Jakarta, ICMES. Sekjen Hizbullah, Syeikh Naim Qassem, menyerukan kepada Arab Saudi untuk membuka “halaman baru” dengan Hizbullah, berdasarkan dialog yang membahas isu-isu masa lalu dan mengamankan kepentingan masa depan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan tentara pendudukan untuk menghancurkan Kota Gaza “hingga ke akar-akarnya”.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengaku telah memberi tahu Presiden Palestina Mahmoud Abbas melalui panggilan telepon mengenai niatnya mengakui “Negara Palestina” Senin depan.
Berita selengkapnya:
Syeikh Naim Qassem Imbau Saudi “Buka Halaman Baru” Hubungannya dengan Hizbullah
Sekjen Hizbullah, Syeikh Naim Qassem, menyerukan kepada Arab Saudi untuk membuka “halaman baru” dengan Hizbullah, berdasarkan dialog yang membahas isu-isu masa lalu dan mengamankan kepentingan masa depan.
Syeikh Qassem menyampaikan seruan ini dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Jumat (19/9) pada peringatan satu tahun pembunuhan pemimpin dewan militer Hizbullah, Ibrahim Aqeel, oleh Israel pada 20 September 2024, bersama dengan para pemimpin Pasukan Radwan Hizbullah lainnya.
Dia mengatakan, “Saya menyerukan kepada Arab Saudi untuk membuka halaman baru dengan kubu perlawanan (Hizbullah) berdasarkan prinsip-prinsip berikut: Pertama, dialog yang membahas isu-isu, mengatasi kekhawatiran, dan mengamankan kepentingan. Kedua, dialog yang didasarkan pada fakta bahwa Israel adalah musuh, bukan kubu perlawanan. Ketiga, dialog yang membekukan perselisihan masa lalu, setidaknya pada tahap ini, untuk kepentingan pengekangan Israel.”
Syeikh Qassem memperingatkan bahwa “seluruh kawasan (Timur Tengah) sedang menghadapi titik balik yang krusial.”
Dia menyebutkan bahwa situasi setelah serangan Israel terhadap Qatar menjadi “berbeda dari sebelumnya.” Menurutnya, target Israel “meluas ke Palestina, Lebanon, Yordania, Mesir, Suriah, Irak, Arab Saudi, Yaman, dan Iran.”
Qassem memastikan senjata Hizbullah “hanya ditujukan kepada musuh, Israel, bukan kepada Arab Saudi atau pihak mana pun di dunia, dan bahwa pendekatan ini akan terus berlanjut.”
Dia menegaskan,”Menekan kubu perlawanan merupakan keuntungan bersih bagi Israel, dan ketiadaan perlawanan akan membahayakan negara lain.”
Hizbullah telah berulang kali menyatakan menolak menyerahkan senjatanya kepada pemerintah Lebanon, yang mendapat tekanan dari AS dan Israel dalam masalah ini.
Tentang ini, Syeikh Qassem menegaskan, “Mereka yang menuntut agar kubu perlawanan menyerahkan senjatanya harus terlebih dahulu menuntut penarikan pasukan agresor (Israel). Tidak masuk akal bagi Anda untuk tidak mengkritik rezim pendudukan (Israel), dan hanya menuntut agar mereka yang melawannya menyerahkan senjata mereka.”
Dia menambahkan, “Mereka yang menerima penyerahan diri harus menanggung keputusan mereka; kami tidak akan menerimanya.”
Pada Oktober 2023, Israel melancarkan agresi terhadap Lebanon, yang pada September 2024 meningkat menjadi perang skala penuh, menewaskan lebih dari 4.000 orang dan melukai sekitar 17.000 lainnya.
Hizbullah dan Israel telah mencapai kesepakatan gencatan senjata pada November 2024, namun Israel melanggarnya lebih dari 4.500 kali, yang mengakibatkan setidaknya 273 korban jiwa dan 622 korban luka, menurut data resmi. (raialyoum)
Netanyahu Perintahkan Penghancuran Kota Gaza “Hingga ke Akarnya”
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan tentara pendudukan untuk menghancurkan Kota Gaza “hingga ke akar-akarnya”.
Tentang hal itu, dalam tajuk rencana surat kabar Israel Haaretz berjudul “Rampasan Properti Israel Mencakup Penghapusan Gaza dari Muka Bumi,” pada hari Jumat (19/9) menyebutkan bahwa ratusan tentara Israel telah tewas, bersama dengan puluhan ribu warga sipil Palestina, dalam konteks apa yang disebutnya sebagai rencana mengubah Gaza menjadi proyek perumahan bagi petugas polisi Israel.
Haaretz menilai rencana tersebut sejalan dengan gagasan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, yang telah menyerukan pembongkaran Jalur Gaza, sementara rencana lebih luas yang diungkap oleh Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menyerukan pengubahan Gaza menjadi “perampasan properti”, dan dalam masalah ini Smotrich juga berbicara tentang negosiasi yang sedang berlangsung dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Haaretz menyebutkan Netanyahu belum menyatakan keberatan apa pun terhadap pernyataan Smotrich, mengingat adanya kesenjangan retorika resmi pemerintah tentang “penghancuran Hamas” dan “pemulangan sandera” dengan ambisi ekonomi kolonial yang disebarkan di balik layar.
Haaretz menekankan bahwa Jalur Gaza adalah wilayah Palestina yang dihuni oleh lebih dari dua juta orang, yang sebagian besar adalah pengungsi tahun 1948 dan keturunan mereka.
Surat kabar ini juga memperingatkan bahwa rencana apa pun untuk menduduki dan membersihkan Jalur Gaza “merupakan kejahatan internasional yang tidak memiliki tempat di dunia modern.” (raialyoum)
Prancis Akan Mengakui Negara Palestina Senin Depan, Portugal Minggu
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengaku telah memberi tahu Presiden Palestina Mahmoud Abbas melalui panggilan telepon mengenai niatnya mengakui “Negara Palestina” Senin depan.
Macron dalam sebuah postingan yang dipublikasikan di platform “X” pada hari Jumat (19/9) menjelaskan bahwa dia berdiskusi dengan Abbas mengenai situasi kemanusiaan yang mendesak di wilayah Palestina, termasuk Jalur Gaza.
Dia mengaku bermaksud mengumumkan pengakuan Negara Palestina dalam kunjungannya di New York sebagai bagian dari rencana perdamaian.
Presiden Prancis menambahkan bahwa dia kembali menyampaikan kepada Abbas tuntutan negaranya untuk melakukan reformasi di dalam Otoritas Palestina guna memastikan stabilitas negara di masa depan.
Menurut Macron, Presiden Palestina menegaskan kembali komitmennya untuk melaksanakan reformasi ini.
Macron mengatakan bahwa negaranya akan terus mendukung lembaga-lembaga Palestina di jalur ini dan akan berupaya memastikan pelaksanaan komitmen yang bertujuan untuk mencapai keamanan dan stabilitas di kawasan.
Portugal juga akan secara resmi mengakui Negara Palestina. Kementerian Luar Negeri Portugal pada hari Jumat mengumumkan bahwa negara ini akan secara resmi mengumumkan pengakuan itu pada hari Minggu depan, menjelang sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), di mana sekitar 10 negara lain dijadwalkan untuk mengikutinya.
Kementerian tersebut mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situs webnya bahwa “Portugal akan mengakui Negara Palestina… dan pengakuan resmi ini akan diumumkan pada Minggu, 21 September.”
Upaya Pembakaran Kedubes Israel
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Israel pada hari Jumat mengumumkan bahwa sebuah upaya pembobolan dan pembakaran telah terjadi di lobi kedutaan besarnya di Den Haag, Belanda.
Dalam pernyataan singkatnya, kementerian tersebut mengatakan, “Sebuah upaya pembobolan dan pembakaran terjadi di lobi kedutaan besar Israel di Den Haag, di mana polisi setempat berhasil menangkap pelakunya.”
Kementerian Luar Negeri Israel tidak mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang motif pelaku serta tingkat kerusakan, dan tidak ada pula laporan korban luka.
Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di beberapa ibu kota negara-negara Eropa terkait perang genosida Israel di Gaza yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun. (raialyoum)









