Rangkuman Berita Utama Selasa 11 Februari 2025

Jakarta, ICMES. Seluruh wilayah Iran diwarnai pawai akbar yang diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat dalam rangka memperingati hari ulang tahun ke-46 kemenangan Revolusi Islam 1979.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian dalam kata sambutannya di hadapan lautan peserta pawai dan rapat akbar di Teheran menegaskan bahwa Iran akan terus mengandaskan rencana demi rencana kotor musuh-musuhnya, terutama AS dan Israel.

Juru bicara Brigade Izzuddin Al-Qassam, Abu Ubaidah, pada Senin malam (10/2) mengumumkan penundaan pembebasan tawanan Zionis yang dijadwalkan dibebaskan pada akhir pekan ini, karena terjadi pelanggaran berulang oleh Rezim Zionis Israel.

Presiden AS Donald Trump mengakui bahwa gagasannya untuk merelokasi warga Jalur Gaza mencakup pencabutan  hak mereka pulang ke tanah air dan kampung halaman mereka.

Berita selengkapnya:

Perayaan HUT Revolusi, Pezeshkian: Iran akan Gagalkan Semua Plot Musuh

Seluruh wilayah Iran pada hari Senin (10/2) diwarnai pawai akbar yang diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat dalam rangka memperingati hari ulang tahun ke-46 kemenangan Revolusi Islam 1979.

Sejak dini hari ini, masyarakat Iran mulai mengalir memenuhi jalan-jalan di semua kota dan daerah negara ini demi menegaskan kembali kepatuhan mereka kepada prinsip-prinsip Revolusi Islam dan memperbarui sumpah setia mereka kepada pemerintah republik Islam.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian dalam kata sambutannya di hadapan lautan peserta pawai dan rapat akbar di Teheran menegaskan bahwa Iran akan terus mengandaskan rencana demi rencana kotor musuh-musuhnya, terutama AS dan Israel.

Dia mengecam Presiden AS Donald Trump karena Trump belakangan ini mengaku ingin mengadakan perundingan dengan Iran tapi pada saat yang sama mengeluarkan memorandum presiden yang menginstruksikan kepada Kementerian Keuangan dan Kementeri Luar Negeri AS agar melaksanakan kampanye “mendorong ekspor minyak Iran ke titik nol.”

“Trump mengatakan mari kita berdialog, tapi kemudian malah menandatangani dan mengumumkan semua kemungkinan konspirasi untuk melumpuhkan Revolusi (Islam),” kecamnya.

Pezeshkian menambahkan bahwa Trump menuding Iran mengganggu keamanan regional, padahal “Israel-lah yang, dengan dukungan AS, menjadi biang kerok ketidakamanan dan telah mengebom orang-orang tertindas di Gaza, Lebanon, Palestina, Suriah, Iran, dan di mana pun ia mau.”

Presiden Iran menegaskan bahwa Presiden AS mengaku membela perdamaian dan ketenangan tapi malah membela Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, penjahat perang yang telah dinyatakan sebagai buronan oleh Mahkamah Pidana Internasional atas dugaan kejahatan genosida terhadap bangsa Palestina.

Pezeshkian menyebutkan bahwa musuh-musuh Iran berusaha menebar perpecahan di Iran, dan menghasut rakyat Iran agar memusuhi dan melawan pemerintahnya.  

“Namun, mereka tidak menyadari bahwa, di bawah kepemimpinan Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Sayid Ali Khamenei serta dengan kehadiran dan semangat perjuangan rakyat, rakyat justru akan menghancurkan semua impian dan keinginan musuh ini,” tegasnya.

Presiden Iran menjelaskan bahwa negaranya pantang menyerah kepada intimidasi dan akan terus melawan konspirasi penebaran perpecahan.

Pezeshkian juga menekankan bahwa negaranya tidak pernah berniat memerang negara mana pun, namun juga pantang tunduk kepada tekanan dan gertakan musuh.

Dia menegaskan kembali tekad Iran untuk hidup rukun dan damai dengan negara-negara tetangganya berdasarkan persaudaraan dan rasa saling menghormati.

“Jika kita membela Gaza dan Palestina, kita membela yang tertindas. Jika Anda ingin (mempromosikan) perdamaian di kawasan, jangan bela penindasan, agresi, dan ketidakadilan,” katanya.

Pameran Senjata

Kementerian Pertahanan Iran memamerkan beberapa prestasi pertahanannya pada momen peringatan HUT Revolusi Islam.

Kementerian itu membukan pameran kecil di kawasan ikonik Azadi Square di Teheran barat untuk memajang beberapa pencapaian pertahanannya di tengah kepadatan masyarakat peserta pawai dan rapat akbar.

Beberapa senjata yang dipajang pada pameran itu antara lain rudal balistik Khorramshahr, rudal Haj Qassem dan rudal pembawa satelit Omid, yang merupakan bagian dari kemampuan militer dan luar angkasa Iran. (alalam/presstv)

Brigade Al-Qassam Umumkan Penangguhan Pembebasan Tawanan Israel, Israel Tanggapi Keras

Juru bicara Brigade Izzuddin Al-Qassam, Abu Ubaidah, pada Senin malam (10/2) mengumumkan penundaan pembebasan tawanan Zionis yang dijadwalkan dibebaskan pada akhir pekan ini, karena terjadi pelanggaran berulang oleh Rezim Zionis Israel.

Juru bicara sayap militer Hamas tersebut mengatakan bahwa serah terima tawanan Zionis yang sedianya akan dibebaskan Sabtu 15 Februari 2025, akan ditunda hingga ada pemberitahuan lebih lanjut, dan hingga Rezim Zionis berkomitmen dan memberikan kompensasi pada beberapa minggu terakhir secara retroaktif.

Dia menambahan,“Kami menegaskan komitmen kami terhadap ketentuan perjanjian tersebut selama pendudukan berkomitmen terhadapnya.”

Seperti diketahui, Israel dan Hamas sedang menjalani proses pelaksanaan perjanjian gencatan senjata selama enam minggu di mana Hamas membebaskan puluhan tawanan yang mereka ciduk dalam peristiwa serangannya terhadap Israe; pada 7 Oktober 2023, dengan imbalan sekira 2000 tahanan Palestina.

Abu Ubaidah menjelaskan bahwa pimpinan perlawanan Palestina telah memantau pelanggaran dan ketidak patuhan Israel pada ketentuan perjanjian selama tiga minggu terakhir, mulai dari penundaan pemulangan para pengungsi ke Jalur Gaza utara hingga seranganm terhadap mereka dengan penembakan dan pemboman.

Jubir al-Qassam menambahkan bahwa di berbagai wilayah di Jalur Gaza, pasokan bantuan dalam bentuk apa pun tidak diizinkan masuk seperti yang telah disepakati, padahal pihak perlawanan telah memenuhi semua kewajibannya.

Di pihak lain, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, segera menanggapi langkah Hamas  dengan mengatakan bahwa keputusan tersebut merupakan “pelanggaran penuh terhadap perjanjian gencatan senjata”.

“Saya telah menginstruksikan (militer) untuk bersiap pada tingkat kewaspadaan tertinggi untuk setiap kemungkinan skenario di Gaza,” kata Katz.

Hamas dan Israel telah melakukan lima pertukaran sejak gencatan senjata mulai berlaku bulan lalu, masing-masing membebaskan 21 warga Israel dan lebih dari 730 warga Palestina.

Pertukaran berikutnya dijadwalkan pada hari Sabtu berupa pembebasan tiga tawanan Israel dengan imbalan ratusan tahanan Palestina.

Beberapa warga sipil Palestina telah ditembak dan dibunuh oleh pasukan Israel saat mereka kembali ke rumah mereka. (alalam/aljazeera)

Trump: Warga Palestina Tak Berhak Kembali ke Gaza

Presiden AS Donald Trump mengakui bahwa gagasannya untuk merelokasi warga Jalur Gaza mencakup pencabutan  hak mereka pulang ke tanah air dan kampung halaman mereka.

Pada konferensi pers bersama pada tanggal 4 Februari, Trump, yang menjamu perdana menteri rezim Israel Benjamin Netanyahu di Washington, DC, pertama kali mengungkapkan bahwa dia bermaksud mengambil alih Gaza, bisa jadi melalui intervensi militer AS, dan membangunnya kembali.

Trump mengatakan pada paruh pertama wawancara dengan Bret Baier dari Fox News pada hari Minggu (9/2) bahwa ketika dia mengambil alih kendali di Gaza, dia akan membangun “komunitas yang indah” di sana, merancang dan membangun “Riviera” Timur Tengah.

Pada paruh kedua yang disiarkan pada hari Senin, Trump mengatakan dia akan “memiliki” Jalur Gaza.

“Saya akan memilikinya,” katanya, seraya menyebutkan bahwa mungkin ada sebanyak enam lokasi berbeda bagi warga Palestina untuk tinggal di luar Jalur Gaza.

Ketika ditanya oleh Baier apakah warga Palestina akan memiliki hak untuk kembali ke Gaza, Trump menjawab, “Tidak.”

“Tidak, mereka tidak akan melakukannya, karena mereka akan memiliki perumahan yang jauh lebih baik. Dengan kata lain, saya berbicara tentang pembangunan tempat tinggal permanen bagi mereka karena jika mereka harus kembali sekarang, akan butuh waktu bertahun-tahun sebelum Anda bisa melakukannya – tempat itu tidak layak huni.”

Pernyataan Trump bertentangan dengan Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 194, yang mendefinisikan prinsip-prinsip untuk mencapai penyelesaian “perdamaian” final yang mencakup “hak pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah air mereka.”

Rencana Trump untuk merelokasi warga Gaza telah membangkitkan kecaman luas. Beberapa negara Arab, termasuk Arab Saudi, Yordania, Mesir , dan bahkan sekutu AS di Eropa ramai-ramai menolak rencana Trump, dan mengulangi seruan solusi dua negara.

Pihak Hamas sendiri, yang berkuasa di Gaza, memutuskan untuk tetap mengumandangkan slogan Syahid Ismael Haniyeh. Hingga ia mati syahid pada tahun 2024, Haniyeh menegaskan pantang  mengakui Rezim Zionis Israel. (presstv)