Rangkuman Berita Utama Sabtu 18 Januari 2025

Jakarta, ICMES. Rezim Zionis Israel masih mengintensifkan serangan udara dan tembakan artileri di Gaza, terutama terhadap bangunan tempat tinggal, hingga menggugurkan lebih dari 100 warga Palestina.

Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, BrigjenYahya Saree, mengumumkan pelaksanaan operasi serangan terhadap target militer Israel dan target AS di Laut Merah, sementara massa pengunjuk rasa aksi peduli Palestina  di Yaman mengucapkan selamat atas ketahanan bangsa Palestina.

Berita selengkapnya:

Israel Bunuh 100-an Orang Palestina di Gaza Meski Gencatan Senjata Sudah Diumumkan

Rezim Zionis Israel masih mengintensifkan serangan udara dan tembakan artileri di Gaza, terutama terhadap bangunan tempat tinggal, hingga menggugurkan lebih dari 100 warga Palestina.

Pertahanan sipil Gaza pada hari Jumat (17/1) menyatakan sedikitnya 101 warga Palestina, termasuk 27 anak-anak dan 31 wanita, gugur dan lebih dari 264 orang terluka diserang Israel di Gaza sejak pengumuman gencatan senjata pada hari Rabu.  Sebagian besar pembunuhan terjadi di Kota Gaza.

Serangan Israel belum menunjukkan tanda-tanda melambat di darat, dan tercatat ada puluhan serangan pada hari Jumat.

Di Jabalia di Gaza utara, sembilan anggota keluarga jurnalis Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, gugur.

Dua warga Palestina lainnya gugur akibat serangan udara Israel yang terpisah di daerah Jabalia al-Balad, di utara Gaza.

Jabalia telah menjadi sasaran serangan hebat sejak pengumuman gencatan senjata Gaza. Pada hari Kamis, sedikitnya 20 orang gugur dalam satu serangan di daerah tersebut.

Sedikitnya lima orang lainnya juga gugur dalam serangan lain yang terhadap sebuah rumah, di sebelah timur Kota Khan Younis, di Gaza Selatan pada hari Jumat.

Di sebelah barat Khan Younis, tiga orang gugur akibat serangan terhadap tenda-tenda yang menampung warga terlantar. Tenda lain menjadi sasaran di kamp Nuseirat di Gaza tengah, hingga menggugurkan satu orang.

Saat itu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengaku akan mengadakan pertemuan kabinetnya pada hari Jumat untuk menyetujui gencatan senjata yang telah lama ditunggu-tunggu.

Israel melancarkan perang genosida di Gaza pada tanggal 7 Oktober 2023, setelah para pejuang Hamas melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa yang mengejutkan terhadap Israel sebagai tanggapan atas penindasan rezim penjajah ini selama puluhan tahun terhadap Palestina.

Serangan Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 46.788 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 110.453 lainnya. Ribuan orang lainnya juga hilang dan diduga gugur tertimpa reruntuhan.

Gencatan senjata, yang diumumkan pada hari Rabu, terdiri dari tiga tahap dan akan mulai berlaku pada hari Minggu selama 42 hari.

Kesepakatan gencatan senjata menetapkan bahwa pertukaran tahanan skala besar akan terjadi, termasuk pembebasan 1.000 tahanan dari Gaza dan ratusan tahanan yang menjalani hukuman panjang.

Tahap pertama melibatkan pembebasan 33 tawanan, termasuk “anak-anak, wanita, tentara wanita, pria di atas 50 tahun, dan yang terluka dan sakit,” serta penarikan sebagian pasukan Israel secara bertahap. (presstv)

Pasukan Yaman Serang Israel dan  Kapal Induk AS

Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, BrigjenYahya Saree, mengumumkan pelaksanaan operasi serangan terhadap target militer Israel dan target AS di Laut Merah, sementara massa pengunjuk rasa aksi peduli Palestina  di Yaman mengucapkan selamat atas ketahanan bangsa Palestina.

Yahya Saree, pada hari Jumat (17/1) menyatakan bahwa “target vital rezim pendudukan Israel diserang di wilayah Umm al-Rashrash, sebelah selatan Palestina pendudukan,” dan bahwa “operasi tersebut dilakukan dengan empat rudal jelajah, dan berhasil mencapai tujuannya.”

Dia juga menyebutkan bahwa pasukan nirawak Yaman melakukan dua operasi militer dan sukses mencapai tujuan. Yang pertama menyerang target di wilayah Jaffa dengan tiga pesawat nirawak, dan operasi kedua menyerang pusat vital di wilayah Ashkelon dengan satu pesawat nirawak.

Saree menambahkan bahwa operasi keempat dilakukan oleh Angkatan Laut Yaman terhadap kapal induk AS USS Harry Truman dengan sejumlah pesawat nirawak, yang merupakan serangan ketujuh sejak kedatangan kapal raksasa itu di Laut Merah.

Dia memastikan pasukan Yaman siap menghadapi setiap perkembangan atau eskalasi AS-Israel terhadap Yaman, dan pasukan Yaman akan memantau perkembangan situasi di Jalur Gaza.

Saree menambahkan bahwa Yaman akan mengambil opsi eskalasi yang tepat jika Israel melanggar perjanjian atau meningkatkan operasinya terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Menurutnya, rakyat, para pejuang, para pemimpin dan tentara Yaman tidak akan meninggalkan bangsa dan cita-cita Palestina sampai semua wilayahnya dibebaskan dan kaum Zionis terusir dari sana.

Sementara itu, jutaan massa pengungjuk rasa bela Palestina di Lapangan Al-Sabeen, Sanaa, ibu kota Yaman, di hari yang sama dalam deklarasinya memuji  keteguhan rakyat Palestina dan perlawanan para pejuang mereka terhadap kejahatan Israel sebagai “legendaris dan tiada taranya.”

Massa mememikkan “bersama Gaza, perjuangan kami meningkat hingga agresi berhenti dan blokade dicabut”. Massa menyatakan, “Israel dalam putaran ini menerima pukulan terkuat dan gesekan paling parah dalam sejarah pendudukannya yang temporal.”

 Mereka menegaskan, “Putaran ini merupakan perwujudan citra persatuan dan persaudaraan yang paling kuat melalui barisan pendukung yang di dalamnya bercampur darah umat.”

Massa aksi nasional Yaman itu dalam deklarasinya juga mengucapkan selamat kepada bangsa Palestina atas kemenangan ini, serta kepada pasukan perlawanan dan front pendukung, terutama Hizbullah dan para pejuang resistensi Islam di Irak. Mereka juga menegaskan kesiapan penuh mereka untuk beraksi secara total demi melawan segala bentuk eskalasi kejahatan Israel. (almayadeen)