Jakarta, ICMES. Gerakan Ansarullah Yaman mengumumkan satu orang gugur dan satu lainnya cedera akibat serangan udara AS di beberapa daerah di sejumlah provinsi Yaman.

Jutaan rakyat Yaman di seluruh negeri pada hari Jumat kembali menggelar unjuk rasa, dan menegaskan kembali solidaritas mereka dengan Palestina sembari mengutuk serangan AS terhadap Yaman.
Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri mengatakan gerakan perlawanan Hizbullah tidak akan menyerahkan senjatanya sebelum Israel memenuhi kewajiban perjanjian gencatan senjata.
Media Israel melaporkan bahwa sayap militer Hamas, Brigade Qassam, melancarkan serangan besar di Jalur Gaza selatan, dan Israel mengopesikan helikopter untuk mengangkut korban tentaranya ke rumah sakit.
Berita selengkapnya:
AS Kembali Serang Yaman, Satu Orang Gugur, Jutaan Rakyat Yaman Tetap Gelar Aksi Peduli Gaza
Gerakan Ansarullah Yaman mengumumkan satu orang gugur dan satu lainnya cedera akibat serangan udara AS di beberapa daerah di sejumlah provinsi Yaman, Jumat (25/4).
Saluran Al Masirah milik Ansarullah dalam sebuah pernyataan singkat di saluran Telegramnya menyatakan: “Satu orang gugur dan satu lainnya terluka akibat pemboman oleh angkatan udara musuh, AS, terhadap rumah seorang warga di daerah nomaden Badui di sebelah timur Distrik Sahar, Kegubernuran Saada (utara).”
Dalam pernyataan lain Al Masirah menyebutkan; “Agresi Amerika menyasar daerah Takhiya di distrik Majz, provinsi Saada, dengan empat serangan.”
Dalam pernyataan ketiga, saluran itu menyatakan; “Agresi Amerika menargetkan Distrik Bani Matar di Provinsi Sana’a (tengah).”
Dalam pernyataan keempat, Al Masirah melaporkan; “Agresi Amerika menyasar distrik Nihm di Provinsi Sana’a dengan lima serangan.”
Kemudian, Al Masirah dalam sebuah pernyataan melaporkan;“Agresi Amerika menargetkan distrik Madghal di Provinsi Ma’rib (timur) dengan 7 serangan.”
Dalam pernyataan lain, mengatakan menambahkan; “Agresi Amerika menargetkan wilayah Ras Issa di distrik Al-Salif, Provinsi Al-Hodeidah (barat) dengan 4 serangan.”
Saluran itu juga mengabarkan;”Serangan agresi Amerika menargetkan distrik Al-Tawila di Kegubernuran Al-Mahwit (utara).”
Sebelumnya pada hari Jumat, Kementerian Luar Negeri pemerintah Yaman kubu Ansarullah mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa AS “telah melancarkan lebih dari 1.200 serangan udara dan pemboman laut sejak pertengahan Maret, mengakibatkan ratusan warga sipil gugur dan terluka serta menyebabkan kehancuran sejumlah objek sipil, termasuk lingkungan pemukiman, pelabuhan, fasilitas kesehatan, tangki air, dan situs arkeologi, yang merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan hukum humaniter internasional.”
Pada tanggal 15 Maret, AS melanjutkan serangannya terhadap Yaman setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan militer negaranya untuk melancarkan “serangan besar” terhadap Yaman, sebelum mengancam akan menumpas habis pasukan Yaman kubu Ansarullah.
Namun pasukan Yaman itu mengabaikan ancaman Trump dan melanjutkan pengeboman lokasi-lokasi di dalam Israel dan kapal-kapal di Laut Merah yang menuju ke negara itu, sebagai tanggapan atas dimulainya kembali perang genosida Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza sejak 18 Maret.
Unjuk Rasa Akbar
Jutaan rakyat Yaman di seluruh negeri pada hari Jumat kembali menggelar unjuk rasa, dan menegaskan kembali solidaritas mereka dengan Palestina sembari mengutuk serangan AS terhadap Yaman.
Jutaan massa di Ibu Kota Sanaa memenuhi alun-alun utama meski serangan udara AS terus berlanjut terhadap Yaman.
Massa membawa bendera Yaman dan Palestina serta memekikkan slogan-slogan yang mengutuk genosida Israel di Gaza.
Rakyat Yaman menegaskan bahwa mereka akan tetap teguh mendukung Palestina meskipun agresi AS terus berlanjut terhadap Yaman.
Dengan dukungan penuh AS, Israel telah melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang menyebabkan lebih dari 168.000 warga Palestina gugur dan terluka, dan sebagian besar korban itu adalah anak-anak dan wanita. Selain itu, lebih dari 11.000 orang hilang. (almasirah/presstv)
Ketua Parlemen Lebanon Tolak Perlucutan Senjata Hizbullah
Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri mengatakan gerakan perlawanan Hizbullah tidak akan menyerahkan senjatanya sebelum Israel memenuhi kewajiban perjanjian gencatan senjata.
“Kami tidak akan menyerahkan senjata sekarang sebelum penerapan persyaratan yang diminta dari musuh” sesuai perjanjian gencatan senjata, kata Berri dalam sebuah wawancara pada hari Jumat (25/4).
“Senjata kami adalah kartu kami yang tidak akan kami serahkan tanpa penerapan perjanjian gencatan senjata yang sebenarnya dan akibatnya menuju dialog tentang nasib mereka.”
Berri menekankan pentingnya menekan Israel untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian gencatan senjata.
Dia mengatakan kewajiban Israel termasuk gencatan senjata permanen dan penarikan diri dari wilayah pendudukan.
“Israel harus menghentikan tembakan sepenuhnya dan menarik diri dari wilayah Lebanon yang diduduki. Keduanya belum terjadi, dan Israel malah menggandakan serangan udaranya. Setidaknya hentikan tembakannya,” imbuh Berri.
Pejabat Lebanon tersebut menyatakan dukungannya untuk dialog antara Presiden Joseph Aoun dan Hizbullah, namun dia mengingatkan, “Penting juga untuk menekan musuh agar melaksanakan kewajiban perjanjian gencatan senjatanya.”
Dia menjelaskan,“Kami telah melaksanakan apa yang diminta dari kami dan tidak seorang pun meragukannya. Mengenai (Israel), belum. Ini tentu saja merupakan tanggung jawab Amerika dan ini juga berarti bahwa kami tidak menyerahkan semua kartu kami”.
Berri mengatakan Lebanon telah melakukan bagiannya, termasuk mengerahkan tentara di selatan dan memastikan penarikan Hizbullah dari wilayah tersebut.
Dia menambahkan, “Apa yang diminta dari kami adalah dua hal yang telah dicapai oleh Lebanon, yaitu pengerahan tentara di Selatan dan penarikan Hizbullah dari sana, dan sejak saat itu (Hizbullah) tidak melepaskan satu tembakan pun.”
Menurutnya, Hizbullah telah menahan diri dari tindakan militer apa pun sejak saat itu. (presstv)
Al-Qassam Lancarkan Serangan Sengit, Israel Kerahkan Helikopter untuk Evakuasi Tentara
Media Israel melaporkan bahwa Sayap militer Hamas, Brigade Qassam, melancarkan serangan besar di Jalur Gaza selatan, dan Israel mengopesikan helikopter untuk mengangkut korban tentaranya ke rumah sakit.
Yedioth Ahronoth memberitakan bahwa laporan dari berbagai sumber menyebutkan adanya serangan yang tidak biasa di Jalur Gaza, dan terdengar ledakan-ledakan keras di seluruh wilayah tersebut.
Laman Hadashot TV melaporkan bahwa serdadu dan perwira yang terluka dievakuasi dari Jalur Gaza, dengan kondisi beberapa di antaranya kritis. Di antara mereka terdapat seorang perwira, “wakil komandan kompi,” yang jatuh ke dalam kondisi koma setelah pasukannya menjadi sasaran rudal anti-tank di Rafah.
Media berita Israel mengonfirmasi bahwa tentara yang terluka dipindahkan ke rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Ichilov di Tel Aviv.
Platform pemukim Zionis meluncurkan “doa keselamatan” untuk tentara Israel di Jalur Gaza.
Sumber-sumber Israel melaporkan bahwa orang-orang bersenjata Palestina menyerang anggota unit penyamaran Penjaga Perbatasan Israel, Yamas.
Juru bicara militer Brigade Qassam, Abu Ubaidah, dalam serangkaian pernyataan yang diunggah di laman Telegram miliknya pada hari Jumat (25/4) menegaskan; “Para pejuang kami masih bertempur secara heroik, melakukan penyergapan terencana, dan menunggu pasukan musuh untuk membunuh mereka di tempat, waktu, dan cara yang mereka pilih.” (raialyoum)