Jakarta, ICMES. Evaluasi awal AS menyimpulkan bahwa serangan yang dilancarkan AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu tidak menghancurkan komponen utama program nuklir Teheran, melainkan kemungkinan besar hanya memundurkannya beberapa bulan.

Pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengatakan bahwa gelombangan serangan ke-22 dan terakhir Operasi True Promise III menjadi “pelajaran bersejarah dan tak terlupakan” bagi Rezim Zionis Israel.
Sejumlah besar besar warga Iran berbondong-bondong ke Bundara Enghelab di Teheran, ibu kota Iran, untuk mengapresiasi perjuangan pasukan Iran melawan kejahatan pasukan Zionis Israel dan agresinya terhadap Iran.
Berita selengkapnya:
Klaim Trump Mengenai Serangan AS terhadap Iran Terungkap sebagai Isapan Jempol
Evaluasi awal AS menyimpulkan bahwa serangan yang dilancarkan AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu tidak menghancurkan komponen utama program nuklir Teheran, melainkan kemungkinan besar hanya memundurkannya beberapa bulan.
Evaluasi ini dijelaskan kepada CNN pada hari Selasa (24/6) oleh tiga orang yang mengetahui masalah ini, dan disiapkan oleh Badan Intelijen Pertahanan Pentagon, namun belum dipublikasikan.
Satu sumber mengatakan laporan tersebut didasarkan pada penilaian kerusakan yang dilakukan oleh Komando Pusat AS pasca serangan terhadap fasilitas nuklir Fordow, Natanz, dan Isfahan, yang diumumkan Presiden AS Donald Trump pada Minggu pagi.
Menurut CNN, analisis kerusakan pada lokasi dan dampak serangan terhadap ambisi nuklir Iran masih berlangsung dan dapat berubah seiring dengan tersedianya lebih banyak informasi intelijen.
Namun, temuan awal itu, menurut sumber tersebut, kontras dengan klaim berulang Trump bahwa serangan AS telah “menghancurkan secara total” fasilitas pengayaan uranium Iran, dan pernyataan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth pada hari Minggu bahwa ambisi nuklir Iran telah “dihilangkan.”
Dua orang yang mengetahui penilaian tersebut mengatakan bahwa persediaan uranium yang diperkaya milik Iran tidak hancur.
Satu sumber menjelaskan, “Sebagian besar mesin sentrifugal masih utuh. Penilaian Badan Intelijen Pertahanan AS ialah bahwa AS telah menunda fasilitas tersebut paling lama beberapa bulan.”
Trump mengklaim pasukannya telah “menghancurkan secara total dan menyeluruh” situs nuklir utama Teheran. Namun, para ahli mengatakan tidak jelas apakah serangan tersebut melenyapkan program nuklir, sementara Iran justru telah memindahkan persediaan uraniumnya yang sangat diperkaya dari situs yang menjadi sasaran sebelum serangan, yang telah diantisipasi secara luas.
Iran secara konsisten membantah sedang berupaya mendapatkan senjata nuklir.
Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Behrouz Kamalvandi, pada hari Selasa menegaskan bahwa “industri nuklir berakar kuat di tanah Iran,” dan bahwa “industri ini harus terus berlanjut dan tidak akan berhenti.”
Kamalvandi, yang juga wakil kepala AEOI, mengatakan, “Mereka harus tahu bahwa industri ini berakar kuat di negara kita, dan mereka tidak dapat mencabutnya. Mengingat kemampuan dan kapasitas yang kita miliki, pertumbuhan industri ini secara alami harus terus berlanjut dan tidak akan berhenti.” (raialyoum/alalam)
IRGC: Gelombang Terakhir True Promise Jadi “Pelajaran Tak Terlupakan” bagi Zionis
Pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengatakan bahwa gelombangan serangan ke-22 dan terakhir Operasi True Promise III pada hari Selasa (24/6) menjadi “pelajaran bersejarah dan tak terlupakan” bagi Rezim Zionis Israel.
Dalam sebuah pernyataan, IRGC mengatakan operasi balasan pada Selasa pagi itu dilakukan sebagai respons atas agresi “brutal dan membabi buta” Israel, yang merenggut nyawa sejumlah warga sipil.
Menurut IRGC, militer Israel telah “memohon” kepada AS untuk gencatan senjata setelah “dibuat frustrasi oleh perlawanan heroik bangsa Iran.”
Hanya beberapa menit sebelum “gencatan senjata paksa” bagi rezim tersebut mulai berlaku, IRGC mengaku telah meluncurkan 14 rudal terhadap pusat-pusat militer dan logistik Israel.
“Sesuai yang dijanjikan, putra-putra bangsa di dalam Angkatan Bersenjatalah yang memaksakan kehendak mereka kepada musuh Zionis,” ungkap IRGC, seraya menambahkan bahwa pasukan Iran tetap waspada dan memantau pergerakan Israel dengan saksama.
Israel terpaksa menghentikan agresinya secara sepihak terhadap Iran pada Selasa dini hari, setelah Presiden AS Donald Trump membuat pengumuman di platform media sosialnya bahwa gencatan senjata telah dicapai antara Iran dan rezim Israel.
Trump mengklaim bahwa Iran dan rezim Israel telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata yang “lengkap dan total”, mengakhiri perang yang dilancarkan Israel pada 13 Juni dengan agresi dan pelanggaran hukum.
Menanggapi klaim Trump tersebut, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan bahwa “tidak ada kesepakatan” mengenai gencatan senjata atau penghentian operasi militer, namun jika rezim Israel menghentikan agresinya “paling lambat pukul 4 pagi waktu Teheran,” Iran juga akan menyudahi serangan balasannya.
Namun, Israel melanggar gencatan senjata dengan melancarkan tiga gelombang serangan di wilayah Iran hingga pukul 9:00 pagi waktu setempat, menurut Letkol Ebrahim Zolfaqari, juru bicara Markas Besar Militer Pusat Khatam al-Anbiya.
Panglima IRGC, Mayjen Mohammad Pakpour, memperingatkan dalam pernyataan sebelumnya bahwa Washington harus membayar mahal jika Israel memperbarui agresi terhadap Iran. (presstv)
Rakyat Iran Gelar Selebrasi Kemenangan Perang atas Israel
Sejumlah besar besar warga Iran berbondong-bondong ke Bundara Enghelab di Teheran, ibu kota Iran, pada Selasa (24/6) untuk mengapresiasi perjuangan pasukan Iran melawan kejahatan pasukan Zionis Israel dan agresinya terhadap Iran.
Mereka mengadakan selebrasi sembari menyerukan kewaspadaan terhadap tindakan Israel dalam bentuk apa pun, dan mendukung penuh keberanian pasukan berkonfrontasi.
Masyarakat dari berbagai latar belakang, termasuk pria, wanita, dan anak-anak, berpartisipasi dalam aksi tersebut. Mereka mengibarkan bendera Iran dan membawa poster Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayyid Ali Khamenei dan para martir.
Mereka juga membentangkan spanduk bertuliskan slogan-slogan antara lain “Kami akan berdiri teguh sampai akhir,” “Amerika adalah kaki tangan dalam semua kejahatan entitas Zionis,” “Tidak untuk perdamaian yang dipaksakan, ya untuk perdamaian berkelanjutan,” dan “Siap melayanimu, Khamenei.”
Para peserta juga memekikkan slogan-slogan kutukan terhadap AS dan Israel, antara lain: “Pantang menyerah, pertempuran ini untuk Amerika,” “Mampus Amerika,” dan “Mampus Israel pembantai anak-anak.”
Mereka menegaskan dukungan penuh mereka terhadap angkatan bersenjata dan komitmen mereka terhadap persatuan nasional di belakang Pemimpin Besar. Para peserta juga meneriakkan slogan-slogan dukungan kepada Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Angkatan Bersenjata Iran, pasukan relawan Basij, dan pasukan kepolisian. (tasnim)