Rangkuman Berita Utama  Rabu 7 Mei 2025

Jakarta, ICMES. Ketua Dewan Tinggi Politik Yaman Mahdi al-Mashat menegaskan Yaman pantang mundur dari aksi membela Gaza, dan berjanji akan melancarkan serangan balasan yang “mengguncang” Israel.

Media Israel menyatakan bahwa serangan Israel terhadap Yaman sia-sia karena tidak akan membendung serangan pesawat nirawak dan rudal balistik Yaman.

Sedikitnya 20 warga Palestina, termasuk tujuh anak-anak, gugur dan puluhan lainnya cedera akibat  serangan udara Israel menghantam banguan sekolah yang menjadi tempat penampungan pengungsi di bagian tengah Jalur Gaza.

Berita selengkapnya:

Pemimpin Yaman: Mendekamlah Dalam Bunker, Balasan Kami akan Mengguncang

Ketua Dewan Tinggi Politik Yaman Mahdi al-Mashat menegaskan Yaman pantang mundur dari aksi membela Gaza, dan berjanji akan melancarkan serangan balasan yang “mengguncang” Israel.

“Balasan Sanaa akan mengguncang dan menyakitkan, Israel dan AS tidak akan sanggup menanggungnya,” tegas al-Mashat, Selasa (6/5).

“Mulai sekarang, mendekamlah di tempat perlindungan atau segera pulang ke tanah air kalian, karena pemerintah kalian yang gagal tidak akan mampu lagi melindungi kalian,” sambungnya.

Dia juga mengatakan, “Agresi Israel membuktikan kepada bangsa kami akan kebenaran tindakan dan perjuangan mereka, dan semakin meyakinkan mereka saat melihat bahwa mereka menghadapi musuh paling keji yang pernah dikenal manusia.”

Mengenai serangan Yaman sebelumnya terhadap Bandara Ben-Gurion di Palestina pendudukan, al-Mashat mengatakan, “Kejadian itu membuktikan bahwa serangan kami menyakitkan dan akan terus berlanjut.”

Sedangkan mengenai serangan Israel dan AS terhadap Yaman, dia menegaskan, “Tidak ada agresi yang akan menghalangi kami dari keputusan yang adil untuk mendukung saudara-saudara kami di Palestina, sampai agresi berhenti dan blokade di Gaza dicabut. Tidak ada kata mundur dalam mendukung Gaza, berapa pun biayanya.”

Al-Mashat menyatakan demikian setelah Israel melancarkan serangan udara terhadap Sanaa, ibu kota Yaman, dengan target bandara, pembangkit listrik, dan pabrik di berbagai daerah.

Israel melancarkan serangan justru setelah Presiden AS Donald mengumumkan penghentian serangan udara terhadap Yaman dengan dalih bahwa ” Yaman berjanji menghentikan serangan maritim.”

Selain itu, Kementerian Luar Negeri Oman sebelumnya juga mengatakan bahwa upaya Oman telah menghasilkan perjanjian gencatan senjata antara AS dan otoritas terkait di Sanaa, Yaman, dengan tujuan untuk meredakan situasi.” (almayadeen)

Media Israel: Serangan terhadap Yaman Sia-Sia, Hanya demi Konsumsi Publik

Media Israel menyatakan bahwa serangan Israel terhadap Yaman sia-sia karena tidak akan membendung serangan pesawat nirawak dan rudal balistik Yaman.

Mantan anggota Knesset untuk Partai Buruh Israel, Emilie Moatti, mengatakan, “Tidak ada gunanya serangan Israel itu selain untuk menenangkan publik, dan menyatakan bahwa setiap serangan akan dibalas dengan serangan setimpal.”

Dikutip al-Mayadeen, Selasa (6/5), dalam wawancara dengan Channel 13, Moatti juga mengatakan, “Serangan Israel, serta serangan Amerika, Inggris, dan Saudi sebelumnya di Yaman tidak ada gunanya, dan ditujukan semata untuk berbicara kepada publik. Amerika, Saudi, dan Inggris telah menyerang Yaman sejak lama, dan kita belum melihat hasil apa pun.”

Koresponden Channel 13 Moria Asraf mengatakan, “Serangan Israel dipahami oleh Amerika dan dikoordinasikan dengan mereka karena serangan Yaman telah berdampak signifikan pada akses udara ke Israel setelah beberapa maskapai penerbangan membatalkan penerbangan mereka.”

Sementara itu, Mohammed Magadli, jurnalis Channel 12, mengatakan, “Siapa pun yang mengikuti liputan media Israel terus-menerus mendengar istilah ‘pengeboman yang belum pernah terjadi sebelumnya’, padahal kenyataannya ialah tentara pernah mengebom bandara Sanaa tahun lalu. Jadi ini bukan pertama kalinya.”

Di Channel 13 Israel, Elad Zini menyoal, “Apa yang dilakukan pendudukan Israel pada dasarnya merupakan upaya menambah apa yang dilakukan Amerika, tetapi apakah ini akan membantu?”

Dia mengatakan, “Apa yang diupayakan Israel adalah sedapat mungkin menghilangkan ancaman rudal balistik, meskipun tidak sepenuhnya. Tapi masalahnya adalah senjata-senjata ini terlindungi di daerah pegunungan di provinsi-provinsi yang dekat dengan Sanaa. Karena itu, Sanaa masih mampu meluncurkan rudal dalam situasi ini.”

Zini menambahkan, “Kemampuan produksi dan peluncuran merupakan fakta yang sudah mapan, dan sekarang semua atau sebagian besar rudal balistik, serta drone, berada di lokasi yang terlindung dan tidak dapat dijangkau dari udara.”

Dia juga mengatakan, “Amerika telah mencoba, dan mereka memiliki kekuatan yang luar biasa, tapi sejauh ini mereka belum menyelesaikan masalah.” (almayadeen)

Israel Mengebom Gedung Sekolah di Gaza, 20 Orang Palestina Gugur, Termasuk 7 Anak

Sedikitnya 20 warga Palestina, termasuk tujuh anak-anak, gugur dan puluhan lainnya cedera akibat  serangan udara Israel menghantam banguan sekolah yang menjadi tempat penampungan pengungsi di bagian tengah Jalur Gaza.

Serangan itu menyasar warga sipil yang mengungsi di sekolah Abu Hamisa, yang terletak di sebelah timur kamp pengungsi al-Bureij. Saksi mata dan penduduk setempat mengatakan mayat korban Palestina terlempar ke udara di atas gedung sekolah akibat intensitas pengeboman.

Korban luka dilarikan ke Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir al-Balah serta ke Rumah Sakit Al-Awda di Nuseirat. Juru bicara rumah sakit mengatakan tidak tersedia cukup pasokan medis untuk menangani korban luka yang berdatangan.

Sementara itu, sumber medis mengatakan bahwa tim penyelamat dan darurat berusaha mengeluarkan jenazah yang terperangkap di bawah reruntuhan.

Sejak Selasa dini hari (6/5), serangan udara Israel telah menggugurkan lebih dari 30 warga sipil di seluruh wilayah Jalur Gaza.

Dalam 24 jam terakhir, jenazah 48 korban gugur dan 142 korban luka dibawa ke rumah sakit di seluruh Gaza.

Hamas mengecam serangan di Bureij sebagai ‘kejahatan perang yang keji’ karena “menyasar warga sipil yang tak berdaya di tempat-tempat perlindungan dan tempat berteduh.”

“Pembantaian di Bureij adalah kejahatan perang keji yang mengharuskan penuntutan para pemimpin rezim pendudukan di pengadilan internasional sebagai penjahat perang,” ungkap Hamas.

Hamas mendesak masyarakat internasional, termasuk PBB, “untuk memecah kebisuan mereka dan mengambil langkah-langkah mendesak dan efektif untuk menghentikan pembantaian” di Gaza.

Israel telah membantai 52.945 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai 118.366 lainnya di Gaza sejak Oktober 2023, menurut kementerian kesehatan Gaza.

Selain itu, sedikitnya 10.000 orang tidak diketahui keberadaannya, diduga gugur di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh wilayah Jalur Gaza.

Perang genosida Israel juga menyebabkan hampir dua juta orang mengungsi seluruh wilayah Gaza. (presstv)