Jakarta, ICMES. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menekankan bahwa “selain lapangan dan diplomasi, ada poros ketiga yang disebut media”, dan bahwa gempuran yang menerjang tentara Suriah ada di ranah media dan psikologis, sebelum di kancah militer, sehingga tentara Suriah kalah sebelum berperang.

Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran menggelar latihan militer berskala besar di dekat fasilitas nuklir Natanz, provinsi Isfahan, di bagian tengah negara ini.
Sekira 50 warga Palestina gugur akibat serangan pasukan pendudukan Zionis Israel di berbagai daerah di Jalur Gaza sejak dini hari Selasa (7/1), menurut laporan reporter Al-Mayadeen. Sebelumnya, presiden terpilih AS Donald Trump melontarkan ancaman keras terhadap Hamas.
Berita selengkapnya:
Menlu Iran: Media Sedemikian Penting Sehingg Tentara Suriah Kalah Akibat Gempuran di Front Media
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menekankan bahwa “selain lapangan dan diplomasi, ada poros ketiga yang disebut media”, dan bahwa gempuran yang menerjang tentara Suriah ada di ranah media dan psikologis, sebelum di kancah militer, sehingga tentara Suriah kalah sebelum berperang.
“Saya selalu mengatakan bahwa ada poros ketiga yang disebut media. Selain medan laga dan ranah diplomasi, ada poros ketiga bernama media. Musuh telah banyak berinvestasi pada bidang ketiga, yaitu media,” ungkapnya dalam kata sambutannya pada festival keempat apresiasi kepada para direktur dan pegawai Sekolah Syahid Qasem Soleimani di Teheran, Selasa (7/1).
Dia menjelaskan, “Pada bidang media, terutama dengan teknologi baru, dunia maya, dan berbagai fasilitas yang diberikan, mereka (pihak lawan) secara kognitif dan naratif berusaha mengguncang Poros Resistensi. Ini adalah masalah penting yang harus diperhatikan.”
Araghchi menambahkan, “Pukulan yang diterima di Suriah oleh tentara Suriah, sebelum pukulan militer, adalah pukulan psikologis melalui pengkondisian yang dilakukan di media dan dunia maya, sehingga tentara Suriah kalah sebelum perang, dan tak mampu bertahan.”
Menteri Luar Negeri Iran lantas mengingatkan, “Ini merupakan lonceng peringatan bagi kita semua untuk waspada terhadap suasana yang dibuat oleh musuh di media untuk mematahkan mental, menimbulkan rasa putus asa, dan menyebabkan keguncangan.”
Lebih jauh, Araghchi mengatakan perlawanan terhadap pendudukan dan penindasan merupakan suatu ajaran yang tak dapat dimusnahkan dengan bombardir, dan karena itu darah syuhada justru menjadi sumber semangat dan tekad perlawanan.
“Senjata utama ajaran perlawanan adalah darah syuhada, dan ini merupakan sesuatu yang tak disadari oleh musuh. Darah ini memperbesar gelora perlawanan. Dengan darah Syahid Nasrallah, gerakan Hizbullah menjadi semakin kuat dan penuh kepercayaan,” katanya.
Menteri Luar Negeri Iran juga memastikan bahwa pasukan relawan Iran mengerahkan segenap kemampuan di semua bidang.
“Sekarang ini pasukan relawan hadir dan memang harus hadir di berbagai ranah sosial, militer, kebudayaan dan ekonomi negara…. Kita harus menunjukkan kepada musuh bahwa kita masih kuat, optmis dan bermotivasi di gelanggang, dan tidak membiarkan serangan dan upaya mereka menimbulkan kekacauan pada tekad kita,” pungkasnya. (alalam)
Pasukan Dirgantara IRGC Gelar Latihan Militer di Dekat Fasilitas Nuklir
Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran menggelar latihan militer berskala besar di dekat fasilitas nuklir Natanz, provinsi Isfahan, di bagian tengah negara ini.
Tahap pertama latihan dengan nama sandi Eqtedar 1403 dimulai pada hari Selasa (7/1) di pinggiran fasilitas pengayaan uranium Natanz atas instruksi komandan Pangkalan Pertahanan Udara Khatam al-Anbia, Brigjen Qader Rahimzadeh.
Selama fase latihan militer ini, unit pertahanan udara Pasukan Dirgantara IRGC memberikan perlindungan lengkap terhadap situs nuklir Shahid Ahmadi Roshan, yang juga dikenal sebagai situs Natanz, di depan berbagai ancaman udara dalam kondisi peperangan elektronik yang kritis.
Pasukan militer Iran menggelar latihan rutin sesuai jadwal terperinci di berbagai wilayah negara ini untuk menguji persenjataan dan peralatan mereka serta mengevaluasi kesiapan tempur mereka.
Pejabat Iran telah berulang kali menegaskan bahwa negara republik Islam ini tidak akan pernah ragu untuk memperkuat kemampuan militernya yang sepenuhnya dimaksudkan untuk pertahanan terhadap potensi ancaman baru. (presstv)
Serangan Israel Gugurkan Puluhan Warga di Jalur Gaza, Trump Ancam Hamas
Sekira 50 warga Palestina gugur akibat serangan pasukan pendudukan Zionis Israel di berbagai daerah di Jalur Gaza sejak dini hari Selasa (7/1), menurut laporan reporter Al-Mayadeen. Sebelumnya, presiden terpilih AS Donald Trump melontarkan ancaman keras terhadap Hamas.
Dilaporkan antara lain bahwa 18 warga Palestina, termasuk delapan anak-anak, gugur akibat serangan pasukan Zionis ke beberapa daerah dan tenda-tenda yang menampung pengungsi di Khan Yunis, Jalur Gaza selatan.
Sementara di sebelah timur kota Gaaza, empat orang gugur dan sejumlah lainnya luka-luka akibat serangan udara Israel terhadap sekelompok warga di lingkungan Al-Tuffah di kawasan Al-Shaaf.
Pasukan Israel juga mengebom lingkungan Al-Zaytoun di tenggara Kota Gaza, dan pesawat Israel juga menyerang sebuah rumah di sekitar Masjid Beersheba di bagian utara lingkungan Sheikh Radwan, sebelah utara Kota Gaza.
Pesawat pendudukan juga melancarkan serangan di wilayah selatan lingkungan Al-Sabra di Kota Gaza.
Di Jalur Gaza tengah, pasukan Zionis melepaskan tembakan ke arah kawasan Al-Dawa dan perusahaan listrik, di timur laut kamp Nuseirat.
Sejumlah warga gugur dan terluka akibat serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di Jalan Old Gaza di Jabalia al-Balad, sebelah utara Jalur Gaza.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, jumlah korban gugur akibat agresi Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 sampai sekarang bertambah menjadi lebih dari 45.885 orang, sedangkan korban luka 109.196 orang.
Sehari sebelumnya, Presiden terpilih AS Donald Trump mengaku sebagai “sahabat terbaik” bagi Israel, sembari mengulangi ancaman bahwa akan ada “neraka yang harus dibayar” jika Hamas tidak melepaskan “sandera” pada saat dia dilantik.
Trump menyatakan demikian ketika penyiar kondang Hugh Hewitt bertanya kepadanya apakah dia akan memberikan bantuan militer “tanpa gangguan” kepada Israel.
Trump yang akan dilantik sekira dua minggu lagi menjawab, “Saya adalah sahabat terbaik secara mutlak bagi Israel. Lihatlah apa yang terjadi pada segala sesuatu yang telah saya lakukan untuk Israel, termasuk bahwa Yerussalem (Al-Quds) harus menjadi ibu kota baginya, dan pendirian Kedubes AS di sana.”
Dia kemudian mengancam, “Jika para sandera tidak dibebaskan pada saat saya menjabat (pada siang hari tanggal 20 Januari), maka akan ada konsekuensi yang sangat besar. Saya rasa saya tidak perlu memikirkan masalah ini lagi.”
Pada tanggal 1 Desember lalu, Trump di situs Truth Social menyatakan: “Mereka yang bertanggung jawab atas hal ini akan terkena dampak yang lebih parah dibandingkan siapa pun dalam sejarah Amerika Serikat yang panjang dan padat karya. Bebaskan para sandera sekarang!” (almayadeen/raialyoum)