Rangkuman Berita Utama Sabtu 6 September 2025

Jakarta, ICMES. Angkatan Bersenjata Yaman telah beberapa kali meluncurkan rudal balistik berhulu ledak kluster terhadap Israel. Serangan ini membunyikan alarm di kalangan politik dan militer Israel, dan membuktikan kemampuan pasukan Yaman mengatasi berbagai tantangan dan mengembangkan kemampuan militernya  dengan lompatan kualitatif.

Google sedang menjalani kontrak senilai $45 juta selama enam bulan dengan kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu demi mempromosikan pesan-pesan pemerintah dan mengecilkan krisis kemanusiaan di Gaza, menurut laporan Drop Site News (DSN).

Berita selengkapnya:

Rudal Kluster Yaman Gemparkan Israel dan Membuat Para Pakarnya Miris, Mengapa?

Angkatan Bersenjata Yaman telah beberapa kali meluncurkan rudal balistik berhulu ledak kluster terhadap Israel. Serangan ini membunyikan alarm di kalangan politik dan militer Israel, dan membuktikan kemampuan pasukan Yaman mengatasi berbagai tantangan dan mengembangkan kemampuan militernya  dengan lompatan kualitatif.

Perkembangan ini mendorong para pakar Israel untuk memastikan bahwa jika pasukan Yaman melanjutkan konfrontasi militernya maka akan menimbulkan ancaman eksistensial terhadap entitas Zionis tersebut, serupa dengan yang ditimbulkan oleh Republik Islam Iran.

Seorang perwira angkatan udara Israel mengatakan, “Yaman bukan lagi musuh yang kita bayangkan di awal perang. Hari ini, kita menyadari bahwa ancaman itu nyata dan berbahaya.”

Pakar lain menyuarakan hal yang sama, antara lain dengan mengatakan, “Yaman adalah musuh yang tangguh, belajar dengan cepat dan membangun kemampuan mereka sendiri. Mereka tidak bisa diremehkan.”

Analis lain lagi menimpali, “Jika kita tidak bertindak hari ini untuk menghilangkan ancaman tersebut, kita akan menghadapi ratusan rudal canggih Yaman di tahun-tahun mendatang.”

Ada pula pengamat Israel yang menegaskan, “Seluruh tentara Israel memfokuskan upayanya di arena Yaman: investigasi, penilaian, dan serangan menggunakan berbagai metode.”

Seorang pakar Israel mencatat, “Yaman berbeda. Mereka telah berperang selama bertahun-tahun melawan Saudi dan Amerika, dan kita hanya berusaha belajar dan memetik pelajaran.”

Ada Apa dengan Rudal Kluster?

Apa sebenarnya rudal kluster? Hulu ledak rudal kluster tergolong senjata paling canggih dan kompleks dalam persenjataan modern. Hulu ledak ini dirancang untuk menghasilkan beberapa ledakan dan menyebabkan kerusakan yang meluas di area target.

Apa saja keunggulan rudal kluster, dan apa signifikansi taktis dan operasional penggunaannya?

Rudal ini menggunakan teknologi canggih yang memungkinkannya untuk terfragmentasi dengan meledak sebelum menghantam tanah, mendistribusikan bom dan hulu ledak ke target yang tersebar (mirip dengan efek cincin api), atau dengan meledak setelahnya, yang mengubah area target menjadi ladang ranjau yang tertunda, sehingga mempersulit misi pertahanan atau eliminasi ancaman dan pergerakan pasukan di area tersebut.

Kompleksitasnya terletak pada proses pembuatannya, dengan efektivitas yang tidak hanya bergantung pada kekuatan ledakan, melainkan juga pada kepintaran yang melekat pada waktu dan sifat fragmentasi hulu ledak.

Teknologi ini biasanya dikendalikan oleh sistem mekanis dan elektronik yang sangat canggih, menjadikan rudal kluster sebagai senjata yang menakutkan di medan perang. Rudal ini memiliki dampak psikologis yang luar biasa, mampu melemahkan mental personil musuh, terutama di wilayah sasaran.

Menurut informasi yang beredar tentang rudal kluster Yaman, hulu ledaknya terpecah menjadi 22 fragmen peledak. Jumlah ini dapat dikalikan dan diperluas tergantung pada sifat target dan tingkat dampak yang diinginkan.

Signifikansi Taktis dan Militer:

Berikut ini adalah empat poin signifikansi rudal kluster secara taktis dan militer;

Pertama, rudal ini memperluas kemampuan Yaman membidik aset-aset strategis Israel jauh di dalam wilayah pendudukan Palestina. Hal ini memungkinkan pembidikan target di wilayah yang relatif luas, seperti bandara, pangkalan udara dan militer, konsentrasi pasukan militer, fasilitas pembangkit listrik, kilang minyak, pelabuhan, dan fasilitas infrastruktur. Hal ini memaksimalkan kerusakan dan memperluas cakupan dampak taktis dan strategis di berbagai titik dalam wilayah target dengan satu serangan.

Dalam konteks ini, efektivitas ledakan bergantung pada kedekatan atau penyebaran target. Jika kelompok target berdekatan, hal ini meningkatkan jumlah ledakan dan memperluas jangkauan serta tingkat kerusakan. Namun, jika jarak antar titik target terbatas, dampak rudal menjadi lebih taktis daripada strategis.

Kedua, serangan ini menimbulkan tantangan signifikan bagi sistem intersepsi rudal dan pertahanan udara Israel, karena sistem Israel seperti Arrow dan David’s Sling dirancang untuk mencegat rudal sebelum meluncurkan muatannya. Lebih lanjut, setelah hulu ledak pecah, puluhan bom kecil dan hulu ledak akan tersebar di sepanjang lintasan yang tidak dapat diprediksi, sehingga mustahil untuk mencegat semuanya, terutama jika hulu ledak ini dipasang pada rudal balistik atau hipersonik berkecepatan tinggi dengan lintasan variabel.

Ketiga, serangan ini mengharuskan peningkatan kemampuan pencegahan, sehingga membengkakkan biaya eskalasi Israel atau Barat terhadap Yaman.

Keempat, dilema multi-front Israel: Skenario melancarkan serangan terpisah atau gabungan dengan amunisi kluster dari utara (Hizbullah), timur (Iran), dan selatan (Yaman) akan melumpuhkan sistem intersepsi Israel dan Barat serta fokus strategis mereka.

Kesimpulan:

Berdasarkan hal tersebut di atas, terlepas dari besarnya pengorbanan yang telah diberikan Yaman atas dasar moral, kemanusiaan, dan agamanya dalam mendukung rakyat dan para pejuang Palestina, khususnya secara militer di Gaza, salah satu hasil dari konflik militer langsung ini adalah pengembangan kemampuan militer angkatan bersenjata Yaman untuk menyamai kemampuan musuh-musuhnya  yang berteknologi tinggi.  (ry)

Google dan Netanyahu Teken Kesepakatan $ 45 Juta untuk Remehkan Krisis Kemanusiaan di Gaza

Google sedang menjalani kontrak senilai $45 juta selama enam bulan dengan kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu demi mempromosikan pesan-pesan pemerintah dan mengecilkan krisis kemanusiaan di Gaza, menurut laporan Drop Site News (DSN)pada hari Rabu (3/9).

DSN menyebutkan bahwa kontrak yang diteken pada akhir Juni tersebut memandang Google sebagai “entitas kunci” dalam mendukung strategi hubungan masyarakat Netanyahu.

Kampanye ini dimulai beberapa hari setelah Israel memblokir makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan pasokan kemanusiaan lainnya untuk memasuki Gaza pada 2 Maret. Anggota parlemen mempertanyakan para pejabat tentang apakah pemerintah telah bersiap menghadapi dampak hubungan masyarakat tersebut.

Seorang juru bicara tentara Israel saat itu mengatakan bahwa otoritas dapat meluncurkan kampanye digital “untuk menjelaskan bahwa tidak ada kelaparan, dan menyajikan datanya.”

Sejak itu, iklan pemerintah yang menyangkal adanya kelaparan di Gaza tersebar luas, termasuk video YouTube dari Kementerian Luar Negeri Israel yang menyatakan “ada makanan di Gaza. Klaim lain adalah kebohongan.” Klip tersebut telah ditonton lebih dari 6 juta kali, sebagian besar didorong melalui promosi berbayar.

Laporan itu menyatakan iklan-iklan tersebut dikelola melalui YouTube dan platform Google Display & Video 360 dan dalam dokumen pemerintah disebut sebagai “hasbara” , istilah dalam bahasa Ibrani yang sering diterjemahkan sebagai “propaganda.”

Catatan menunjukkan bahwa Israel juga menghabiskan $3 juta untuk iklan dengan perusahaan media sosial AS X dan $2,1 juta dengan platform Prancis-Israel Outbrain/Teads.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pada hari Selasa bahwa 185 orang, termasuk 12 anak-anak, meninggal karena kelaparan pada bulan Agustus, angka bulanan tertinggi yang tercatat sejak perang Israel di Jalur Gaza hampir dua tahun lalu.

Kementerian itu mencatat 70 kematian terjadi setelah sistem pemantauan kelaparan yang didukung PBB, Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC), secara resmi menyatakan Gaza sebagai zona kelaparan bulan lalu.

Para pejabat kesehatan melaporkan bahwa lebih dari 43.000 anak di bawah usia 5 tahun menderita malnutrisi, bersama dengan 55.000 ibu hamil dan menyusui.

Didukung Amerika Serikat, Israel terus melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang sejauh ini telah mengakibatkan 64.300 warga Palestina gugur, 162.005 orang terluka – sebagian besar korban anak-anak dan perempuan-,  lebih dari 9.000 orang hilang, ratusan ribu orang mengungsi, dan kelaparan yang telah menggugurkan 376 warga Palestina, termasuk 134 anak-anak. (dsn/ry)