementara rezim Zionis menggunakan pernyataan militer, buletin badan intelijen, dan bahkan ancaman terhadap warga sipil untuk mencegah dokumentasi demi  menyembunyikan skala kerusakan, kehancuran, dan korban yang sebenarnya.

“Namun, mengingat cakupan operasi yang sangat besar, mereka terpaksa mengeluarkan laporan terbatas kepada publik mereka sendiri,” tutur Javani.

Iran telah melancarkan gelombang baru serangan terhadap Israel sebagai bagian dari fase ketiga Operasi True Promise 3, yang lebih kuat dan merusak daripada sebelumnya.

Fase baru ini dibedakan dengan penargetannya terhadap lokasi-lokasi sensitif, dengan fokus pada pusat-pusat keamanan, ekonomi, dan sains yang telah dianggap dibentengi selama beberapa dekade.

Iran belum menggunakan persenjataan tercanggih dan strategisnya dalam tanggapan militer terhadap agresi Israel, namun Iran telah mengonfirmasi bahwa pilihannya terbuka dan bahwa era serangan tanpa respon telah berakhir. (presstv/alalam)

Kerahkan Kapal Induk ke Timteng, Trump Minta Semua Orang Segera Tinggalkan Teheran

Presiden AS Donald Trump memperingatkan semua orang yang ada di Teheran, ibu kota Iran, untuk “segera mengungsi,” di tengah eskalasi konfrontasi militer antara Iran dan Israel.

“Iran seharusnya menandatangani kesepakatan yang saya minta mereka tandatangani. Sungguh memalukan. Sungguh membuang-buang nyawa manusia. Sederhananya, Iran tidak dapat memiliki senjata nuklir,” kata Trump dalam sebuah posting di Truth Social, Senin (16/6).  Dia menambahkan, “Semua orang harus segera mengungsi dari Teheran.”

Ketika konfrontasi antara Iran dan Israel meningkat, Pentagon pada hari Senin mengumumkan pihaknya telah mengalihkan kapal induk USS Nimitz dari Laut Cina Selatan ke Timur Tengah.

Sebelumnya, dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Kanada Mark Carney di sela-sela hari pertama KTT para pemimpin G7 di Alberta, Kanada, Trump mengatakan bahwa Iran harus kembali ke meja perundingan.

Dia mengklaim bahwa Iran ingin berunding, tapi sudah terlambat, dan apa yang terjadi saat ini menyakitkan bagi kedua belah pihak. “Iran tidak akan memenangkan perang ini, dan harus kembali ke meja perundingan sebelum terlambat,” tegasnya.

Dia mengisyaratkan bahwa dia telah memberi Iran tenggat waktu 60 hari untuk kembali berunding mengenai program nuklirnya, tapi Teheran belum menunjukkan keinginan untuk mencapai kesepakatan.

Pada hari Jumat 13 Juni 2025, Israel, dengan dukungan AS, melancarkan serangan besar-besaran terhadap Iran, mengebom fasilitas nuklir dan pangkalan rudal serta membunuh sejumlah perwira senior militer dan ilmuwan nuklir, dan mengakibatkan total 224 orang gugur dan 1.277 orang terluka.

Pada hari yang sama, Iran menanggapi dengan serangan rudal balistik dan pesawat nirawak, yang juga menyebabkan kerusakan material yang signifikan, dan 24 orang tewas, dan 592 orang terluka, menurut Kantor Pers Pemerintah Israel, sementara khalayak memastikan bahwa jumlah yang sebenarnya jauh lebih besar, mengingat bahwa Israel menerapkan sensor berita secara ketat.

Tel Aviv dan Teheran menganggap satu sama lain sebagai musuh bebuyutan mereka, dan agresi Israel saat ini terhadap Iran adalah yang paling luas dan menandai transisi dari “perang bayangan” menjadi konflik militer terbuka. (raialyoum)

Dengan Inisiatif Mesir, 20 Negara Arab Kutuk Serangan Israel terhadap Iran

Mengingat perkembangan regional yang pesat dan meningkatnya ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Timur Tengah sebagai akibat dari agresi Israel terhadap Republik Islam Iran, sejumlah menteri luar negeri negara-negara Arab dan Islam menegaskan kecaman mereka atas serangan Israel terhadap Iran.

Pernyataan kecaman itu diinisiasi oleh Mesir dan melibatkan Arab Saudi, Mesir, Yordania, Uni Emirat Arab, Pakistan, Bahrain, Brunei Darussalam, Turki, Chad, Gambia, Aljazair, Komoro, Djibouti, Sudan, Somalia, Irak, Oman, Qatar, Kuwait, Libya, Mauritania

Mereka menyatakan sebagai berikut:

Menolak dan mengutuk serangan Israel terhadap Republik Islam Iran sejak tanggal 13 Juni 2025, serta praktik apa pun yang merupakan pelanggaran hukum internasional dan prinsip serta tujuan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan keharusan penghormatan kepada kedaulatan dan integritas teritorial negara, prinsip bertetangga yang baik, dan penyelesaian perselisihan dengan cara damai.

Menyatakan keprihatinan mendalam atas eskalasi berbahaya ini, yang mengancam akan menimbulkan dampak serius bagi keamanan dan stabilitas seluruh kawasan, dan menekankan perlunya menghentikan permusuhan Israel terhadap Iran, yang terjadi pada saat Timur Tengah mengalami peningkatan tingkat ketegangan, dan pentingnya bekerja untuk mengurangi ketegangan, yang mengarah pada gencatan senjata dan ketenangan menyeluruh.

Menegaskan pentingnya membebaskan kawasan Timur Tengah dari senjata nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya sesuai dengan resolusi internasional yang relevan dan tanpa selektivitas, dan menekankan perlunya semua negara di kawasan tersebut untuk segera mengaksesi Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT).

Menekankan keharusan untuk tidak menargetkan fasilitas nuklir yang tunduk pada perlindungan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), sesuai dengan resolusi IAEA dan Dewan Keamanan PBB yang relevan, karena hal ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan hukum humaniter internasional berdasarkan Konvensi Jenewa 1949.

Perlunya untuk kembali ke jalur negosiasi sesegera mungkin, karena ini merupakan satu-satunya cara untuk mencapai kesepakatan berkelanjutan tentang program nuklir Iran.

Menekankan pentingnya menghormati kebebasan navigasi di perairan internasional sesuai dengan hukum internasional yang relevan dan tidak merusak keamanan maritim internasional.

Menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk menyelesaikan krisis di kawasan ini adalah melalui diplomasi, dialog, dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip bertetangga baik sesuai dengan hukum internasional dan Piagam PBB. Menekankan bahwa krisis saat ini tidak dapat diselesaikan melalui cara-cara militer.

(mm/raialyoum)