Rangkuman Berita Utama Selasa 18 Maret 2025

Jakarta, ICMES. Angkatan Bersenjata Yaman mengaku telah menyerang kapal induk AS di bagian utara Laut Merah dengan beberapa rudal dan drone, untuk kedua kalinya dalam sehari.

Hizbullah menepis keras laporan yang beredar mengenai keterlibatan Hizbullah dalam insiden kontak senjata di perbatasan Lebanon-Suriah.

Teheran bersumpah akan memberikan respon yang “tegas dan pasti” terhadap segala bentuk agresi, ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, di tengah ancaman AS terhadap Iran terkait dukungan Teheran kepada Yaman.

Berita selengkapnya:

Pasukan Yaman Gempur Kapal Induk AS di Laut Merah

Angkatan Bersenjata Yaman mengaku telah menyerang kapal induk AS di bagian utara Laut Merah dengan beberapa rudal dan drone, untuk kedua kalinya dalam sehari.

Hal itu disampaikan dalam pernyataan yang disiarkan televisi oleh juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigjen Yahya Saree, Senin (17/3)

“Menanggapi agresi AS yang berkelanjutan terhadap negara kami, Angkatan Bersenjata Yaman telah menyerang kapal induk AS USS Harry Truman di Laut Merah utara untuk kedua kalinya dalam waktu 24 jam,” ungkapnya.

Dia menambahkan, “Serangan itu dilakukan dengan sejumlah rudal balistik, rudal jelajah, dan pesawat tanpa awak dalam bentrokan yang berlangsung selama beberapa jam.”

Dia menjelaskan, “Angkatan bersenjata berhasil menggagalkan serangan agresif yang hendak dilancarkan musuh terhadap negara kami, dengan memaksa jet tempurnya kembali ke tempat lepas landasnya, setelah menembakkan sejumlah rudal dan pesawat nirawak ke kapal induk dan sejumlah kapal perang yang menyertainya.”

Saree juga mengatakan, “Angkatan Bersenjata Yaman menghadapi agresi kriminal ini dan menanggapi eskalasi dengan eskalasi. Mereka akan terus melaksanakan apa yang dinyatakan dalam pidato Pemimpin Besar (Sayid Abdul Malik al-Houthi) mengenai opsi eskalasi tambahan jika agresi terhadap Yaman berlanjut.” (alalam)

Hizbullah Bantah Terlibat dalam Insiden Kontak Senjata di Perbatasan Lebanon-Suriah

Hizbullah menepis keras laporan yang beredar mengenai keterlibatan Hizbullah dalam insiden kontak senjata di perbatasan Lebanon-Suriah.

Dalam sebuah pernyataan, departemen hubungan media Hizbullah pada hari Minggu (16/3) menyatakan, “Kami menegaskan kembali apa yang telah kami umumkan berulang kali bahwa Hizbullah tidak terkait dengan peristiwa apa pun yang terjadi di wilayah Suriah.”

Kantor Berita Nasional Lebanon, NNA,  melaporkan, Tentara Lebanon, melalui Palang Merah Lebanon, telah menyerahkan jenazah tiga militan Suriah di perbatasan Jousiyeh al-Qaa dengan Suriah.”

Laporan sebelumnya menyebutkan bahwa para militan  itu tewas di perbatasan Lebanon-Suriah, tetapi rincian tentang apa yang terjadi tidak diketahui.

Al-Alam pada hari Senin (17/3) melaporkan bahwa bentrokan sengit meletus di daerah Qasr di perbatasan Lebanon-Suriah setelah sejumlah militan yang berafiliasi dengan Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) berupaya menyusup. Beberapa orang tewas dan terluka setelah para pejuang dari kelompok adat Lebanon menghadang mereka.

Sumber-sumber pers melaporkan bahwa empat militan dari Tahrir al-Sham berusaha memasuki wilayah Lebanon dari daerah Qasr, tetapi dihadang oleh sekelompok penduduk adat setempat, yang berujung kontak senjata.

Sumber-sumber tersebut menambahkan bahwa dua militan tewas, sementara dua lainnya terluka parah dan dipindahkan ke rumah sakit setempat untuk perawatan, di hadapan tentara Lebanon.

Sementara itu, media Suriah mengklaim bahwa tiga “personel tentara” tewas dalam penyergapan di dekat perbatasan Lebanon. (mm/raialyoum/alalam)

Iran Bersumpah akan Membalas Telak jika Terjadi Agresi di Wilayahnya

Teheran bersumpah akan memberikan respon yang “tegas dan pasti” terhadap segala bentuk agresi, ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, di tengah ancaman AS terhadap Iran terkait dukungan Teheran kepada Yaman.

Sedikitnya 53 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, gugur dan 101 lainnya terluka setelah AS melakukan serangan pertama terhadap Yaman sejak Presiden Donald Trump menjabat pada bulan Januari.

AS melancarkan serangan militer skala besar terhadap ibu kota Yaman, Sana’a, dan beberapa provinsi lain di seluruh negeri pada Sabtu malam.

“Kami akan menanggapi dengan tegas setiap agresi terhadap integritas teritorial Iran dan keamanan serta kepentingan nasionalnya. Tidak ada keraguan tentang ini,” kata Esmaeil Baghaei kepada wartawan pada konferensi pers mingguannya pada hari Senin (17/3).

Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu lalu, Trump mengatakan AS meminta Iran “bertanggung jawab sepenuhnya” atas dukungannya terhadap gerakan perlawanan Ansarullah di Yaman.

Dia mengatakan dukungan terhadap gerakan tersebut harus “segera diakhiri,” dan memperingatkan bahwa Washington akan meminta pertanggungjawaban penuh dari Teheran.

Baghaei menambahkan bahwa pemerintah dan rakyat Yaman secara independen membuat keputusan tentang langkah-langkah yang mereka anggap perlu untuk mendukung perlawanan sah rakyat Palestina.

Dia mengutuk agresi AS terhadap Yaman dan menyebutnya pelanggaran terhadap semua prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan hukum internasional.

Juru bicara Iran meminta masyarakat internasional, negara-negara Muslim, dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk mengambil tindakan cepat terkait serangan AS.

Menanggapi pertanyaan tentang surat Trump kepada Iran, Baghaei mengatakan AS mengirimkan pesan yang “sangat kontradiktif”.

“Bersamaan dengan pernyataan kesiapannya untuk berunding, AS memberlakukan sanksi yang luas pada berbagai sektor komersial dan manufaktur Iran,” katanya.

Menurutnya, kata-kata Washington tidak sesuai dengan tindakannya, mengacu pada sanksi terbaru Kementerian Keuangan AS terhadap Menteri Perminyakan Iran Mohsen Paknejad dan beberapa kapal yang merupakan bagian dari armada yang terlibat dalam ekspor minyak mentah Iran.

Juru bicara Kemlu Iran menegaskan kembali bahwa AS telah gagal untuk tetap berkomitmen pada kewajibannya selama 10-15 tahun terakhir, dan bahwa Washington mengangkat isu perundingan hanya sebagai sarana politik dan perang psikologis, bukan sebagai cara untuk menyelesaikan perselisihan.

“Tanggapan kami jelas,” tegas Baghaei, sembari menyebutkan bahwa Iran saat ini tidak berniat untuk mempublikasikan rincian surat Trump, menepis spekulasi dalam hal ini.

Dia menambahkan bahwa Iran akan menanggapi surat tersebut melalui saluran yang tepat setelah menyelesaikan peninjauan.

Dia menolak adanya hubungan apa pun antara surat Trump dan kunjungan singkat “yang telah direncanakan sebelumnya” oleh Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi ke Oman pada hari Minggu. (presstv)