Rangkuman Berita Utama Sabtu 19 Juli 2025

Jakarta, ICMES. Seorang pejabat Iran mengatakan bahwa informasi intelijen menunjukkan bahwa Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan perang lagi terhadap Iran.

Petinggi militer Iran memuji unit-unit pertahanan udara negara itu atas kinerja mereka dalam peristiwa agresi AS-Israel selama 12 hari pada bulan Juni 2025, dan memperingatkan bahwa mereka akan membuat agresor menyesali risiko serangan apa pun terhadap wilayah Iran.

Tak kurang dari 18 tentara Israel dikabarkan nekat melakukan aksi bunuh diri sejak awal tahun 2025, tiga antaranya bulan Juli. Jumlah ini meningkat drastis  dibanding  angka yang tercatat pada paruh pertama tahun 2024.

Berita selengkapnya:

Informasi Intelijen Kabarkan AS Menyiapkan Perang lagi terhadap Iran

Seorang pejabat Iran mengatakan bahwa informasi intelijen menunjukkan bahwa Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan perang lagi terhadap Iran.

Situs berita Press TV Iran pada hari Kamis (18/7) mengutip pernyataan seorang pejabat senior Iran yang tidak disebutkan namanya bahwa Iran mengantongi informasi intelijen yang menunjukkan bahwa AS menggunakan inisiatif diplomatik sebagai kedok untuk menutupi persiapan militer, sehingga Teheran harus bersiap berkonfrontasi daripada terlibat dalam perundingan.

Dia menekankan bahwa setiap perundingan harus konsisten dengan realitas keamanan di kawasan sekitar.

“Untuk saat ini, kami pikir tujuan perundingan adalah untuk melucuti senjata Iran guna menutupi kelemahan Israel dalam perang berikutnya,” kata pejabat tersebut.

Dia menambahkan, “Intelijen kami menunjukkan Washington mengupayakan perundingan untuk mempersiapkan perang, bukan perdamaian. Jika demikian, kami tidak melihat alasan untuk membuang-buang waktu dan lebih memilih untuk fokus mempersiapkan konflik.”

Dia memperingatkan bahwa setiap putaran negosiasi baru harus mencakup “jaminan serius dan praktis” untuk memastikan proses tersebut bukan kedok tipu daya keamanan.

Pejabat itu menguraikan syarat-syarat utama perundingan, termasuk perhatian serius terhadap program nuklir Israel dan senjata pemusnah massalnya.

“Tidak seorang pun di kawasan ini akan menerima perlucutan senjata di kawasan ini sementara rezim yang haus darah seperti itu semakin bersenjata setiap hari,” tegasnya.

Menurutnya, hukuman yang setimpal bagi Israel dan kompensasi kepada Iran merupakan syarat lain untuk negosiasi, dan jika tidak maka negosiasi akan kembali menjadi awal perang.

“Ini adalah masalah bagi Amerika, dan kami tidak tahu bagaimana mereka akan menyelesaikannya,” ucap pejabat itu.

Teheran dan Washington terlibat dalam negosiasi yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dan utusan luar negeri Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff. Kedua pihak telah melakukan lima putaran perundingan tidak langsung yang dimediasi oleh Oman ketika Israel melancarkan serangkaian agresi yang praktis mengacaukan proses tersebut.

“Kita harus menerima jaminan bahwa Tuan Witkoff adalah mediator untuk solusi, bukan pemicu perang. Memberikan jaminan seperti itu sangat sulit, tapi kami siap memberikan satu kesempatan lagi dan mendengarkan apa yang dikatakan AS tentang masalah ini serta melihat tindakan praktisnya dalam hal ini,” ujar pejabat anonim tersebut.

Sehari sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa program nuklir Iran menderita pukulan telak dalam serangan AS pada bulan lalu. Karena itu, dia mengaku tidak terburu-buru untuk melanjutkan negosiasi dengan Teheran. (presstv/raialyoum)

Siap Perang lagi, Iran Nyatakan Pertahanan  Udaranya akan Menjerakan Musuh

Petinggi militer Iran memuji unit-unit pertahanan udara negara itu atas kinerja mereka dalam peristiwa agresi AS-Israel selama 12 hari pada bulan Juni 2025, dan memperingatkan bahwa mereka akan membuat agresor menyesali risiko serangan apa pun terhadap wilayah Iran.

Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran, Mayjen Abdolrahim Mousavi, pada hari Jumat (18/7) mengunjungi markas pertahanan udara nasional, di mana ia memberikan penghormatan kepada para martir, korban terluka, dan veteran perang, dan menyampaikan apresiasinya kepada seluruh personel pertahanan udara atas pengabdian mereka.

“Pertahanan udara, yang berdiri di garis depan perlindungan langit kita, telah membuktikan kemampuannya menahan semua tingkat ancaman dan membuat musuh-musuh bangsa Iran menyesali kesalahan perhitungan mereka,” ujarnya di sela-sela kunjungan tersebut.

Mousavi menyatakan demikian setelah Israel melancarkan agresi militer secara terbuka  terhadap Iran pada 13 hingga 24 Juni. Serangan itu menggugurkan sejumlah petinggi militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil Iran. AS kemudian membantu Israel dalam agresi ilegal tersebut dengan menyerang tiga fasilitas nuklir Iran.

Iran membalas dengan menggempur lokasi-lokasi penting di wilayah Palestina pendudukan dan pangkalan udara AS al-Udeid di Qatar, yang notabene instalasi militer terbesar AS di Timur Tengah. Dahsyatnya serangan balik Iran memaksa Israel untuk mengumumkan gencatan senjata sepihak pada 24 Juni.

Mousavi menambahkan bahwa penembak jatuhan sejumlah besar pesawat musuh tidak hanya menunjukkan kekuatan operasional Iran melainkan juga tekad dan keberanian pasukan pertahanan udaranya.

Dia memperingatkan, “Jika musuh berani menyerang negara kita lagi, dengan pertolongan Allah, mereka akan menghadapi pukulan yang lebih telak dan menderita kekalahan yang lebih besar dari sebelumnya.”

Ia juga menekankan perlunya mengimbangi ancaman yang terus berkembang, menyerukan pembaruan dan modernisasi sistem pertahanan secara berkelanjutan, disertai inovasi, mobilitas, dan pengandalan kapasitas sains dan teknologi dalam negeri. (presstv)

Tercatat 18 Tentara Israel Bunuh Diri Sejak Awal Tahun 2025

Tak kurang dari 18 tentara Israel dikabarkan nekat melakukan aksi bunuh diri sejak awal tahun 2025, tiga antaranya bulan Juli. Jumlah ini meningkat drastis  dibanding  angka yang tercatat pada paruh pertama tahun 2024.

Radio Militer Israel pada hari Jumat (18/7) melaporkan: “Data tersebut menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah bunuh diri di kalangan tentara tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.”

Radio tersebut mencatat bahwa data tersebut didasarkan pada “data tentara Israel yang diperoleh dari sumber-sumber yang mengetahui detailnya, dan bukan data resmi dari pihak tentara itu sendiri.”

“Pada paruh pertama tahun 2025, 15 tentara IDF bunuh diri, ditambah 3 tentara bulan ini, sehingga totalnya menjadi 18 tentara sejak awal tahun,” ungkapnya.

Radio itu menambahkan, “Padahal, pada paruh pertama tahun 2024, data bunuh diri hanya setengahnya, yaitu 9 tentara.”

Sementara itu, pemerintah Slovenia mengumumkan pencekalan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, dan Menteri Keuangan, Bezalel Smotrich.

“Kami telah memutuskan untuk menyatakan Ben-Gvir dan Smotrich sebagai persona non grata di negara kami,” ujar Menteri Luar Negeri Slovenia dalam sebuah pernyataan.

“Keputusan kami terkait Ben-Gvir dan Smotrich bertujuan untuk menekan Tel Aviv agar mengakhiri penderitaan di Gaza,” sambungnya.

Dengan keputusan ini, Slovenia menjadi negara Uni Eropa (UE) pertama yang mengambil keputusan demikian. Keputusan ini diambil setelah para menteri luar negeri UE gagal menyepakati tindakan bersama terhadap Israel atas pelanggaran HAM pada pertemuan mereka di Brussels Selasa lalu, yang mendorong berbagai negara agar mengambil tindakan sepihak. (raialyoum)