Jakarta, ICMES. Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyatakan bahwa kemajuan Iran telah membuat frustrasi dan marah pihak-pihak yang memiliki itikad buruk terhadap Iran.

Pemerintah Yaman kubu Ansarullah mengumumkan pada Minggu malam (13/4) bahwa sedikitnya lima orang gugur dan 10 lainnya terluka akibat serangan udara AS yang menghantam pabrik keramik di sebelah barat ibu kota, Sanaa.
Serangan Israel terhadap Rumah Sakit (RS) al-Ahli di Kota Gaza pada dini hari Ahad (13/4), memicu kecaman di Palestina dan dunia karena Israel terus menyerang fasilitas layanan kesehatan. RS tersebut merupakan RS besar terakhir yang menyediakan layanan kesehatan kritis di Gaza utara.
Berita selengkapnya:
Ayatullah Khamenei: Musuh Gusar karena Iran Maju
Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyatakan bahwa kemajuan Iran telah membuat frustrasi dan marah pihak-pihak yang memiliki itikad buruk terhadap Iran.
“Musuh telah dibuat frustasi dan marah oleh kemajuan kita. Banyak keributan yang Anda dengar di media massa yang berafiliasi dengan musuh adalah akibat frustasi itu. Ada hal-hal yang mereka klaim namun tak ada realitasnya,” ujarnya dalam kata sambutannya pada pertemuan dengan para komandan senior Angkatan Bersenjata Iran di Teheran, Minggu (23/4).
Ayatullah Khamenei menambahkan, “Alhamdulillah, Republik Islam Iran, upaya dan gerakannya bagus, dan kemajuannya pun bagus. Kita bersyukur kepada Allah.”
Dia mengakui bahwa ada kelemahan-kelemahan Iran di beberapa bidang, termasuk ekonomi.
“Di beberapa bidang di negara ini kita tentu memiliki berbagai kekurangan yang signifikan. Di bidang ekonomi, kita memiliki banyak kekurangan yang harus disolusi. Tak ada keraguan dalam masalah ini,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, “Namun, jangan sampai berbagai urusan dicampur aduk satu sama lain. Di satu bidang kita mengalami kekurangan, tapi di bidang lain kita mengalami kemajuan, yang bahkan menakjubkan musuh-musuh kita. Ini penting.”
Ayatullah Khamenei juga menyebut Angkatan Bersenjata sebagai pertahanan negara dan perlindungan rakyat terhadap agresor mana pun, dan menekankan keharusan untuk terus meningkatkan kesiapan maksimal serta cadangan material dan program untuk memenuhi tanggung jawab nasional ini. (alalam)
Seragan AS Gugurkan Lima Orang di Yaman Setelah Yaman Menyerang Israel
Pemerintah Yaman kubu Ansarullah mengumumkan pada Minggu malam (13/4) bahwa sedikitnya lima orang gugur dan 10 lainnya terluka akibat serangan udara AS yang menghantam pabrik keramik di sebelah barat ibu kota, Sanaa.
Peristiwa diungkap dalam pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Yaman menyusul pengumuman tentang tiga serangan udara AS yang menyasar Pabrik Keramik Al-Sawari di Distrik Bani Matar.
“Dua orang gugur syahid dan 10 orang terluka merupakan korban awal agresi AS terhadap pabrik keramik di Distrik Bani Matar,” bunyi pernyataan itu tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Yaman Anis Al-Asbahi melalui platform X menyatakan; “Jumlah warga sipil yang syahid dan terluka akibat agresi Amerika terhadap pabrik Al-Sawari di wilayah Matna di Bani Matar telah mencapai 18 orang, termasuk 5 orang syahid dan 13 orang terluka dalam jumlah korban awal.”
Sejak 15 Maret hingga Minggu malam terpantau ratusan serangan udara AS di Yaman, yang mengakibatkan gugurnya 119 warga sipil dan cederanya 231 lainnya, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan wanita.
Serangan AS tersebut dilakukan setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan militer negaranya untuk melancarkan “serangan besar” terhadap Ansarullah, sebelum mengancam akan “memusnahkan” mereka sepenuhnya.
Namun, kelompok itu mengabaikan ancaman Trump dan melanjutkan pengeboman lokasi-lokasi di Palestina pendudukan dan kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah, sebagai tanggapan atas dimulainya kembali perang genosida Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza sejak 18 Maret 2025.
Sebelumnya pada hari Minggu, Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan pihaknya telah meluncurkan dua rudal balistik menuju Bandara Ben Gurion dan target militer di Israel, sementara tentara Israel mengumumkan bahwa mereka telah mencegat sebuah rudal yang diluncurkan dari Yaman.
Dalam sebuah pernyataan, pasukan Yaman itu mengaku telah melancarkan “operasi militer kualitatif, dengan dua rudal balistik, salah satunya adalah rudal hipersonik Palestine 2 terhadap pangkalan udara Sdot Micha di wilayah Ashdod Timur, dan rudal lainnya, Dzulfiqar, terhadap Bandara Ben Gurion di wilayah pendudukan Jaffa.” (raialyoum/alalam)
Serangan Israel terhadap RS Al-Ahli di Gaza Picu Kecaman Dunia
Serangan Israel terhadap Rumah Sakit (RS) al-Ahli di Kota Gaza pada dini hari Ahad (13/4), memicu kecaman di Palestina dan dunia karena Israel terus menyerang fasilitas layanan kesehatan. RS tersebut merupakan RS besar terakhir yang menyediakan layanan kesehatan kritis di Gaza utara.
Israel pada hari Minggu mengklaim telah menyerang pusat komando dan kendali Hamas di RS tersebut, tanpa memberikan bukti, sementara Hamas membantah tuduhan tersebut.
Keuskupan Episkopal Yerusalem, yang mengelola Rumah Sakit al-Ahli, mengutuk serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa serangan itu terjadi pada “Minggu Palma, awal Pekan Suci, minggu paling suci dalam tahun Kristen.”
Dikatakan bahwa serangan kembar tersebut menghancurkan laboratorium genetika dua lantai di rumah sakit tersebut dan merusak apotek serta gedung unit gawat darurat.
Komite Presiden Tinggi untuk Urusan Gereja di Palestina, yang berafiliasi dengan Gereja Anglikan, mengatakan serangan tersebut merupakan “pelanggaran berat terhadap kesucian agama dan prinsip-prinsip dasar hukum humaniter internasional”.
Kepala komite, Ramzi Khoury, menegaskan bahwa serangan itu merupakan penghinaan langsung terhadap umat Kristen Palestina dan komunitas Kristen global.
Uskup Agung York Stephen Cottrell dari Inggris dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu mengatakan, “Rumah Sakit Ahli yang dikelola oleh Anglikan di Gaza adalah tempat penyembuhan dan perawatan bagi warga Palestina yang hidup dalam penderitaan yang tak terbayangkan. Dalam kondisi yang tak tertahankan, para dokter dan perawatnya yang heroik telah merawat warga sipil yang telah mengalami 18 bulan kekerasan yang menghancurkan”.
Dia menambahkan, “Bagi satu-satunya rumah sakit Kristen di Gaza yang diserang pada Minggu Palma sungguh mengerikan. Saya turut berduka atas saudara-saudari Palestina kami di Keuskupan Yerusalem (Al-Quds).”
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pemboman itu memaksa evakuasi pasien dan staf.
“Kami menyerukan kepada lembaga-lembaga internasional dan otoritas terkait untuk melindungi sektor kesehatan sesuai dengan hukum dan perjanjian internasional,” katanya dalam sebuah pernyataan.
RS memiliki perlindungan khusus berdasarkan hukum internasional. Israel telah mengepung dan menyerbu rumah sakit, beberapa kali, dan menyerang beberapa rumah sakit sambil menuduh Hamas menggunakannya sebagai kedok bagi para pejuangnya. Bulan lalu, Israel menyerang RS Nasser di Khan Younis, rumah sakit terbesar di Gaza selatan, menewaskan dua orang dan menyebabkan kebakaran besar.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan RS tersebut tidak beroperasi dan seorang anak meninggal akibat terganggunya perawatan.
Dia menambahkan bahwa RS tersebut juga terpaksa memindahkan 50 pasien ke pusat kesehatan lain, tetapi 40 pasien kritis tidak dapat dipindahkan.
“Serangan terhadap perawatan kesehatan harus dihentikan. Sekali lagi kami ulangi: pasien, petugas kesehatan, dan rumah sakit harus dilindungi. Blokade bantuan harus dicabut. Gencatan senjata,” tulis kepala WHO di X.
Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan pemboman Israel terhadap fasilitas medis telah “secara menyeluruh merusak akses terhadap layanan kesehatan” di Gaza.
“Rumah Sakit Al-Ahli telah diserang berulang kali sejak konflik dimulai. Serangan yang menyedihkan ini harus diakhiri. Diplomasi, bukan pertumpahan darah, adalah cara kita mencapai perdamaian abadi,” tulis Lammy di X.
Qatar mengatakan serangan terhadap rumah sakit terakhir yang masih berfungsi di Gaza utara adalah “pembantaian yang mengerikan dan kejahatan keji terhadap warga sipil” yang merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional.
Kementerian Luar Negeri Qatar memperingatkan tentang meluasnya siklus kekerasan di seluruh wilayah dan mengatakan masyarakat internasional harus memikul tanggung jawabnya dalam melindungi warga sipil.
Yordania juga mengutuk serangan itu serta penargetan sistematis Israel terhadap warga sipil di Gaza dan penghancuran fasilitas vital yang menyediakan layanan penting bagi penduduknya.
Mesir juga mengeluarkan pernyataan, dan menyebut serangan itu sebagai pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan norma-norma internasional dan meminta campur tangan masyarakat internasional untuk menghentikan serangan itu.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mempertanyakan modalitas serangan itu tetapi tidak mengutuk serangan itu.
“Teror Hamas yang kejam harus diperangi. Tetapi hukum humaniter internasional berlaku, dengan kewajiban khusus untuk melindungi wilayah sipil. Bagaimana rumah sakit bisa dievakuasi dalam waktu kurang dari 20 menit?” tanyanya dalam sebuah posting di X. (aljazeera)