Rangkuman Berita Utama Sabtu 9 Agustus 2025

Jakarta, ICMES. Sumber-sumber diplomatik menyatakan  pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB mengenai rencana Israel untuk mencaplok Gaza ditunda dari Sabtu (9/8) menjadi Ahad (10/8).

Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah mengumumkan pasukan nirawaknya telah melaksanakan tiga operasi serangan terhadap tiga target di wilayah pendudukan Palestina.

Mohammad Raad, anggota parlemen Lebanon dari sayap politik Hizbullah, menentang keras tuntutan agar Hizbullah meletakkan senjata menyusul tekanan Amerika Serikat (AS) kepada pemerintah Lebanon untuk melucuti senjata kelompok pejuang tersebut.

Berita selengkapnya:

DK PBB Tunda Sidang Darurat mengenai Rencana Israel Mencaplok Gaza Secara Total

Sumber-sumber diplomatik menyatakan  pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB mengenai rencana Israel untuk mencaplok Gaza ditunda dari Sabtu (9/8) menjadi Ahad (10/8).

Inggris, Denmark, Prancis, Yunani, dan Slovenia meminta penyelenggaraan pertemuan darurat untuk membahas rencana Israel tersebut, kemudian Rusia, Tiongkok, Somalia, Aljazair, Pakistan, Guyana, Korea Selatan, dan Sierra Leone menyatakan dukungan mereka terhadap pertemuan darurat tersebut, menurut sumber-sumber diplomatik.

Dengan demikian, semua negara di Dewan Keamanan PBB berhak mengadakan pertemuan atau mendukung permintaan tersebut, kecuali Amerika Serikat (AS), yang tidak ingin mengadakan pertemuan tersebut.

Langkah ini dilakukan untuk mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan setelah Dewan Keamanan Israel menyetujui rencana untuk menduduki Kota Gaza dan membentuk pemerintahan alternatif di sana.

Wakil Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, pada hari Jumat mengatakan bahwa ada konsultasi bisnis dengan Dewan Keamanan untuk mengadakan sesi darurat guna mendesak diakhirinya perang genosida Israel di Jalur Gaza.

Dalam konferensi pers di New York, AS, Mansour menyinggung konsultasi yang sedang berlangsung dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan sidang darurat guna menghentikan perang Israel di Gaza.

Delegasi Palestina untuk PBB juga menyampaikan pendirian Uni Eropa, Inggris, Jerman, serta sikap negara-negara Arab dan Islam.  “Kami berharap dapat memengaruhi cara Israel dicegah memperluas agresinya di Gaza,” ungkapnya.

Pada dini hari Sabtu, pemerintah Israel mengakui rencana bertahap Netanyahu untuk mencaplol Jalur Gaza sepenuhnya dan mengevakuasi penduduk Gaza dari utara ke selatan.

Rencana tersebut dimulai dengan pendudukan Kota Gaza dengan merelokasi penduduk sekitar satu juta jiwa ke selatan, kemudian pengepungan kota itu dan pelaksanaan operasi invasi di wilayah permukiman, diikuti oleh fase kedua, yang mencakup pendudukan kamp-kamp pengungsi di tengah Jalur Gaza dan penghancuran sebagian besarnya.

Menurut data PBB, 87% wilayah Jalur Gaza saat ini berada di bawah pendudukan Israel atau berada di bawah perintah evakuasi. PBB memperingatkan bahwa setiap ekspansi militer baru akan menimbulkan konsekuensi yang mengerikan. (aljazeera)

Lancarkan Serangan Drone terhadap Israel, Pasukan Yaman Menyoal Komitmen Umat Islam

Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah mengumumkan pasukan nirawaknya telah melaksanakan tiga operasi serangan terhadap tiga target di wilayah pendudukan Palestina.

Operasi tersebut menyasar Bandara Ben Gurion di wilayah Jaffa dan dua target vital lain di wilayah Beersheba dan Ashkelon di Palestina.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (8/8), juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigjen Yahya Saree memastikan tiga operasi tersebut berhasil mencapai tujuannya, dan menekankan bahwa operasi tersebut dilakukan demi membela rakyat tertindas Palestina yang dan merupakan balasan atas kejahatan genosida dan pelaparan.

Ditujukan kepada segenap bangsa Arab dan Islam, Saree juga menyoal, “Jika kalian tidak bersama saudara-saudara kalian di Palestina ketika sekarang mereka menderita kelaparan, lantas kapan lagi kalian akan bersama mereka?”

Dia  menambahkan, “Kita menghadapi kejahatan genosida yang pasti tidak akan dilupakan oleh sejarah, dan sejarah pasti tidak akan melupakan pendirian para pengecut dan konspirator dalam melakukan kejahatan genosida di Gaza.”

Angkatan Bersenjata Yaman kembali memperingatkan semua perusahaan yang bertransaksi di pelabuhan-pelabuhan Palestina pendudukan bahwa kapal-kapal mereka ke manapun berlayar akan menjadi target serangan pasukan Yaman.

“Perusahaan-perusahaan yang bertransaksi di pelabuhan-pelabuhan Palestina pendudukan harus segera menghentikan semua transaksi dengan Israe;, demi menjaga keselamatan kapal dan awak mereka,” ungkap Saree.

Pasukan Yaman melancarkan serangan terus-menerus terhadap Israel untuk mendukung Gaza, menggunakan rudal dan drone, dan juga menargetkan kapal-kapal yang terkait dengannya atau yang menuju ke arahnya.

Pada 27 Juli, mereka memutuskan untuk meningkatkan operasi maritimnya terhadap Israel dengan “menyerang semua kapal milik perusahaan mana pun yang bertransaksi di pelabuhan Israel, terlepas dari kewarganegaraan perusahaan tersebut,” demi membela Jalur Gaza, yang telah menjadi sasaran perang genosida sejak 7 Oktober 2023.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel, dengan dukungan AS, telah melakukan genosida di Gaza, termasuk pembunuhan, kelaparan, penghancuran, dan pengungsian paksa, sembari mengabaikan semua seruan internasional dan perintah dari Mahkamah Internasional untuk menghentikan kampanye tersebut.

Genosida tersebut sejauh ini telah menggugurkan 61.330 warga Palestina dan melukai 152.359 orang, sebagian besar anak-anak dan perempuan, serta menyebabkan lebih dari 9.000 orang hilang, ratusan ribu orang mengungsi, dan menimbulkan kelaparan yang merenggut banyak nyawa. (alalam/raialyoum)

Tokoh Hizbullah: Perlucutan Senjata adalah Bunuh Diri

Mohammad Raad, anggota parlemen Lebanon dari sayap politik Hizbullah, menentang keras tuntutan agar Hizbullah meletakkan senjata menyusul tekanan Amerika Serikat (AS) kepada pemerintah Lebanon untuk melucuti senjata kelompok pejuang tersebut.

Raad yang memimpin Blok Loyalitas Perlawanan menyatakan penentangan itu di saluran TV al-Manar milik Hizbullah pada hari Jumat (8/8) setelah Perdana Menteri Nawaf Salam mengatakan para menteri telah menyetujui “tujuan” dari proposal AS terkait.

“Pelucutan senjata adalah bunuh diri, dan kami tidak berniat bunuh diri,” ungkapnya, sembari menyebut pelucutan senjata sebagai pengkhianatan terhadap bangsa.

Raad menegaskan bahwa pelucutan senjata bukan sekadar pilihan politik, melainkan garis merah eksistensial.

“Mengatakan serahkan senjata Anda sama saja dengan mengatakan serahkan kehormatan Anda… Siapa yang akan menjamin kedaulatan jika senjata diserahkan? Usulan AS tanpa jaminan,” tegasnya.

Anggota parlemen tersebut mengungkapkan bahwa usulan AS, yang juga dilaporkan menawarkan penghentian operasi militer rezim Israel di negara tersebut, telah gagal pada level paling mendasar, yaitu memberi jaminan yang kredibel.

“Jaminan diminta untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam proposal Amerika, tapi jaminan tersebut tidak diberikan,” katanya.

Dia juga menyoal, “Senjata-senjata itu legal, sedangkan mungkin Anda yang tidak sah. Selama 33 tahun, pemerintah mengatakan itu legal, dan sekarang tidak?”

Pernyataan tersebut merefleksikan gelombang aksi dukungan kepada Hizbullah yang sudah tiga hari berturut-turut melanda Lebanon sejak seruan perlucutan senjata diumumkan secara resmi oleh pemerintah Lebanon.

Anggota parlemen tersebut mengakhiri pernyataanya dengan peringatan tajam bahwa “pembuat keputusan politik itu bertanggung jawab atas semua akibat dari keputusan yang dibuatnya.”

Hizbullah sendiri telah menegaskan pihaknya akan memperlakukan keputusan negara tersebut seolah-olah keputusan tersebut tidak pernah ada. (alalam)