Rangkuman Berita Utama Sabtu 16 Agustus 2025

Jakarta, ICMES. Sekjen Hizbullah Syeikh Naim Qassem menegaskan pihaknya siap menjalani “perang Karbala” melawan pihak manapun yang hendak melucuti senjata Hizbullah, mengacu pada keputusan pemerintah Lebanon yang mendesak Hizbullah agar menyerahkan senjatanya kepada pemerintah, sesuai desakan AS dan Israel.

Warga Palestina di Kota Gaza terus dibombardir tentara Israel sementara pasukan Zionis tersebut bersiap untuk serangan besar-besaran guna  mencaplok wilayah tersebut dan melakukan pembersihan etnis di sana, sehingga petugas darurat tidak dapat menjangkau warga yang terjebak di permukiman Zeitoun.

Berita selengkapnya:

Syeikh Qassem: Hizbullah Siap Jalani Perang Karbala Jika Senjatanya Hendak Dilucuti

Sekjen Hizbullah Syeikh Naim Qassem menegaskan pihaknya siap menjalani “perang Karbala” melawan pihak manapun yang hendak melucuti senjata Hizbullah, mengacu pada keputusan pemerintah Lebanon yang mendesak Hizbullah agar menyerahkan senjatanya kepada pemerintah, sesuai desakan AS dan Israel.

Dalam pidato untuk Pawai Maukib al-Ahzan pada momen peringatan Arbain Imam Husain as di kota Baalbek, Jumat (15/8), Syeikh Qassem menegaskan, “Kita berada di antara pilihan bersama al-Husain as, atau bersama Yazid. Pilihan kami adalah bersama al-Husain masa kini, yang direpresentasikan oleh anugerah dan pendirian Imam Khomaini dan penerusnya, Imam Khamenei. Kami bersama al-Husain masa kini, kami bersama kubu perlawanan, bersama Palestina, dan melawan Yazid masa kini, yang direpresentasikan oleh Amerika dan Israel. Kami selalu berdiri untuk meneguhkan kebenaran, sebesar apapun pengorbanannya.”

Dia menambahkan, “Perlawanan adalah buah hasil ajaran Karbalaisme, dan merupakan kehidupan di jalan Imam Husain as serta merupakan bendera yang akan diserahkan kepada Shahib al-Ashr wa al-Zaman (Imam Mahdi), serta merupakan kehormatan, kemuliaan, nasionalisme dan kedaulatan. Perlawanan inilah yang memberi kesaksian, dan tak perlu kesaksian resmi dari para mustakbirin dan siapapun.”

Sembari mengingatkan berbagai prestasi Hizbullah dalam perjuangan melawan Israel dan membebaskan tanah Lebanon dari pendudukan Israel pada tahun 2000, Syeikh Qassem menyindir pemerintah Lebanon dengan menegaskan, “Kami harus bertanya kepada pihak yang tidak melawan, mana kalian di depan agresi dan pendudukan, dan apa hubungan kalian dengan kedaulatan? Sedangkan kubu resistensi adalah cahaya matahari yang cemerlang bagi semua orang.”

Dia menyatakan bahwa rakyat Lebanon memandang tentara negara ini tidak akan bisa melindungi Lebanon dari agresi Israel, sementara upaya diplomatik saja tidak cukup.

Sekjen Hizbullah menjelaskan,“Sebagian besar orang Lebanon mendukung kubu resistensi dan keberlanjutan perlawanan. Keputusan pemerintah melucuti senjata kubu resistensi dan rakyat pejuang pertahanan di tengah agresi tak ubahnya dengan memudahkan pembunuhan para pejuang serta pengusiran mereka dan keluarga mereka yang ada di dalam rumah mereka. Pemerintah sebaiknya (berusaha) menghentikan agresi (Israel), memulai pembatasan senjata dengan cara mencegah kebercokolan musuh di tanah Lebanon. Dengan (perlucutan senjata) itu, pemerintah melayani agenda Israel. Apakah pemerintah senang atas pujian Netanyahu kepada keputusannya itu?”

Dia bersaran kepada pemerintah, “Jika kalian merasa tak berdaya, serahkan musuh pada perlawanan kami, dan sebagaimana dalam peperangan yang pernah terjadi berulangkali, kali ini pun Israel akan gagal.”

Syeikh Naim Qassem menyayangkan apa yang dia sebutkan bahwa “sebagian negara Arab mendukung Israel dalam menyerang kubu perlawanan dan para pejuang resistensi.”

Dia lantas menegaskan pendirian final Hizbullah terkait desakan perlucutan senjata.

“Kubu perlawanan tidak akan pernah menyerahkan senjatanya manakala agresi (Israel) berkelanjutan, dan pendudukan masih ada. Kami akan menjalani perang Karbala jika dirasa perlu dalam melawan agenda Israel dan Amerika ini, seberapapun memberatkan kami. Kami yakin bahwa kami akan menang dalam pertempuran ini,” tegasnya.

Dia juga mengisyaratkan risiko perang saudara di Lebanon jika perlucutan senjata hendak dipaksakan terhadap Hizbullah.

Dia menegaskan, “Pemerintah Lebanon harus bertanggungjawab atas ledakan dalam negeri dan kehancuran Lebanon jika kalian akan berpihak pada tipu daya pihak lain, berusaha berkonfrontasi dengan kami, dan hendak menumpas kami. Lebanon tak mungkin bisa dibangun kecuali dengan semua elemennya, ia akan tetap eksis, dan kita eksis bersama, atau selamat tinggal dunia, dan kalian harus bertanggungjawab.” (alalam)

Israel Serang Petugas Darurat yang Berusaha Membantu Warga yang Terjebak di Gaza

Warga Palestina di Kota Gaza terus dibombardir tentara Israel sementara pasukan Zionis tersebut bersiap untuk serangan besar-besaran guna  mencaplok wilayah tersebut dan melakukan pembersihan etnis di sana, sehingga petugas darurat tidak dapat menjangkau warga yang terjebak di permukiman Zeitoun.

Juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmoud Basal, mengatakan bahwa tentara Israel telah menembaki kendaraan darurat yang berusaha menjangkau korban luka di Zeitoun pada hari Jumat (15/8), sementara quadcopter Israel menyebarkan selebaran yang mengancam pengungsian paksa. Warga diminta meninggalkan beberapa bagian permukiman di timur, tempat ratusan rumah dihancurkan belakangan ini.

Dari Deir el-Balah dilaporkan bahwa Israel telah mengerahkan “artileri berat, drone, dan jet tempur”, dengan empat permukiman di Kota Gaza “melaporkan pemboman tanpa henti yang mengguncang tanah siang dan malam” sementara militer melanjutkan rencananya.

“Ini adalah pembongkaran total kehidupan sipil untuk memastikan bahwa orang-orang tidak akan pernah diizinkan kembali ke wilayah ini,” ungkap wartawan Aljazeera.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya merebut pusat kota terbesar Gaza dan memaksa ratusan ribu warga Palestina mengungsi ke zona konsentrasi, meskipun ada gelombang kritik dari keluarga tawanan yang ditahan di Gaza dan para pendukung mereka, lembaga keamanan Israel, serta banyak negara dan organisasi di seluruh dunia.

Seiring militer mendekati Kota Gaza, mereka juga melanjutkan serangan di bagian lain wilayah kantong tersebut, menewaskan 44 orang, termasuk 16 pencari bantuan yang putus asa mencari nafkah untuk keluarga mereka, menurut sumber medis.

Serangan tersebut antara lain menyasar dua rumah sakit, yang  menyatakan adanya permohonan harian dari warga Palestina, sementara tidak ada tempat aman dari pemboman di Jalur Gaza.

Satu orang gugur di RS al-Shifa di Kota Gaza, yang telah dibom dan dibakar berkali-kali selama perang. Dan setidaknya dua orang tewas di RS Al-Aqsa di Deir el-Balah dalam sebuah ledakan yang didahului oleh segerombolan pesawat nirawak Israel yang terbang di atas rumah sakit tersebut.

Di saat yang sama, para pencari bantuan terus menjadi sasaran di dekat lokasi distribusi bantuan kemanusiaan yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), dengan sumber medis melaporkan 16 orang tewas pada hari Jumat.

Kantor hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan setidaknya 1.760 warga Palestina terbunuh saat mencari bantuan di Gaza sejak akhir Mei – melonjak beberapa ratus orang sejak angka terakhir yang dipublikasikan pada awal Agustus.

Dari 1.760 orang tersebut, 994 gugur di sekitar lokasi GHF dan 766 di sepanjang rute konvoi pasokan. Sebagian besar pembunuhan dilakukan oleh militer Israel, kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan. Kontraktor keamanan Amerika Serikat juga telah menembaki para pencari bantuan.

Sementara itu, ketika muncul laporan bahwa seorang anak lainnya meninggal dunia akibat kelaparan yang disebabkan oleh Israel di wilayah kantong tersebut, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan hampir satu dari lima anak kecil di Kota Gaza kini dianggap kekurangan gizi.

Jumlah korban tewas akibat kelaparan kini telah mencapai 240, termasuk 107 anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan.

PBB menyatakan Gaza membutuhkan setidaknya 600 truk bantuan yang masuk setiap hari untuk melawan dampak kelaparan buatan manusia yang disebabkan oleh blokade total Israel selama berbulan-bulan. (aljazeera)